Paginya.
Anggara membuka mata, menyadari jika putingnya terasa perih dan nyut-nyutan, ia melihat kebawah dan terlihat mata Agra sudah berbeda warna.
"Asa, hitungan ke satu lepas atau gw pukul."
Asa menggigit puting itu sekali lagi dan menghasilkan erangan dari Anggara, pukulan langsung ia dapatkan tepat dikepala 'worth it' pikirnya.
Dada Anggara terasa kenyal akibat keseringan dihisap Agra.
Wajah yang terpasang senyum menyebalkan itu membuat Anggara nyaris memukulnya, namun tidak jadi mengingat mereka ada di publik.
5 jam berlalu dan ujian Agra selesai untuk hari ini, Asa terlihat keluar dengan darah di tangannya, "Nggara, ada bocah yang main main." Asa mengambil air putih yang ia bawa di tasnya lalu mencuci tangannya menggunakan air itu.
"Jijik."
Wajah yang datar itu bahkan terus mengusap kasar darah mengering yang juga membasahi pipi dan hidungnya, "hati hati menyakiti dirimu sendiri, Asa" botol air itu Anggara ambil, dan ia gunakan tisu untuk membersihkan wajah basah milik Asa.
Tatapan datar terus mengikuti tangan Anggara yang perlahan mengobati luka di tangan Asa. "Kamu kenapa bisa gitu?" Asa memalingkan wajah "tu anak ngelakuin penindasan ke Agra" tangan Asa mengepal hingga darah mulai menetes.
Tangan Anggara perlahan membuka kepalan tangan Asa, tangan yang penuh darah itu Anggara elus lembut. "Jangan nyakitin diri kamu sendiri. Kalau bukan kamu yang salah, Nggara bangga kok sama kamu" Anggara melepas pegangan tangannya yang dihadiahkan rengekan kecil dari si pemilik darah.
"Yah, kelakuan kamu masih sama kayak waktu dulu" Asa terdiam, tubuhnya terasa merinding, 'apa Anggara tau tentang dirinya?' "benarkan Aksara Kendrick?" Sial, tebakannya 100% benar.
"A-apa maksudmu?"
"Dari beberapa tahun belakangan, aku memperhatikan jika cara bertarungmu dengan Aksara yang dulu dengan bangganya mencium ku sangat mirip, bahkan dari caramu yang menatapku datar ketika aku mengobatimu. Benar bukan?"
"Ah? A-aku bukan Aksara yang pernah menciummu di depan kelas" Anggara tersenyum "hm? Aku tidak bilang kita berciuman di depan kelas lho" Asa terkejut.
Asa rasanya ingin teriak 'BANGSAAAAAAAAAAAT'
"E-eh, nggak maksud aku disekolah..." Asa baru menyadari jika ia keceplosan lagi. "Aku kan nggak bilang dimana lho, kamu yang umbar sendiri" Asa menghela nafas, "iya, aku Aksara Kendrick yang pernah nyium kamu" Anggara tersenyum menyebalkan.
"Hehe, gitu dong"
"Angga, itu anaknya" Asa secara tiba tiba memeluk Anggara dan sembunyi dibelakangnya. "Huks Angga... Tolong" anak itu menunjuk Asa yang terlihat menangis dibelakang, "dia yang nyakitin aku mah~!" Asa memeluk perut Anggara dan kembali menangis.
"Dia jahat~ Angga percaya kan?" Anggara terpaksa mengikuti "iya Sayang" dan akhirnya terjadi suatu hal yang males saia jelasin.
Perjalanan hari ini selesai dan saatnya berisitirahat
Sekian terima gaji
Wkwk, jadi inget waktu awal kenal Pia dia plagiat cerita aku wkwkwk. Aku tanya kenapa dia plagiat cerita aku katanya dia gak bisa mikir nama yang bagus buat jadi nama oc dia, terus ngikutin nama oc aku wkwkw.
Lucu banget, mana waktu ketemu dia pake acara malu malu udah gitu bawain kado buat aku karena permintaan maaf akibat plagiat cerita aku. Dan disitulah awal mula aku kenal Leon sama Pia yang berakhir gw Collab Ama Pia di cerita dia.
Sumpah, ada yang inget nama Anggara gak? Lupa bjir

KAMU SEDANG MEMBACA
Asa (KAGAK JADI HIATUS I WILL FIGHT FOR MY FREE WILL TILL THE END)
RandomBapak anak tapi panggilannya Abang Adek TOLAK RUU TNI Notes: Nggak suka silahkan pergi, lebih baik habiskan waktu dengan yg lebih penting daripada ngetik hal jahat disini. BL tipis tipis (bukan incest) suka ada AU tiba tiba, lupa ngomong AU nya suk...