ppf. 9

3.8K 173 4
                                    

Sekarang, seperti biasa si anak manis nya Kendrick ini sedang berada di kamar nya tepat nya di atas kasur sambil menulis. Mengerjakan tugas maksudnya.

Se berandalan apapun Fello, ia tetap mengerjakan tugasnya dan mengumpulkannya tepat waktu. Ya walaupun hampir semuanya nyontek, nggak ada dia mikir sendiri. males banget -Fello.

"ah asu pegel banget tangan, nulis belum satu halaman. bener bener jompo." Maki nya pada diri sendiri.

fello bangun dari rebahannya, kemudian berlari keluar kamar untuk menemui Kendrick. ya, fello kan apa-apa pasti harus sama papi nya. dasar anak papi.

"ngapain keluar? belum lima menit kamu nugas." Kenapa Kendrick tau bahwa anaknya sedang mengerjakan tugas? yap karena memang itu suruhan dari Kendrick. Kalau tidak dipaksa, mana mau Fello.

"pegel pii, tugasnya nulis banyak." Fello berucap sambil mengambil coklat yang terdapat di kulkas kemudian memakannya dengan santai.

"bawa tugasnya kesini, sama meja." daripada ga ngerjain tugas sama sekali yang ngaruh ke nilai anaknya, yaudah mending dia bantu.

"gaa ah males. besok pagi aja." -fello.

"ck, kamu bangun aja udah kesiangan, gimana mau nugas dulu."

"ya makannya papi bangunin, jam 5." ucap Fello sambil mengangkat lima jari nya pada Kendrick.

"gak ah. kenapa fello kalau ngerjain pr di rumah suka pegel? di sekolah engga tuh!" dengan coklat yang sedikit menodai pipi fello, ia malah bertanya dengan nada bingung yang membuat Kendrick sekarang menoleh dengan tatapan lelah melihat tingkah sang anak.

"kamu ngerjain nya di kasur, ya pegel lah. buat apa ada meja." -Kendrick.

"emang iya?!" mata fello membulat, ternyata selama ini ia merasa pegal ya akibatnya sendiri.

"iya fello. kan kalau diatas kasur jadi empuk." -Kendrick.

"aih berarti selama ini fello pegel gara-gara itu doang!" kesel sendiri kan anaknya.

"iya makannya belajar di meja. kasur buat tidur!" -Kendrick.

"papi serem kalo marah! kaya monster berkepala empat hihi!"

"ck." hanya decakan malas yang keluar dari mulut Kendrick. mau protes juga mana bisa.

"apa itu ngambil coklat lagi? bawa meja sama tugas kesini fello." titah Kendrick yang sekarang nada nya sudah menjadi 'agak' tinggi dan semoga saja tak membuat si kecil menangis karena menganggapnya itu sebuah bentakan.

"ah papi! iya!" fello yang mendapati Kendrick menatapnya dengan tatapan tak biasa pun langsung membanting coklat yang tadi sempat ia genggam kemudian berlari ke arah kamar.

tak berselang lama Fello pun kembali ke ruangan tengah dimana Kendrick berada. menenteng meja lipat di sebelah kiri dan tangan kanannya menggenggam beberapa buku dan alat tulis.

"kerjain. cuma rangkum kan? kalau ada yang susah, bilang." -Kendrick.

"coklat boleh?" Fello bukannya mengiyakan perintah Kendrick malah bertanya balik tentang coklat yang tadi sempat ia banting.

"nggak ada fello." Kendrick memang membatasi sang anak dalam seminggu hanya boleh dua kali memakan coklat. Menurutnya itu biasa saja karena orang tua lain mungkin ada yang membatasi nya satu bulan hanya boleh satu.

Ia pun tak jarang kecolongan si kecil, bisa-bisa kalau Kendrick gak ada di rumah Fello bisa makan tujuh coklat dalam sehari.

Fello yang mendengar penuturan mutlak dari Kendrick hanya bisa berdesah sambil tangannya terpaksa menuliskan sesuatu yang jadi pekerjaan rumahnya itu.

"udah." -Fello.

"apa kamu, masa udah beres aja. belum lima menit Fello!" jengah sekali Kendrick dengan kelakuan sang anak. anak dia doang apa yang lain juga gitu ya? info gais.

"papi bawel! kan ngerangkum! yang penting aja!" -fello.

"mana liat." Fello menyerahkan buku tulis tebal itu kepada Kendrick kemudian lanjut memainkan handphone nya.

"udah kan? papi ini nuduh aja fello!" Fello merampas kembali buku yang tadi sempat ia berikan pada Kendrick.

"hmm." -Kendrick.

setelah hening beberapa menit, fello membuka suaranya kembali dengan suara cempreng khasnya.

"nanti fello mau beli buku yang kecil aja papi, jangan yang big size."

"biar sedikit kalo disuruh rangkum." fello melanjutkan pernyataan nya sendiri.

"guru fello suka suruh tiga lembar, kalo yang kecil buku nya kan sedikit papi."

"yaa papi?" melihat Kendrick tak kunjung menjawab nya, Fello kembali memastikan agar permintaannya itu di terima.

"papi?"

"papiii!"

"PAPIIIII!" Fello yang tak tahan diabaikan Kendrick pun menarik handphone Kendrick dengan mata yang berkaca-kaca dan wajah sudah memerah.

"iya sayang apaaa." Kendrick yang aneh dengan perlakuan anaknya pun menoleh melirik ke sebelahnya tepat Fello berada dengan mulut melengkung kebawah.

"hikss papi ga dengerin fello?" balas fello dengan kedua tangan yang mengepal sambil ia usak ke matanya yang sedang berderai air mata.

"denger, jangan gitu nanti sakit matanya." Kendrick menurunkan kedua tangan Fello seraya merengkuh sang anak ke pangkuannya.

"huwaaaaaa jahatt hiks papi- h-hiks ga denger fello!"

"papi emang jahat." bukannya menenangkan sang anak, Kendrick malah membenarkan ucapan anaknya tadi.

"huweee!" terus meraung sambil sesekali memukul dada bidang Kendrick ya walaupun ga kerasa sih.

"udah, cape." Kendrick sedikit menangkat kepala sang anak dan menatapnya dengan tatapan datar seraya tangan kekarnya menghapus jejak air mata Fello.

"hiks."

"fello tadi cerita apa? kan papi lagi balas chat pelanggan."

"gatau!!!" fello yang masih kesal kembali membentak Kendrick namun dengan suara yang tetap bergetar.

"uhh bayi marah." Kendrick mencium pipi tembam anaknya itu dengan gemas.

"diem papi! jahat! gak dengerin fello hikss!"

"iya maaf sayang. fello boleh makan coklat deh." tak ada cara lain selain merayu nya dengan makanan, Kendrick sekarang membiarkan sang anak memakan coklat. mungkin malam ini fello akan menghabiskan satu box coklat.

fello yang mendengar perkataan papi nya itu bangkit dari pangkuan Kendrick dengan wajah yang masih memerah dan cemberut namun tetap mengambil satu box besar yang berisi coklat didalam lemari pendingin.

"salah ngomong gua.." ucap Kendrick lirih dengan tatapan yang datar.

"enyakk! mau?" Fello menunjukkan satu coklat yang sudah ia gigit setengah.

Kendrick tak menjawab dan malah kembali mengabaikan Fello. Fello yang sudah asik dengan coklat nya itu tak menghiraukan lagi jika dirinya sedang diabaikan.

Kendrick meninggalkan Fello yang sedang asik dengan coklatnya ke halaman rumah untuk menyesap nikotin yang rutin ia konsumsi. Selama beberapa menit berada di luar, Kendrick kembali ke dalam rumah dan menampakkan anaknya yang sudah tertidur dengan handphone yang masih menyala disampingnya.

"kebiasaan. anak siapa sih." Kendrick membereskan terlebih dahulu box coklat yang sudah tidak ada bentuknya dan merapikan buku tulis Fello yang tadi sempat ia bawa.

Menggendong ala koala sang anak dengan hati-hati kemudian meletakkan nya di kamar.

"eughh papi jangan keluar" sudah tidur pun tetap sadar kalau papinya mau menjauh dari dia. dasar fello.

TBC

big thanks yang udah baca cerita fello dan selalu vote, nanti fello cium yaa!!

WUFYUUU💗

PAPI PUNYA FELLO! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang