14. on a rainy night

592 104 26
                                    

"membantu dalam hal apa maksud dokter?"

"yah ... kalau kau butuh tempat bercerita atau tempat pelampiasan. atau bahkan, mungkin kau membutuhkan seseorang untuk membuatnya panas hati."

mendengar pernyataan terakhir dari jaehyukㅡyang entah dilontarkan secara serius atau bercandaㅡmembuat hyunsuk tertawa hambar.

"dia bahkan tidak mencintai saya, bagaimana mungkin dia bisa cemburu?"

"tidak ada yang tau isi hati seseorang," ucap jaehyuk penuh arti.

"tapi ... kenapa?"

jaehyuk menatap lurus ke arah hyunsuk, meminta pemuda itu untuk memperjelas ucapannya.

"kenapa dokter menawarkan diri untuk membantu saya?"

cukup lama jeda yang diberikan jaehyuk atas satu pertanyaan dari si pemuda choi, yang serta merta membuat pikirannya menerawang jauh entah ke mana.

"entahlah ... kau mengingatkanku pada seseorang."

tadinya hyunsuk hendak bertanya lebih lanjut, tetapi mendapati sorot sendu yang terpancar dari netra pemuda di sampingnya, membuat niatnya urung.

alhasil, sisa perjalanan mereka hanya diisi dengan keheningan, sebelum akhirnya mobil putih jaehyuk berhenti di depan sebuah restoran jepang.

"kau suka sushi? atau kau ingin yang lain?"

hyunsuk menggeleng cepat, lantas tersenyum. "tidak apa-apa, aku suka sushi."

"baiklah, ayo kita masuk."

kedua anak adam itu pun masuk ke dalam, mengikuti guide dari pelayan restoran yang mengarahkan mereka pada sebuah ruangan yang memberikan privasi dan jauh dari keramaian.

di tengah kegiatan makan mereka, hyunsuk tiba-tiba menghentikan pergerakannya dan menatap hidangan yang tersaji di hadapannya dengan netra berkaca-kaca.

"hyunsuk, ada apa?"

"ah, tidak apa-apa. aku hanya merasa senang." hyunsuk mengalihkan pandang ke arah pemuda di hadapannya sambil tersenyum tulus, bahkan tanpa sadar mengubah gaya bicaranya menjadi tidak begitu formal. "sudah lama sekali aku tidak makan bersama seperti ini."

hyunsuk bahkan tidak ingat kapan terakhir kali ia makan dengan ditemani kehadiran seseorang. ia sudah terlalu terbiasa makan seorang diri, entah itu ketika ia masih berada di rumahnya dahulu, maupun saat ia sudah tinggal bersama jihoon sekarang.

ah, tidak. sebenarnya hyunsuk tidak pernah merasa terbiasa, berapa kali pun ia melaluinya.

duduk seorang diri di meja makan selalu menghadirkan rasa sepi yang begitu menyiksa baginya. ia berharap akan ada hari di mana ia bisa duduk berhadapan dan menyantap makanan bersama.

dan saat hal itu terwujud malam ini, hyunsuk tak bisa menghindari rasa emosional yang mendadak membuncah dari dalam dadanya.

"katakan padaku kapan pun kau butuh teman makan." jaehyuk menaruh satu slice sashimi di piring hyunsuk.

mendapati hal tersebut, si pemuda choi terkekeh sembari menyeka air matanya. "dokter yakin tidak salah mengambil spesialisasi dulu?"

"apa maksudmu?"

"menurutku, dokter lebih cocok menjadi seorang psikiater."

kali ini, gantian jaehyuk yang terkekeh. "aku sudah sering mendengar hal itu, hingga membuatku kadang bertanya-tanya, apa aku benar-benar salah langkah?"

tawa ringan kembali dilayangkan sang lawan, membuat jaehyuk tersenyum senang.

ia sudah berhasil menjalankan tahap awal dari rencananya. ternyata mendekati hyunsuk tak sesulit yang ia bayangkan.

spark in you; jaesahiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang