Bab 58: Harapan yang Terkabul

146 24 5
                                    

Semua orang membisu ketika dari ufuk timur muncul cahaya yang perlahan semakin terpancar dan menerangi bumi. Cahaya dari matahari pagi itu membuat semua orang yang masih bertahan tanpa sadar menitikkan air mata mereka.

Pada akhirnya, harapan mereka semua terkabul.

Semua kekacauan ini berakhir dengan bahagia.

Langit nan gelap itu telah menghilang dan tergantikan dengan cerahnya sinar matahari.

Walaupun ketika kekacauan terjadi, rata-rata semua orang harus kehilangan orang terkasih karena dimakan oleh makhluk kegelapan, namun mereka semua tetap bersyukur karena hal terburuk yang mereka pikirkan tidak terjadi.

Drag yang sedang mengumpulkan semua orang yang selamat di alun-alun kota, menatap ke arah Aiken, Wendy, Andrew, dan Xavier dengan keadaan kacau dan pakaian hingga wajah mereka dihinggapi oleh debu serta bercak darah dari para makhluk kegelapan.

Drag menyambut mereka dengan senyuman hangat. Para iblis yang sedang membantu beberapa penduduk yang terluka, langsung berjalan mendekati Xavier. Mereka menanyakan keberadaan sang ratu, Haema.

"Nona Haema baik-baik saja, kalian tidak perlu mengkhawatirkan keadaan nona, dia adalah ratu yang kuat" ucap Xavier kepada para iblis yang takut sekali bahwa mereka akan kembali kehilangan ratu hebat mereka.

Sang ratu yang selalu dikaitkan dengan sihir terkutuk.

Semua penduduk di Darhagen menatap pemimpin mereka, Aiken Cattegirn. Mereka semua berdiri ketika mereka melihat pemimpin mereka berjalan mendekati para penduduk yang selamat walaupun ada beberapa yang terluka.

Aiken juga menatap para prajurit yang berhasil bertahan hingga detik ini.

"Maafkan aku, karena aku tidak bisa melindungi Darhagen dari serangan Chaos dan Tenebris. Maafkan aku, karena aku gagal melindungi empat pilar dari Mafornburgh dan tidak mampu melindungi negara-negara di luar Gredam yang tidak memiliki kekuatan sihir. Lebih tepatnya, aku gagal melindungi semuanya dan hanya bisa bergantung kepada para kesatria. Aku adalah pemimpin yang buruk."

Semua mata tertuju kepada Aiken yang mengepalkan kedua tangannya dengan kuat, kepalanya tertunduk karena dia tidak sanggup menatap tatapan penuh kekecewaan dari semua penduduk Darhagen yang selamat.

Namun, Aiken mendapati ujung sepatu yang penuh debu berada di hadapannya, dia pun mendongak dan mendapati salah satu penduduknya yang merupakan seorang tukang kayu sudah berdiri di hadapannya.

Tukang kayu itu menepuk pundak Aiken.

"Anda adalah pemimpin yang baik, Tuan Cattegirn. Apa anda tidak lihat? Kami semua sangat bersyukur karena kami semua tidak kehilangan anda, tuan."

Tukang kayu itu tersenyum dengan tulus ke Aiken yang tertegun melihat senyuman itu. Dia mengarahkan pandangannya ke seluruh penduduk Darhagen, dan mereka semua menatapnya dengan binar yang menyiratkan betapa bahagianya mereka karena pemimpin mereka berhasil selamat.

"Anda tentu tidak bisa melindungi semua orang di seluruh Gredam, tuan. Melihat para kesatria, anda sendiri, beserta Tuan Andrew, dan Nona Laurels berhasil mengalahkan Tenebris saja, kami sudah sangat bahagia. Kami bersyukur kalian semua selamat."

"Dan, tidak ada yang perlu disalahkan dalam kejadian ini, tuan. Kita telah berhasil melewati semua ini, mari kita syukuri apa yang terjadi di hari ini dan mari kita berduka dan mendoakan orang-orang yang berduka."

Aiken tercekat mendengar kalimat yang terdengar sangat tulus itu benar-benar dari warga Darhagen. Setetes air mata lolos dan membasahi kedua pipinya karena dia begitu terharu mendengar kalimat tersebut.

[FF NCT DREAM] Helmut: ChaosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang