IX. Let It Go

338 65 5
                                    

•Selamat Membaca•
-
-
-

"Wah, Zean...gue tadi pangling loh..." Kata Daniel begitu melihat Zean di kelas. "Lo naik angkot, ya? Gue pikir tadi yang datang bareng Freya itu lo, soalnya mirip banget sih...ternyata Kris, ya?"

"Iya, mama gue bilang biar Kris yang ikut Freya supaya kesehatannya membaik. Maksud gue, jantungnya Kris rusak sejak lahir. Usaha keras keluarga agar dia bisa bertahan sampai sekarang...jadi gue pun harus ngedukung apa yang bisa gue lakukan."

"Lo gak takut Freya direbut?"

"Nggak, Freya tetap sahabat gue."

"Oh...bagus deh."

Pulang sekolah Kris pergi ke klub musik sedangkan Freya dan Zean seperti biasa berlatih basket. Tim sekolah mereka telah berhasil lolos seleksi ke putaran final pertandingan basket pelajar sekolah menengah se-Indonesia.

"Gimana rasanya anter jemput pangeran?" Tanya Ferrel, salah satu anggota klub basket saat mereka break latihan. "Zean gak marah kursinya diambil?"

"Biasa aja..." Jawab Freya dan Zean bersamaan.

Segalanya memang tetap seperti biasa. Tak ada yang berubah. Bahkan Zean setiap hari naik kendaraan umum, Zean menjadi dekat dengan teman-temannya yang lain. Sepulang sekolah ia sering nongkrong atau pun sekedar main-main di rumah mereka.

"Kamu nggak langsung pulang?" Tanya Kris keheranan.

"Iya...Ferrel bilang hari ini mamanya ulang tahun jadi ngundang kami semua ke rumahnya..." Ujar Zean.

"Maaf ya...kasih tau mama kalau aku nggak makan malam di rumah. Soalnya mau ditraktir Ferrel."

"Oh, gitu..." Kris mengangguk lalu pergi kepada Freya yang sudah menunggu dengan sepedanya. Mereka lalu pulang bersama.

"Sebenarnya Freya dan Kris itu apa sih?" Tanya Aldo heran. "Sorry ya Zean...tapi sikap mereka kayak bukan sekedar teman."

"Kalau bukan teman apa dong? Maksud lo pacaran?!" Tanya Zean geli.

"Iyalah...! Anak-anak di sekolah juga mikirnya gitu. Pokoknya sejak ada Kris sekolah jadi berubah deh..."

"Kedengarannya kayak pada gak terlalu suka sama Kris. Kenapa?" Kata Zean keheranan.

"Dari yang gue dengar dari anak cewek sih...nggak rela Freya direbut dari Zean...kalau sama lo sih kita udah maklum." Jawab Daniel.

"Tapi Kris bukan orang lain, dia saudara gue sendiri." Zean susah payah menjelaskan. "Gue harus jaga dia, karena Kris gak dapat bertahan hidup lama. Gue berutang banyak sama dia."

"Maksud lo? Kondisinya Kris separah itu ya?" Tanya Florian.

"Dan apa maksud lo punya utang sama Kris? Gue gak ngerti..." Sambung Ferrel bingung.

Zean menghela napas dan terdiam lama sekali sebelum akhirnya menjawab pertanyaan mereka.

"Kris nggak mau penyakitnya dibesar-besarkan, tapi kenyataannya memang parah banget. Sejak lahir jantungnya gak berfungsi normal karena ada lubang besar di dalamnya. Selama ini dia hidup dengan berbagai bantuan mesin dan obat-obatan yang banyak banget jumlahnya...mama bilang Kris akan hidup selama dia memiliki semangat buat hidup...dan itu terjadi pas dia sekolah di sini dan punya banyak teman. Freya udah mengerti hal itu dari awal makanya dia mau jaga Kris."

"Oh..." Keempat cowok itu ber-oh ria.

"Kami gak tau." Kata Daniel pelan. "Pantas aja...di klub musik dia jarang tampil, gue pikir dia mau hindarin main alat musik yang katanya dia kuasai." Lanjut Daniel.

"Kami janji mulai hari ini akan bersikap baik sama dia." Kata mereka bersungguh-sungguh.

"Makasih ya."

-

-

-

Malam itu Kris tidur di kamar Zean. Mereka berdua mengobrol sampai larut malam seperti yang dulu sering mereka lakukan saat Kris baru pulang. Ngobrol sambil berbaring di ranjang dan mematikan lampu.

"Zean..."

"Iya?"

"Kamu dan Freya cuma temanan doang?"

"Hah?!"

"Apakah kalian lebih dari seseorang sahabat?"

"Apa maksudnya lebih dari seorang sahabat? Emangnya ada yang lebih dari sahabat?"

"Kalau kalian pacaran berarti lebih dari seorang sahabat."

"Kamu salah. Di—lebih sulit bersahabat daripada pacaran." Zean memejamkan mata dan mengigit bibirnya pelan.

"Maksud kamu apa dengan nanya-nanya kayak gitu?"

"Freya baik banget, tadi pas pulang sekolah dia mentraktir aku makan."

"Hmm..."

"Aku suka sama dia, Zean. Baru pertama kali aku punya teman seperti dia...semula aku takut kamu akan marah kalau aku dekat sama Freya, buktinya kamu jadi sering menghindar dan pergi dengan teman-temanmu. Kupikir kamu marah, tapi Freya bilang kamu cuma butuh suasana baru...dan kayaknya Freya benar."

"Hmm..."

"Sejak pindah kemari rasanya hidup menjadi lebih berirama, karena aku punya kamu...punya Freya...punya kehidupan baru..."

"Itu bagus banget, Kris..."

"So...please tell me...that."

"Tell you what?"

"Please let me have Freya...aku gak mau melangkah tanpa izin kamu, Zean. So...please tell me that...you will let me..."

Zean terkaget mendengar perkataan dari Kris, dia mengusap matanya yang basah dan menjawab seceria mungkin.

"Pangeran di izinkan, tetapi pangeran harus berjanji memberi makan tuan putri Freya secara teratur."

Kris tertawa. Dia menyalakan lampu dan memeluk Zean.

"Thank you so much...Zean kamu baik banget."

"Te-tentu saja hahaha. Mulai sekarang kamu bisa panggil aku Saint Zean."

"Dasar Zean."

Walaupun hatinya merasakan kepedihan, Zean sadar bahwa dia menyayangi Kris, dan walaupun ada yang boleh mengambil Freya darinya...orang itu hanyalah Kris.



to be Continued.

*

*

*

Maaf Kalau Ada Typo🗿

-

YANG MAU VOTE SILAHKAN🤗

-

Babay! See U👋

Kaca, Kamu, LangitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang