KRING KRING
Suara jam weaker gue selalu bunyi disaat yang tidak tepat, karna apa? Gue lagi mimpi ditembak gebetan dan baru gue mau bilang 'Iya' eh dia bunyi, gajadi jawab kan.
Ini mimpi yang kedua kalinya, ditempat yang sama, waktu yang sama, dan kata-kata yang sama. Entahlah, gue terlalu berharap bisa jadi pacar dia, jadi temen deket kayak sekarang aja udah seneng banget.
"Zara, bangun sayang, udah mau jam 6." itu suara mama gue, perempuan paling cantik di dunia ini. Bawel sih, tapi gue sayang banget sama dia.
"Ya, mah. Zara mandi." kata gue setengah teriak.
Setelah mandi, gue siap-siap ke sekolah dan langsung ke bawah buat sarapan."Zara Cardian, kesiangan lagi, hm?" setiap pagi gue selalu dapet pertanyaan itu dari papa gue, dengan malas gue ngangguk-ngangguk aja.
Oh ya, nama gue Zara Cardian gue anak kedua dari dua bersaudara, gue punya kaka namanya Devan Cardian, gue sama dia cuma beda 1 tahun. Kita sekolah di sekolah yang sama, Revolution High School.
"Hai, ra." sapa laki-laki bertubuh tegap dengan senyum manisnya, semua perempuan kalo liat senyum dia dijamin bakal klepek-klepek, begitupun gue.
"Eh, hai, Thom."
Dia Thomas Newt temen gue dari kelas 10 dan sekarang kita udah kelas 11, lebih tepatnya sih dia gebetan gue.
"Mau ke kelas?"
"Iyalah, mau kemana lagi." jawab gue diakhiri dengan kekehan.
"I-iya juga sih, temenin ke kantin mau ga?" gue udah biasa diajak ke kantin sama dia, toh dia nganggep gue sebatas teman ga lebih. Miris banget ya.
"Buruan keburu bel nanti." kata gue sambil narik tangan dia, ini bukan modus serius.
**
Selesai sarapan gue sama Thom langsung ke kelas, bisa berabe kalo sampe telat masuk kelas.
"Weh, mas bro, mba bro, abis darimana nih?" tanya Julian dengan nyolek-nyolek tangan gue.
"Apaan sih lo, panjul."
"Bah, dia marah?"
"Lagi dateng bulan kali si Zara." kata Thom asal.
"Iya kali ya." gumam Julian dengan gaya idiotnya.
"Pagi semua."
"Pagi bu."
"Hari ini kita ada kuis harian, tapi ini bukan ulangan harian ya, beda. Inget itu, minggu depan baru kita ulangan harian."
Mendengar penjelasan dari bu Nada anak-anak langsung berdecak kesal dan berteriak tidak jelas, tanda mereka tidak setuju.
"Sudah tidak usah berisik, kerjakan saja. Waktu kalian hanya 1 jam." kata bu Nada dengan kejam.
Mampus lah gue, semalem gabelajar. Siap-siap dapet nilai kursi ini mah.
"Waktunya sudah habis, cepat kumpulkan S E K A R A N G."
"Thom, nomor 23 apaan?" kata gue dengan berbisik.
"A, ra"
Untung bangku gue sama Thom ga jauh-jauh amat, kalo mau nanya gampang. Sekalian modus.
"Anjer, kuis dari nada dering susah banget ya Allah." kata Viola setelah gue, Thom, Julian dan tentunya Viola sampai di kantin.
"Iya ege, najis gue mah sama nada dering. Diam-diam menghanyutkan, kayak tai gue yang ada di WC." sambung Julian, mereka berdua sama-sama gesrek gaada yang bener.