Desember, 2023

12 3 2
                                    


"Bunnn, pulang aja nggak sih aku?"

"Eehhh, jangan lah. Coba ditelpon itu si Gemma-nya. Udah di sampai belum?"

"Bunn, aku nggak kenal si Gemma Gemma itu tauuuu."

"Ya makanya, kenalan dulu Ta ... baru deh setelah dari situ kamu mau lanjut atau nggak. Cuma saran Ibun sih ya, minimal tiga bulan loh ...."

"Bun, Gemma itu nyeremin nggak sih? Ini Ibun tau tau asal main jodoh-jodohin aku sama oom oom ya?! Terus Gemma asli ternyata jauhhhhh banget sama yang di foto?"

"Hush! Sembarangan! Kamu kebanyakan ngawurnya. Cepet coba dulu itu ditelpon si Gemma-nya Ta. Nanti takutnya dia udah di dalam nunggu kamunya kelamaan."

"Nggak kok, kata Gemma dia belum masuk ...."

"Yaudah, kamu masuk aja duluan Ta. Atau masuk bareng dia juga boleh ...."

Setelah Astari memutus sambungan telepon dengan ibunnya, dia celingukan ke kiri dan ke kanan. Memastikan kalau saja si Gemma Gemma itu ada di pelataran tea house yang menjadi tempat pertemuan pertama mereka.

"Kayanya belum dateng," Astari masih celingukan. "Hih, nggak tepat waktu banget sih. Janjiannya 'kan jam dua, tapi sampe sekarang belum nongol."

Astari menahan kesal, ia tidak suka orang yang telat dan tidak menepati janji. Astari lalu membuka room chat-nya dengan Gemma, tapi Astari gengsi abis menanyakan posisi Gemma terkini. Menurut Astari, itu terkesan kalau ia mengharapkan sekali perjodohan aneh antara ibunnya dengan Tante Samara.

"Das—" umpatan Astari terputus karena seseorang menepuk pundaknya. Astari sontak menoleh, dan raut wajahnya seketika terkejut. "Lo ... mirip Gemma."

"Gue emang Gemma, Astari ...."

Yang katanya mengaku 'Gemma' itu mengumbar senyum. Sialan, senyumnya manis banget kata Astari dalam hati. Ini kalau ada animasi kaya di film-film, pasti di bagian belakang tubuh Astari ada background bunga-bunga, merepresentasikan isi hatinya saat ini.

"Gemma." Laki-laki didepannya yang memakai kaus hitam dipadu dengan celana jeans ini lebih dulu mengulurkan tangannya. "Gemma, anaknya tante Samara." Ditutup kalimatnya dengan senyuman lebih lebar.

Jujur saja Astari agak gugup waktu pertama kali si Gemma mengajak kenalan lebih dulu. Ia sampai memalingkan tatapannya ke jalanan untuk mengatasi saltingnya itu.

"Astari," Astari menyambut uluran tangan Hael, "Tapi, panggil aja Tata," Astari menambahkan.

"Gue masih muda kok, belum jadi oom-oom yang kaya lo bilang." 

Gemma membuka topik yang membuat Astari membatu di tempat. Rasa salah tingkah yang belum hilang tadi, ditambah dengan tamparan rasa malu dan tidak enak karena ucapan Gemma. Sumpah, Astari tidak ada maksud menyinggung perasaan laki-laki yang sekarang memberikan tatapan meledek pada dirinya.

"Maksud gue nggak gitu, sumpah!"

Gemma tertawa.

Kalau boleh jujur, Astari menyukai cara ketawa si Gemma. Tidak tahu di mana persis enaknya, tapi Astari merasa karena tawa renyah Gemma membuat rasa cangungg di antara mereka perlahan terkikis.

Gemma maju selangkah, dan selisih di antara mereka berdua kurang lebih menjadi setengah meter. "Jadi, gimana? Muka gue sama 'kan, kaya yang ada di foto?"

Astari gelagapan. Dia mengerjapkan mata beberapa kali dan memproses ucapan Gemma. Menyusun kalimat yang dikeluarkan dari mulutnya saat ini ternyata lebih sulit daripada ujian lisan ketika kuliah dahulu. Entah ada apa dalam diri Gemma sampai buat Astari kalang kabut di hari jumpa pertama.

"Iya ... beda jauh," tutur Astari pelan dan membuat Gemma menaikkan alis kanannya.

Astari menggelengkan kepalanya. Mengusir pikiran aneh yang tiba-tiba mampir di kepalanya.

"Emang gue beneran keliatan se-om-om itu????" Gemma bertanya dengan raut wajah tidak percaya. Padahal menurut Gemma, penampilan dia itu udah oke banget dan mengikuti tren masa kini yang ada di pinterest. Tapi Astari bisa-bisanya bilang beda jauh.

"Ya...." Astari menggantungkan ucapannya. "Ya gitu deh. Aduh bisa nggak kita masuk dulu? Lanjut ngobrol di dalem?"

Astari cepat-cepat mengubah topik obrolan dan kakinya melangkah masuk ke dalam tea house lebih dulu lalu diikuti oleh Gemma di belakangmya.

Selama kakinya melangkah menuju meja nomor 8, Astari tersenyum diam-diam. Tidak tahu saja Gemma itu maksud Astari, 'beda jauh foto dan aslinya'. Padahal maksud Astari ialah, aslinya sosok Gemma jauh lebih tampan dan keren dibandingkan foto-foto landscape dan portrait yang dikirimkan padanya.


***


Astari Rayi Wening (27)

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Astari Rayi Wening (27)



Gemma Bumi Nusantara (27)

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Gemma Bumi Nusantara (27)

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 19 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Emergency Matchmaker!Where stories live. Discover now