Chapter 24. Aksi Balas Dendam Zaki

11 3 9
                                    

"Beri aku satu alasan kenapa kamu mau jadi pacar aku?"

Bayu dibuat kaget mendengar Icha bertanya begitu. Nyaris lima belas menit mereka diam-diaman usai Bayu menyatakan perasaannya. Kenapa Icha malah ngomong begitu?

Bayu jadi sedikit bingung dan kesal. Mata yang tadinya difokuskan untuk menatap gadis di sampingnya kini dipalingkan ke lain arah.

Icha tersenyum. "Kenapa? Nggak bisa jawab?"

"Emangnya mesti ada alasan dulu untuk orang yang pingin jadi teman deket kamu?" jawab Bayu. Dia masih enggan menatap Icha.

"Ya, setiap orang pasti punya alasan, kan? Dan aku mau dengar apa alasan kamu mau jadi pacar aku?"

Bayu mengangguk kecil. Lantas ia menoleh ke arah gadis di sampingnya. "Kalo kamu sendiri gimana? Apa alasan kamu tanya gitu sama aku?"

Icha tertegun.

Bayu melanjutkan, "Aku nggak punya banyak alasan karena pingin jadi seseorang yang istimewa buat kamu. Seseorang yang bisa merasakan sakit dan bahagianya kamu. Seseorang yang bisa kamu anggap penting dan selalu ada buat kamu, tapi bukan sosok yang kamu segani."

Icha mengerjapkan mata berulang kali mendengar ucapan Bayu yang bukan main itu.

Bayu bicara lagi, "Yang aku tahu, aku udah ketemu sama orang yang bisa bikin aku merasa nyaman dan juga deg-degan di saat bersamaan. Aku cuma pingin dekat sama dia. Itu aja."

Icha tersenyum haru mendengar semua ketulusan Bayu. Maka dengan mata yang berkaca-kaca ia berkata, "Ini yang aku mau dengar dari orang yang mau dekat sama aku. Bukan karena fisik aku atau reputasi aku. Itu alasannya kenapa aku tanya alasan kamu mau jadi pacar aku."

Bayu tersenyum. "Jadi, apa kamu ijinkan kalo aku melibatkan diri dengan semua dunia kamu? Aku nggak bisa janjikan apa-apa. Tapi, aku akan berusaha jadi udara di saat kamu merasa sesak dan jadi air di saat kamu kehausan. Juga jadi perisai di saat kamu butuh perlindungan. Kamu juga boleh lupain aku atau tinggalkan aku di saat kamu sudah merasa bosan dan nggak seru lagi sama dunia aku. Maka, aku akan pergi dari dunia kamu saat itu juga."

Icha menggeleng. "Kamu banyak copy dari mana sih omong kosong itu? Mestinya kamu tinggal minta aku jawab 'ya atau iya'! Nggak usah muter-muter!"

Bayu terkekeh. Kemudian diraihnya jemari gadis di sampingnya. Dia menatapnya sungguh-sungguh. Icha membalas tatapan Bayu sambil deg-degan.

"Icha Ayudia Pratama, aku cinta sama kamu. Aku ulangi lagi, ya? Aku cinta sama kamu! Mau nggak jadi pacar aku? Jawab ya atau iya?!"

Icha tersipu-sipu.

Aslinya dia pingin ngakak dengar Bayu ngomong begitu. Tapi yang bisa dia lakukan cuma mengangguk sambil senyum.

Bayu nyaris nggak percaya. "Aku diterima nih?"

Icha mengangguk lagi.

Bayu kegirangan.

"Yes! Yes! Yes!"

Soraknya mengalahkan teriakan bapak-bapak yang sedang menonton pertandingan sepak bola lewat layar tancap di pelataran rumah Pak Aldi.

"Gol!"

Pak Aldi bersama bapaknya Miko berpelukan mirip Teletubbies. Mereka kegirangan melihat gawang lawan yang sudah kebobolan lagi.

"Udah malam, boleh aku pulang?" Bayu melirik ke arah cewek yang sedang bersandar di bahunya.

Mata Icha melirik. "Kok buru-buru sih?"

"Udah mau jam sepuluh, nggak enak sama papa kamu nanti."

"Kan Papa nggak ada di rumah."

MELTING ME SOFTLY (series)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang