Setelah pertarungan hebat yang mengguncang dunia, sekelompok pahlawan yang dipimpin oleh Arya akhirnya berhasil mengalahkan Raja Iblis. Mereka kini dalam perjalanan pulang setelah bertahun-tahun berjuang melawan kegelapan. Langit malam bersinar oranye dan merah, memberi mereka kehangatan yang sudah lama tidak mereka rasakan.
Sepanjang jalan, Arya, seorang pemuda dengan rambut hitam terawat dan ekspresi penuh tekad, memimpin. Di sampingnya, Raka, seorang pejuang kuat yang tidak pernah berhenti tersenyum, dan Mira, seorang penyihir dengan kecerdasan luar biasa, melanjutkan percakapan mereka sambil mengingat saat-saat mereka bertarung bersama. Mereka bercanda tentang kejadian-kejadian lucu selama perjalanan, seperti saat Raka tersesat di hutan dan memanjat pohon, serta saat Mira secara tidak sengaja mengubah kudanya menjadi kelinci. Arya tertawa bersama mereka, merasa tenang untuk pertama kalinya setelah sekian lama. Ia mengungkapkan rasa bangganya kepada teman-temannya yang berjuang dengan gagah berani.
Namun, seiring berjalannya waktu, mereka sampai pada suatu tempat di mana mereka menjadi saksi bisu perjuangan mereka. Arya sedang berjalan melewati lembah yang sepi ketika dia tiba-tiba terdiam dan teringat temannya yang telah meninggal di sana. Raka mencoba menghiburnya dengan lelucon, dan Mira mengingatkannya bahwa mereka sudah melakukan yang terbaik. Arya tersenyum lemah dan melanjutkan perjalanannya, bercerita tentang masa lalu yang penuh kenangan, kemenangan, pengorbanan, dan persahabatan.
Matahari hampir terbenam ketika mereka sampai di bukit di atas desa. Pemandangan desanya yang indah dan tenteram menghangatkan hati Arya. Ia duduk di atas batu besar, dan Raka serta Mira duduk di sebelahnya. Mereka mulai membicarakan masa depan, apa yang akan mereka lakukan jika semua ini berakhir. Namun, suasana berangsur-angsur berubah. Arya memperhatikan, seiring berjalannya waktu, suara tawa dan percakapan teman-temannya semakin pelan. Saat dia menoleh ke samping, yang dia lihat hanyalah lapangan kosong yang tertiup angin malam.
Mata Arya membelalak. Kesadaran itu menghantamnya seperti sambaran petir. Raka dan Mira… mereka sudah pergi. Mereka tewas dalam pertarungan terakhir melawan Raja Iblis. Selama perjalanan ini, Arya berbicara sendirian, merindukan teman yang tidak akan pernah kembali lagi. Air mata mulai mengalir dari mata Arya. Dia merasakan sakit yang tak terlukiskan. Meski dia mengalahkan Raja Iblis, harganya terlalu tinggi. Arya berbisik pelan, seolah berharap temannya masih bisa mendengar, "Aku merindukanmu. Aku harap kamu menemukan kedamaian di sana."
Akhirnya, senja berubah menjadi malam. Arya berdiri di sana dan menatap langit berbintang. Dia tahu bahwa kenangan mereka akan selalu hidup di hatinya, meski mereka sudah tidak ada lagi. Arya melanjutkan perjalanannya menuju desa sendirian, namun dia tidak pernah benar-benar sendirian.