1' Selamat Datang

9 2 0
                                    

Tidak ada matahari di Devildom, hanya ada rembulan yang menyinari langit gelap di sana. Meski begitu, semua penghuni tahu kapan mereka harus bangun untuk memulai hari. Dan kali ini, ketujuh iblis bersaudara pun juga tengah menyiapkan diri untuk memulai hari.

"MAMMON KEMBALIKAN UANG KU!!!" bukan sunyi damai yang menghiasi House Of Lementation, justru, teriakan yang mengisi ketenangan.

"Tidak mau! Ini, kan, aku yang menemukannya. Jadi uang ini sekarang milik ku!!" sahut Mammon terus berlari.

"Hei! Sudah lah, ayo sarapan!"

Beberapa saudara lain mencoba untuk menenangkan kegaduhan si anak kedua dan ketiga. Namun, usaha mereka nihil. Mammon, selaku anak kedua tetap kekeuh bahwa kepingan koin yang ia pegang adalah miliknya.

"Mammon.. Leviathan..." tiba-tiba, suara berat seorang pria terdengar. Segera, suara tersebut menjadi pusat perhatian.

"Gawat..."

Hawa di ruang makan tersebut menjadi agak berat, rasanya sangat sesak dan menakutkan sekali selama beberapa saat. Pria bermanik crimson red itu kini melangkah menuju Mammon dan Leviathan yang terdiam bagai patung.

"Semuanya! Sarapan sudah jadi!–...eh?" datang lagi seorang gadis, penampilannya mirip dengan Lucifer. Helai rambutnya hitam legam, dengan manik merah menyala.

Ia nampak bingung, kenapa ruangan ini jadi sunyi sekali? Segera, ia yang masih membawa beberapa piring itu segera mendekat. "Ada apa ini? Apa yang terjadi?" tanya nya penasaran pada seorang lelaki berambut kuning.

"Apa lagi? Kalau sudah ada Mammon dan Lucifer menurutmu apa yang terjadi?" jawab santai lelaki itu.

"Apa Mammon membuat masalah lagi?"

Kini pertanyaan nya tak dijawab, segera ia meletakkan tumpukan piring di atas meja. Pandangannya menuju kearah pria tadi, ia sekarang nampak sedang memarahi Mammon dan Leviathan yang terus-menerus gaduh.

Merasa iba, ia segera melihat jam. Sekarang sudah hampir pukul 7 kurang 30 menit, sebentar lagi mereka harus sekolah. Linerfya, si gadis itu segera berjalan menuju Lucifer, tunangannya.

"Sudah, sudah. Ayo sarapan, sebentar lagi pukul 7. Kalian tidak kasihan pada ku dan Asmo yang sudah bersusah payah membuat sarapan?" ia berucap, suaranya tampak sedikit bercanda di kalimat akhir.

"Iya, nih!! Ayo dong makan dulu! Aku sudah bersusah payah menahan Beel agar tidak memakan makanannya!!" kini giliran Asmo yang berseru.

Segera, sesi ceramah diberhentikan dan diganti oleh sarapan. Meski Mammon dan Leviathan baru saja bertengkar, keduanya telah kembali bersatu meski masih ada kesal yang menyelimuti diri Leviathan. Tapi ia tak mau membuat masalah semakin parah, Mammon telah diomeli oleh Lucifer, biar sisanya Lucifer yang mengurus.

Mereka semua menikmati sarapan bersama. Tak banyak yang bersuara, hanya suara dentuman dan gesekan antara piring dan alat makan yang mengisi kesunyian tersebut. Setelah sarapan selesai, mereka semua akan segera pergi ke Royal Academy Diavolo, tempat seluruh iblis yang ada di Devildom untuk bersekolah.

Di RAD, meski berapapun umur makhluk tersebut, mereka harus tetap datang ke sekolah. Mempelajari sihir, iblis, sejarah dan kekuatan sudah menjadi makanan setiap hari di sana. Di sekolah tersebut pun, ada sebuah program khusus. Yaitu pertukaran pelajar atau exchange student.

Dari ketiga alam para makhluk tinggal, masing-masing dari mereka akan mengirimkan dua siswa maupun siswi yang akan mengikuti program tersebut untuk satu alam. Dengan begitu, tahun ini RAD akan menerima empat siswa-siswi baru.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 21 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝑨𝒌𝒂𝒏 𝑱𝒂𝒅𝒊 𝑨𝒑𝒂 𝑲𝒊𝒕𝒂 𝑵𝒂𝒏𝒕𝒊? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang