35. A Hard Night With a Virgin

137 13 0
                                    

Bertemu kembali dengan Huang Renjun sebagai sosok manusianya adalah sebuah anugerah. Tapi tetap saja rasanya tidak sama.

Renjun dalam mode dewanya adalah laki-laki lurus yang tidak dibutakan oleh nafsu. Tapi Renjun dalam mode manusia sama saja dengan laki-laki pada umumnya yang tergila-gila dengan sex.

Keraguan di wajah Miyuki belum juga menghilang. Seorang gadis yang setahun lalu sangat ingin melepas gelar keperawanannya itu kini sudah tidak tertarik lagi.

Tapi bukankah Renjun adalah sosok yang dia tunggu? Dia orang yang Miyuki cintai, lalu kenapa dia masih ragu ?

Huang Renjun tiba-tiba saja berhenti mencumbui lehernya. Lelaki itu mengangkat kepalanya dan menatap Miyuki dengan dalam.

"Apa aku terlalu buru-buru? Aku minta maaf. "

Bibir merah itu terbuka dengan indah, dua mata berbinar itu menatap intens menunggu kepastian.

Saat bibir Miyuki menyunggingkan senyuman diiringi anggukan kecil, Binar di mata Renjun terlihat semakin kentara.

Lelaki itu mendekat secara perlahan. Dia kembali tersenyum ketika ujung hidung mereka bersinggungan.

Miyuki belum memutuskan apapun bahkan ketika dia memberi lampu hijau pada Renjun pun dia masih merasa ragu. Anggap saja ini adalah perbuatan nekat, karena otak Miyuki terasa buntu. Dia ingin maju dan mundur disaat bersamaan.

Tapi pada akhirnya hal yang paling tidak dia inginkan adalah melihat wajah kecewa Renjun. Itu yang menjadi alasan kenapa dia setuju untuk melanjutkan ini.

"Huang Renjun.... " Miyuki membuat Renjun berhenti bergerak. Mereka saling bertukar pandang sebelum Miyuki memutus kontak matanya lebih dulu.

"Pelan-pelan ya.. "

Renjun tersenyum menanggapi kekhawatiran Miyuki. Lelaki itu berujar,

"Tenang, kamu di tangan orang yang berpengalaman."

Miyuki tidak merasa tenang dengan itu. Setengah dari dirinya masih merasa takut sementara setengahnya lagi cukup penasaran.

Gadis itu mulai memejamkan matanya ketika bibir lembut Renjun menempel pelan di bibirnya. Nafasnya tertahan sementara bibirnya terkatup rapat.

Renjun tidak langsung melahapnya dengan rakus, lelaki itu memilih untuk mengecup bibir Miyuki secara berulang-ulang sampai akhirnya gadis itu mau membuka sedikit bibirnya dan Renjun mulai memberikan lumatan yang dalam.

Miyuki tersenyum tipis di tengah ciumannya, merasakan sedikit nostalgia pada cumbuan Renjun yang tidak pernah tidak menjadi candu untuknya.

Mata Miyuki mulai sedikit terbuka, menatap betapa seriusnya Renjun dalam mencumbui bibirnya, hingga saat Renjun tak mendapati pergerakan dari Miyuki, Renjun pun ikut membuka mata.

Miyuki jadi salah tingkah, dia memalingkan mata hingga ciuman mereka terlepas.

"Kenapa ??" Suara Renjun terdengar seperti bisikan angin musim semi yang sangat lembut di telinga Miyuki.

Gadis itu tak memiliki jawaban atas pertanyaan Renjun. Dia lebih memilih menggeleng tanpa sedikitpun melirik lelaki itu.

Renjun tau kalau Miyuki tengah malu-malu. Lelaki itu beranjak sejenak dari atas Miyuki dan mendekati saklar lampu di dekat pintu.

Tak...

Dalam sekali sentuh lampu pun padam. Tidak sepenuhnya gelap karena Miyuki masih bisa melihat bayangan Renjun dari tempat remang-remang ini.

Lelaki itu berdiri di sisi ranjang, dia melepaskan pakaiannya lalu celananya. Miyuki menelan ludah dengan susah payah.

Ketegangan begitu membebani otaknya, keringat dingin yang mengalir di telapak tangan menunjukkan betapa tegangnya dia saat ini. Tapi bukannya memalingkan muka, Miyuki justru menemukan dirinya memelototi tubuh Renjun.

The Legendary Virgin  | Huang Renjun Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang