"Lo liat Galang, gak?" Tanya Nayla pada anak-anak murid yang ia lewati di Lorong.
"Gak liat, tuh." Jawab mereka.
Nayla menghembuskan nafasnya kecewa, "Makasih, ya."
Nayla sudah mencari Galang di seluruh tempat. Di Kelas, Kantin, Toilet, bahkan ditempat-tempat yang biasa Galang jumpai, namun hasilnya nihil. Galang tak ada dimanapun.
"Duh, Lang! Lo dimana, sih? Lo marah ya?"
Nayla termenung. Salah dirinya juga yang kentara menunjukkan ingin bertemu Tristan dihadapannya Galang. Galang yang tadi masih mengajaknya ngobrol, malah ditinggal pergi. Pasti pikiran Galang macam-macan karna laki-laki itu melihat dirinya bersama Tristan. Nayla takut Galang berprasangka kalau dirinya enggan mengobrol pada Galang, sementara dirinya malah lebih nyaman bersama Tristan. Lalu setelah itu Galang menjauhinya. Nayla menggeleng karna pemikirannya itu.
"Gue minta maaf kalo lo marah sama gue." Ucap Nayla lirih.
***
Sementara di Gudang Sekolah Galang melampiaskan semuanya. Ia mengamuk sendirian disana. Membanting-banting barang yang ada disana. Menonjoki tembok sepuasnya. Tak lama kemudian, sekujur tubuhnya sakit semua. Gen serigalanya tak bisa ia kendalikan. Namun, Galang masih sadar dan sebisa mungkin mengendalikannya. Matanya telah menjadi oren. Ia mengerang kesakitan. Tubuhnya menegang. Dan Galang masih mencoba menahan gejolak dalam dirinya yang ingin keluar.
Aaaaauuuuuuu
Karna tak tahan, Galang melolong. Namun kali ini lolongannya sangat keras. Galang tak tau, apakah lolongan ini bisa sampai terdengar keluar sana atau tidak?
"Gue harus tahan! Gue gak boleh berubah!"
Galang berpikir. Ia seperti ini karna marah. Ia sangat berusaha mengendalikan amarahnya. Akhirnya ia mencoba menarik nafas dan menghembuskannya perlahan.
"Lo harus tenang, Galang! Lo gak boleh marah." Ucapnya menenangkan dirinya sendiri. Dan itu berhasil. Perlahan-lahan, Galang mulai merasa tenang walaupun nafasnya masih naik turun. Galang masih mampu mengendalikan dirinya.
Begitu ia merasa lebih tenang, tubuhnya meluruh ke lantai. Sekujur tubuhnya merasa lemas karna kehilangan banyak energi. Sesaat kemudian, Galang kehilangan kesadarannya.
***
Baik Tristan maupun saudaranya lain terbelalak ketika mendengar suara lolongan itu. Benar! Sudah di pastikan kalau ada serigala di Sekolah mereka.
"Lolongan serigala?" Tanya Liora.
Tristan berdesis. Matanya kini sudah menjadi merah, "Gue harus cepat-cepat nyari tau siapa serigala itu. Ini bisa jadi ancaman bagi kita."
"Itu urusan belakang. Yang pasti, lo harus cari Nayla dulu. Gue takut Nayla malah bertemu dengan manusia serigala itu. Karna kalau dari pendengaran gue, serigala itu sedang tidak bisa mengendalikan diri." Ujar Thea menyarankan.
Semua percaya pada ucapan Thea. Karna pasalnya, Thea lah yang paling memahami bangsa serigala daripada yang lain.
Mendengar itu Tristan mengangguk. Membenarkan ucapan sang adik. Akhirnya Tristan pergi dengan melesat.
***
Langkah kaki Nayla terhenti ketika ia mendengar suara lolongan itu. Saat ini dirinya masih sibuk mencari Galang. Seketika perasaan takut menyergap hatinya. Suara itu terdengar dekat sekali.
Nayla memperhatikan sekelilingnya. Ia baru menyadari bahwa posisinya sedang berada didekat Gudang Sekolah. Sekilas suasananya begitu mencekam karna ini adalah daerah yang jarang dilewati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Immortal Creature (GGS Fanfiction My Version)
FanfictionGanteng Ganteng Serigala Fanfiction (My Version) Ketika makhluk Immortal hidup berdampingan dengan manusia. Galang dan Nayla adalah dua orang sahabat yang merupakan manusia biasa. Keduanya dekat bahkan saling membutuhkan. Namun, semuanya berubah ke...