Peristiwa Tak Terduga

85 4 0
                                    

Kereta kuda milik Arabella sudah berhenti di area istana kerajaan Scorpiyon, dibantu dayang Martha, Arabella turun secara perlahan dari kereta kudanya. Ia menatap sekelilingnya, memindai suasana yang tidak kalah ramai dari pesta putri Zea beberapa hari yang lalu.

"Mari tuan putri." Ajak dayang Aries.

Arabella memang sengaja hanya membawa dayang Aries dan dayang Martha untuk mengikutinya di pesta kali ini, ia tidak ingin terlalu mencolok jika membawa semua dayangnya, meski dayang Taniya dan dayang Serina sempat meminta izin untuk ikut ke pesta tersebut karena takut terjadi sesuatu yang buruk terhadap tuan putri mereka, tapi Arabella langsung menenangkan mereka bahwa segalanya akan baik-baik saja dan ia pun segera menolaknya.

"Anda tidak boleh bepergian sendiri tuan putri." Ujar dayang Aries penuh kekhawatiran.

"Benar. Kami juga akan selalu bersama anda." Ujar dayang Martha menimpali.

"Tenang saja. Semua yang kalian cemaskan tidak akan terjadi." Ujar Arabella.

Ia cukup merasa muak sebab kedua dayangnya ini begitu mengkhawatirkan sesuatu yang belum tentu terjadi bahkan sejak mereka baru memasuki kereta kuda. Mereka terus mengoceh tanpa henti agar Arabella selalu disekitarnya dan tidak kemanapun tanpa mereka disisinya.

"Aku belum melihat Lily, apa dia tidak datang?." Tanya Arabella seraya mengedarkan matanya ke segala penjuru ruangan.

"Sepertinya belum tuan putri." Jawab dayang Aries.

Arabella duduk di kursi yang telah disediakan untuk tamu undangan khusus para putri ataupun para lady bangsawan lainnya dan Arabella sengaja memilih yang paling dekat dengan kursi untuk para dayang. Ia tidak ingin kedua dayangnya merasa khawatir lagi kemudian berbicara terus-menerus.

"Anda tenang saja tuan putri, untuk kali ini kami tidak akan lengah." Ujar dayang Aries lagi.

"Benar. Kami akan mencicipi hidangan anda terlebih dahulu untuk memastikan bahwa hidangan itu aman nantinya." Ujar dayang Martha.

"Bukankah itu artinya tuan putri memakan makanan sisa dari dayang rendahan seperti kita? Apa yang kau pikirkan?!." Ujar dayang Aries, ia terlihat kesal sebab mendengar ucapan dayang Martha. Tujuannya memang baik, tapi itu buruk untuk dilakukan.

"Tidak. Bukan seperti itu. Saya.."

"Sudah.. Sudah.. Kalian ini terlalu berfikir yang buruk, bahkan telingaku sampai panas mendengar kecemasan kalian. Sudah! Kali ini jangan bicara lagi! Aku juga bisa menjaga diri ku sendiri." Ujar Arabella akhirnya.

"Maafkan kami tuan putri." Ujar dayang Martha dan dayang Aries bersamaan seraya menunduk.

"Dimaafkan." Balas Arabella setelah menghela nafas, ia merasa lelah.

Beberapa saat kemudian, pintu ruangan yang memiliki dua daun pintu berwarna coklat tua dengan ukiran rumit tersebut terbuka lebar, memperlihatkan seorang wanita setengah baya yang memakai pakaian khas seorang dayang. Semua mata kini berpusat padanya, menunggu apa yang akan ia sampaikan.

"Tuan putri Maharani mempersilahkan tamu undangan sekalian untuk menikmati teh dan hidangan ringan terlebih dahulu disini. Setelah itu, kita akan berpindah menuju halaman belakang istana untuk menikmati taman bunga, dan tuan putri Maharani juga akan menunggu para lady sekalian disana." Ujarnya.

Bisik-bisik mulai terdengar dari para lady yang telah hadir setelah sang dayang mengumumkan demikian. Pesta teh memang dilakukan sesuai dengan kehendak putri yang mengadakannya, dari dekorasi, hidangan, tempat, dan juga urutan acara, tapi yang membuat mereka heran dan bertanya-tanya saat ini adalah, kenapa tuan rumah justru tidak menyambut mereka disini saat ini? Dan lebih memilih hadir belakangan? Padahal sudah jelas jika undangan pesta adalah untuk pesta teh, dimana tuan rumah dan para tamu undangan akan menikmati teh dan hidangan yang sudah disediakan, tapi tuan putri Maharani sepertinya memang memiliki pemikiran lain dari yang lain.

Change Of Destiny (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang