Ruang diskusi di gedung departemen bisnis lebih luas dibandingkan departemen lainnya. Letaknya di tingkat kelima dan hampir menempati seluruh lantai. Meski begitu, tempat ini hampir selalu dipenuhi oleh mahasiswa.
Cahaya matahari yang menembus melalui dinding kaca menjadi penerangan alami, memberikan suasana yang lebih cerah. Apalagi dengan pemandangan hijau dari luar. Tidak heran ruang diskusi menjadi tempat pertama yang paling banyak disenangi.
Beberapa mahasiswa duduk di meja kayu sambil membuka laptop dan mengerjakan tugas, dan sebagian duduk di sofa empuk sambil mendiskusikan sesuatu. Tidak sedikit juga yang hanya diam mengistirahatkan tubuh dari banyaknya gempuran tugas kuliah.
Yerim termasuk yang terakhir. Ia saat ini sedang bersantai di tengah-tengah jeda untuk kelas berikutnya. Alih-alih menyibukkan diri seperti orang-orang di sekitarnya, Yerim justru sedang menonton drama di tab miliknya.
Masih ada satu jam lagi sebelum mata kuliah selanjutnya dimulai, jadi Yerim ingin menggunakan waktu tersebut untuk melanjutkan drama yang akhir-akhir ini sedang dia tonton atas rekomendasi dari Eunsaem.
Jangan salah paham. Gadis itu menggunakan earphone bluetooth yang dapat meredam suara dengan baik, jadi dia tidak mengganggu orang-orang di sekitarnya sama sekali.
Sofa yang ditempati Yerim agak terisolasi dan dia duduk sendirian. Jadi ketika merasakan pergerakan di samping dan bagian di sisinya tenggelam, dia melirik sekilas.
Hanya Jaehyun dengan tas di pundaknya. Kali ini pria itu sendirian, tidak bersama dengan dua yang lain. Eunwoo sedang ada kelas, sementara Jungkook belum diketahui keberadaannya.
Pria itu mengintip tab yang dipegang Yerim. Begitu melihat gambar bergerak yang sedang ditonton gadis itu dengan serius, mulutnya tidak bisa menahan komentar keheranan, "Sejak kapan kau menonton drama? Bukan gayamu sama sekali."
Suara yang keluar dari earphone milik Yerim tidak begitu kencang, jadi suara bariton milik Jaehyun yang ada di sebelah, masih tertangkap dengan jelas di telinganya.
Menekan tombol jeda, Yerim menoleh. Dengan santai dia membalas, "Apa kau sangat menganggur? Pergilah ke kencan buta daripada mengurusi orang lain."
"Hei, ini sudah kedua kalinya aku mendengar hal ini darimu. Aku tersinggung, tahu." Mendapat cercaan yang sama untuk kedua kalinya, Jaehyun tidak diam seperti sebelumnya. Meski begitu, tidak ada tanda-tanda ia tersinggung dengan kata-kata Yerim.
Gadis itu memutar mata. "Berhenti mengganggu tunanganku kalau begitu. Hampir setiap kali aku berpikir kau tidak tertarik pada lawan jenis."
"Eh, apa terlihat jelas?"
Yerim tidak menyangka akan mendapat tanggapan seperti itu dari Jaehyun. Tapi raut main-main itu dapat meyakinkannya. Hanya saja gadis itu masih ingin memberi ancaman kecil.
"Percaya atau tidak, aku akan mengadu pada Paman Jung."
"Hanya bercanda. Kau serius sekali."
Yerim berdecih. Sudah malas menanggapi candaan pria itu, ia kembali memutar drama yang sempat terjeda.
Gadis itu mengabaikan segala gerakan yang timbul di sampingnya.
Kebetulan sekali Jaehyun hari ini membawa satu makanan ringan di dalam tasnya. Ia membukanya, menawarkan kepada Yerim sebelum dia sendiri mencobanya.
Yerim memandangi makanan berbungkus itu dengan jijik. Untuk mempertahankan bentuk tubuhnya, ia hampir tidak pernah menyentuh makanan penuh kalori seperti itu. Jadi saat ditawari hal seperti itu, ia mengernyit tidak suka.
"Lupakan. Aku tidak akan memakannya."
Jaehyun mengerti permasalahan semua gadis, tetapi reaksi yang diberikan Yerim ternyata lebih besar dari bayangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE ARCADE
FanfictionKim Yerim dan Jeon Jungkook sudah bertunangan selama tiga tahun, tapi hubungan keduanya kian hari semakin merenggang. Yerim dengan banyak ide-ide mengejutkan, tidak mampu menggerakkan Jungkook yang acuh setiap saat.