Light mature 21+
Happy reading, semoga suka.
----------
Sendirian di dalam kamar mandi, Daphne membersihkan sisa-sisa gairah lengket pria itu dari dadanya. Ia juga mencubit kedua puncak payudaranya, ingin mengingat rasanya bagaimana ketika mulut dan lidah pria itu berkelana di sana. Ia tidak tahu kenapa ia melakukannya, mengapa Garreth begitu berkesan, tapi menurut Daphne, cara pria itu memperlakukannya di ranjang, memperlakukan Daphne ketika mereka berhubungan badan membuatnya merasa... berharga. Ia merasa dihargai sebagai wanita – baik di ranjang maupun di luar ranjang.
Ia juga bisa merasakan bahwa pria itu benar-benar menginginkannya, bukan hanya sekadar menuntaskan nafsunya tapi Garreth juga ingin memberi Daphne kenikmatan sebesar dia ingin menuntaskan kebutuhannya sendiri. Tubuh Daphne terasa berdesir saat memikirkan tentang pria itu dan apa yang dilakukannya, apa yang ditimbulkannya untuk Daphne.
Setelah keluar dari kamar mandi, Daphne menemukan Garreth yang sedang mencari pakaian untuk dikenakannya. Pria itu menarik boxer baru, celana khaki lainnya dan sehelai kemeja putih.
Mereka kemudian berpakaian dalam diam. Daphne mengenakan bra dan celana dalam berenda hitam lalu mencari-cari koleksi pakaiannya yang dibelikan oleh Garreth untuknya dan menjatuhkan pilihannya pad sehelai gaun hitam pendek. Ia punya beberapa gaun hitam yang hampir serupa, yang terkadang dikenakannya apabila ada klien yang menyewa jasanya untuk menemani mereka ke acara sosial. Daphne lalu memasangkan gaun itu dengan sepatu berhak tinggi berwarna senada. Sempurna. Ia sudah hampir siap untuk makan malam bersama pria itu.
Pria itu sedang mengenakan jas cokelat saat menatap Daphne yang sudah siap. Ia berdiri di antara cermin dan pria itu dan membantunya merapikan jas yang dikenakannya.
"Kau terlihat sangat cantik," puji pria itu dengan lembut.
Daphne menatap ke dalam mata pria itu. Ada sesuatu dalam cara pria itu menatapnya yang membuat Daphne tidak mampu mempertahankan batasan yang selalu dibuatnya ketika bersama dengan kliennya. Seperti ia ingin membuat pria itu terkesan, Daphne juga ingin kalau kali ini ia terlihat cantik di mata Garreth. Bukan karena sebatas pekerjaan tapi karena ia menginginkannya, ia ingin terlihat cantik di mata pria itu. "Terima kasih. Tapi kurasa kau mengatakan hal yang sama pada semua wanita."
Sebelum Garreth sempat menjawab, ia mencium pria itu dengan lembut di pipi dan kembali ke kamar mandi. Hanya tinggal menata rambut dan membubuhkan sedikit riasan wajah serta parfum dan Daphne sudah selesai.
Pria itu sedang menunggunya di sofa ketika ia keluar. Begitu melihat Daphne, pria itu bergegas berdiri sambil memastikan dia membawa kunci kamar bersamanya sementara Daphne meraih tas tasnya dan tak lama, mereka sudah berjalan menyusuri koridor hotel dengan lengan saling mengait.
Acara makan malam itu diselenggarakan oleh pihak yang mengadakan acara konferensi. Pertama-tama adalah cocktail hour dan pria itu langsung menggunakan kesempatan tersebut untuk membangun koneksi. Sementara Daphne berkeliling bersama pria itu, ia membiarkan Garreth yang berbicara lebih banyak sambil mempelajari cara pria itu berkomunikasi dan bernegosiasi dengan peserta yang kebanyakan adalah pengusaha. Sesekali ia turut berbicara hanya untuk menampilkan kesan bahwa ia memang pasangan pria itu dan bukannya sekadar wanita cantik berotak kosong yang digandeng pria itu ke acara-acara seperti ini.
Ia sering disewa untuk menemani para pria kaya menghadiri acara-acara besar yang penting dan prestius sehingga Daphne cukup berpengalaman. Ia tahu kapan harus mengatakan sesuatu yang kedengaran menarik dan berbobot dan tahu kapan harus menutup mulut dan kapan harus menertawakan lelucon yang sengaja dibuat untuk menghibur dan kapan harus tersenyum sopan sambil tetap terlihat terkesan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Billionaire's Paid Mistress - Kekasih Pengganti Sang Taipan
RomansaAdult Romance 21+ Kisah sang taipan dan sang wanita panggilan