Jangan lupa Vote & Comment, ya!
Selamat Membaca 🐣.
.
.
.
"Ssshh ahh--Phi pelan-pelan, sakit banget--ah"
"Iya, Phi sudah pelan" Membantu Mew naik ke atas ranjang.
"Tadi waktu mau makan, tubuhku tidak sakit. Kenapa sekarang tiba-tiba seperti remuk rasanya"
"Tadi obat penahan rasa sakit masih bekerja. Setelah kamu makan, efek obat itu sudah hilang" Mew mengangguk mengerti lalu naik dan berbaring di atas ranjang, diselimuti oleh Off.
"Phi sudah taruh cadangan obat di sana" Menunjuk ke arah meja di sisi kanan ranjang Mew.
"Nanti saat Gulf datang menjemput, jangan lupa kamu bawa obatnya" Mendengar kembali nama orang yang ia benci, Mew enggan menjawab.
"Phi keluar dulu. Tidak apa-apa kan Phi tinggal?""Hm" Mengangguk lesu kemudian menarik selimut karena suhu ruang sangat dingin.
Saat Off hendak menyentuh knop pintu---
"Phi Off"
Off berbalik untuk melihat ke arah Mew.
"Ada apa?"
"Menurut Phi, apakah Gulf orang yang baik?" Mew mengubah posisi tubuh menjadi telentang.
Off berpikir sejenak.
"Menurut Phi, dia orang yang baik. Buktinya, walau dia menyakitimu, pada akhirnya dia membawamu kesini untuk Phi obati. Coba pikirkan pakai hatimu"
"Pikir pakai hatiku?" Gumam Mew. Ia menggerakkan tangan menuju tummy nya yang sedikit membuncit karena kekenyangan lalu ia usap secara berputar.
"Itu perutmu" Membawa tangan Mew naik sedikit ke atas.
"Hatimu disini"Mew masih terdiam sambil mengusap area dimana hatinya berada.
"Jika tidak ada yang dibicarakan, Phi akan keluar" Off keluar setelah menerima anggukkan dari Mew. Ia menutup pintu dan saat berbalik, ia menemukan Gulf seorang diri sedang bersandar pada dinding dengan kedua tangan di masukkan ke dalam saku celana.
"Ai--shia. Kaget" Off mengusap dada."Bagaimana?"
Bagaimana keadaan Mew tentu saja. Off tidak perlu bingung lagi untuk siapa Gulf bertanya.
"Dia sudah sadar dan sedang istirahat. Kau mau menjemputnya sekarang?"
Gulf menatap pintu kamar Mew dan berkata setelah terdiam sebentar, "nanti"
"Kau akan pergi, jadi aku datang untuk bertanya langsung"Off mengangguk mengerti.
"Fisiknya memang sudah pulih, tapi tidak dengan lubangnya yang kau 'hajar' setiap malam di sini. Tolong tahan hasrat mu itu untuk 2 atau 3 hari kedepan, paling tidak sampai luka di lubangnya kering" Menatap tajam ke arah Gulf tanpa rasa takut.
Off sudah mengenal Gulf selama 15 tahun. Ia tidak segan-segan lagi untuk bicara tanpa takut Gulf tersinggung.
Gulf menarik simpul kecil lalu melipat kedua tangan di depan dada.
"Dia sudah ku bayar mahal. Kau mau menanggung kerugian 2 atau 3 hari saat tidak menyentuhnya?"
"Ini demi kebaikanmu juga. Pilih---kau tahan 2 sampai 3 hari atau lubangnya akan mengalami infeksi serius dan kau tidak bisa menyentuhnya paling cepat 2 bulan"
KAMU SEDANG MEMBACA
SILVER HAIR 🔞⚠️ || GULFMEW
Fanfic🔞 AREA ♦ BXB ♦ MPREG ♦ 21+ Mature Content ¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢¢ Bagi sebagian orang, hidup damai dan bahagia itu adalah sebuah tujuan. Bagaimana jika---di dalam tujuan 11:1.000.000.000 orang di bumi tidak memiliki semangat...