Dua

17 1 0
                                    

Bel pulang sekolah baru saja berbunyi. Guru keluar dari kelas terlebih dahulu, lalu disusul oleh murid-murid lain.

Sedangkan Naya, gadis spesial itu masih saja memasukkan barang-barang ke dalam tas.

Kenapa lama? Karena setiap jam pelajaran dimulai, pasti ada saja barang yang ia keluarkan. Ntah itu kipas angin, powerbank, earphone, dan lain-lain.

Vania sudah terbiasa dengan kelakuan temannya, ia jadi lebih sering pulang terakhir karena ulah temannya itu.

Ting!

"Hape lo bunyi, tuh." Ujar Vania menyadarkan Naya.

"Alah, paling chat dari admin slot. Gak usah ditanggepin," balasnya seraya fokus memasukkan barang-barang.

Dengan rasa penasaran, Vania pun membuka handphone Naya.

0813-2476-2***

Gue Gio, Gue tngg d blkng sklh skrng.

Dahi Vania mengernyit heran. Gio siapa? Pikirnya. Ia pun memberikan handphone itu pada Naya.

"Gio itu admin slot, Nay?" Tanyanya.

Mata Naya terbelalak mendengarnya. "GIO?"

"Nih, liat. Yang chat lo Gio,"

Dengan cepat, Naya mengambil benda pipih itu dari tangan Vania.

"Ah, mampus gue.." Gerutu Naya.

"Apaan?"

"Ini Sargio!! Sargio Ken Altarezo si ketos nyebelin itu!!"

"APA?! Gimana ceritanya dia bisa chat lo gini?!! Jangan-jangan, ini ada hubungannya sama kejadian tadi di koridor?!" Tebak Vania dengan histeris.

"Y--ya ceritanya panjang.. Aduh, gue harus ke belakang sekolah.."

"Ya udah, cepet rapiin! Gue bantu sini!!"

Dengan cepat, keduanya memasukkan barang-barang itu ke dalam tas Naya. Ah, Naya sungguh merepotkan. Untunglah Vania betah berteman dengannya.

Setelah semuanya tersusun rapi didalam tas, keduanya keluar dari kelas.

"Eumm, Nay. Gue udah dijemput Abang gue, lo gak apa-apa sendirian kesana?"

"Santai, gue bakal ngadepin singa itu dengan baik dan benar."

"Kalo ada apa-apa, telepon gue ya?!"

Naya mengangguk dengan senyumannya. "Gue jago silat, kok."

Vania tertawa mendengarnya. "Gue duluan, bye!!"

"Byee!! Titip salam sama Abang lo yang ganteng itu!!" Balas Naya menatap kepergian Vania sambil melambaikan tangan.

Dan sekarang, ia harus pergi ke belakang sekolah. Ah, sebenarnya ia sangat malas. Tapi, lelaki itu terus mengirim pesan tanpa henti.

Naya mengecek notifikasi yang muncul dilayar. "Bawel," gumamnya.

Kemudian ia berjalan menuju belakang sekolah.

GIONAYA (on going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang