BAB 1: Sebuah Tarian Dan Luka

111 27 27
                                    

Happy Reading!!

*
*
*
*
*


Valerie menatap nanar selembar kertas yang berada di genggamannya, perasaannya sangat gelisah sehingga memunculkan keringat dingin yang membasahi pelipisnya.

Gadis itu menatap bangunan lantai dua yang berdiri megah di hadapannya, perasaannya semakin gelisah saat sepasang manik matanya tak sengaja menatap sebuah mobil hitam yang terparkir rapih di halaman rumahnya.

"Gak papa, Vale. Cuma salah dua kok" monolognya menyemangati diri sendiri.

Dengan setengah keberaniannya, gadis itu mulai berjalan memasuki bangunan berlantai dua itu seraya meremat kuat tali tasnya.

"Bagaimana sekolahmu, Vale?" pertanyaan itu menyambut kedatangan Valerie kala ia barusaja memijakan kakinya di sebuah ruang tamu.

Esta Shakilla, wanita setengah baya yang berstatus sebagai ibu kandung dari Valerie Shaquilla itu tengah duduk di sebuah sofa dengan kaki menyilang dan memangku sebuah laptop.

"Baik, Ma." jawab Valerie seraya melemparkan senyuman teduhnya.

Esta menyimpan laptop yang berada di pangkuannya ke atas meja, ia menghampiri putrinya itu dan mengusap kepalanya lembut. Tangannya beralih kebawah merebut selembar kertas yang di genggam Valerie, dengan sekali hentakan kertas itu kini berada di genggaman Esta.

"Kemana dua poinnya lagi, Vale?" tanya Esta dengan nada lembut namun tangannya meremat kuat kertas yang di genggamnya.

"M-maaf, Ma" ujar Valerie seraya menundukan kepalanya.

Esta tersenyum teduh, tangannya terulur merapikan rambut bagian depan Valerie dengan sangat lembut.

"Gak papa, Sayang. Mama gak bakalan hukum kamu" ucap Esta seraya mengusap pelan pipi Valerie.

Valerie mematung kala mendengar ucapan yang keluar dari bibir Esta, entah kenapa perasaannya semakin tak enak.

"Sebagai gantinya, kamu harus menari. Mama udah lama gak liat kamu nari" ujar Esta dengan senyuman yang semakin merekah.

Ini.......

Malapetaka.

Setahu Valerie, Esta tak pernah mendukung cita citanya. Lantas mengapa wanita setengah baya itu ingin melihat dirinya menari? Mungkinkah ia akan menyiksanya dengan embel embel ingin melihat tariannya?

"Tapi Ma__"

"Gak ada bantahan, Vale"

Valerie menghembuskan nafasnya lirih, kepalanya mengangguk pelan.

"Vale ganti baju dulu, Ma" ucap Valerie kemudian berjalan menuju kamarnya yang berada di lantai dua.

Valerie terduduk di tepi ranjang, kedua matanya menatap sendu sebuah figura yang berisikan foto keluarga kecil yang hangat, tangannya terulur mengambil foto itu. Tanpa sadar bulir bulir bening mulai berjatuhan menciptakan genangan genangan kecil yang membasahi pipinya.

"Pa, Vale kangen Papa" lirihnya.

"Bang Arka, semenjak abang pergi Bang Raka jarang pulang kerumah. Sikapnya juga berubah, dia berubah menjadi sosok yang dingin dan kasar. Vale kangen Bang Raka yang dulu"

Arsean Danurendra, Ayah kandung Valerie telah meninggal dunia akibat kecelakaan pesawat yang terjadi pada dua tahun silam, semenjak kehilangan Ayahnya Valerie sangat terpuruk. Di tambah dengan Arka, kakak pertamanya juga mengalami kecelakaan tersebut.

Semenjak insiden itu keluarga hangat itu berubah, Sosok Esta yang dulunya sangat hangat dan penyayang kini berubah menjadi sosok ibu yang kejam. Sudah berkali kali wanita setengah baya itu menyiksa Valerie dan terus menyalahkannya atas insiden itu.

Gadis BalerinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang