Chapter 5

626 95 11
                                    

"Luis, kamu beneran ngajuin lamaran buat Nona pharita lagi? Kamu sudah pernah ditolak Baby."

Luis tersenyum, lalu mencium punggung tangan gadis cantik di sisinya.

"Pharita sudah wajib menjadi menantu di keluarga Alexander. Daddy tidak ingin memiliki menantu lain kecuali dia."

"Tapi apa kurangnya kami luis? Kami cantik, seksi, dan bisa menyenangkan kamu."

"I know, but kalian tidak bisa memenangkan hati Daddy."

"Ih Luis," rajuk mereka.

"Kita bisa jadi kekasih sementara honey. Selama aku belum menikah."

Luis meminum winenya sambil menghibur para gadisnya. Ia melihat jam di pergelangan tangannya. Pharita belum juga terlihat.

Padahal ia sudah tidak sabar ingin melihat calon istrinya itu. Daddynya memberikan dia syarat jika ia ingin menjadi pewaris, maka dia harus menikahi pharita.

Ben yang sedari tadi melihat gerak-gerik luis mencengkeram gelas winenya kuat-kuat. Pria seperti luis yang suka tebar pesona membuat dia muak. Tangan ben semakin mengepal kencang dibawah meja. Ingin memukul seseorang.

"Ben, lo jangan banyak minum Bro. Kalau sampai lo mabuk, kita juga yang repot."

Ben menatap Billy intens.

"Gue yang akan menikah dengan Nona pharita," kata ben mempertegas.

"Hahaha, lo emang paling ngaco bro."

Billy menepuk-nepuk pundak ben seolah-olah mengejeknya.

Harga diri ben sedikit terluka.
Keenam pria yang duduk satu meja dengannya ini hanya ingin merendahkan dia. Billy pun sama.

"Saingan sama Manu saja gue gak yakin lo menang. Apalagi sama luis. Itu pria yang duduk satu meja sama Tuan Benjamin, laki-laki berkacamata itu namanya Manu. Dia dokter spesialis bedah, sementara lo apa? Lo sama seperti kita. Sama-sama anak pebisnis biasa. Kita gak ada apa-apanya sama mereka Bro. Sadar diri aja."

Tangan ben ingin memukul Billy tapi urung dia lakukan, saat Billy tiba-tiba bertanya tentang sesuatu yang membuat emosinya semakin memuncak.

"Saudara lo yang lumpuh itu dimana? Dia gak ikut lo dateng ke acara ini? Bukannya bokap lo daftarin dia juga?"

"Dia bukan saudara gue."

"Ya sudah, santai aja sih. Gue cuma nanya."

Billy tersenyum lalu berbisik,
"Lagian kita gak perlu bahas dia di sini. Si lumpuh kesayangan bokap lo, gak penting di acara ini."

Tangan Billy menepuk-nepuk punggung ben menenangkannya. Mencoba berdamai. Kalau sampai dia dan ben adu pukul di acara seperti ini. Reputasi keluarganya akan turun karena ia membuat masalah.

"Mending kita nikmati acaranya. Nona pharita sebentar lagi akan datang," ucap Billy lagi melepaskan pegangannya pada ben. Ben merapikan kemejanya. Beralih melihat ke depan di mana keluarga pharita berada.

Salah satu orang pharita yang pernah ben lihat sempat datang ke rumahnya kini berdiri di samping panggung.

Asisten Junet, ben tidak
akan melupakan wajah Junet meski mereka cuma pernah bertemu sekali.

"Kamu berdebar Junet?" Junet menoleh, melihat rekan kerjanya.

"Tentu saja, malam ini Nona akan mengumumkan pendampingnya. Suami Nona juga Tuan kita. Jadi wajar kalau saya ikut gugup."

Junet telah menyiapkan mental,melihat perkumpulan laki-laki yang memenuhi ballroom. Junet paling berharap luis yang akan dipilih nonanya. Karena luis sepertinya bukan laki-laki yang akan membuat dia kerepotan. (Dan lagi lagi junet salah memperkirakan😌)

I Wanna Be Yours (BXG) (Rupha) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang