Agent?

416 16 2
                                    

"Mom?" Vando terkejut ketika melihat Ibunya sudah berdiri dibelakangnya. "Iya sayang" Erina tersenyum kepada Vando.

"Apa yang Mom lakukan disini? Bukankah Mom pergi ke Jepang tadi pagi untuk membantu Dad?"

"Mom membatalkannya." Kata Erina tenang. "Kenapa Mom?"

"Bukankah sejak kecil kau sudah diajari tentang kerahasiaan setiap misi?"

"Iya aku mengerti Mom, maafkan aku."

"Mom merindukan Daddy mu, tapi setelah melihat wajahmu seketika rindu Mom telah terpenuhi." Vando tertawa pelan lalu berkata "Iya Mom aku juga merindukannya."

---
Black Point of View

"Sekretaris Negara ingin berbicara denganmu."

Aku menghentikan pembicaraanku dengan Felix dan Wena ketika asisten pribadiku --jemma-- memasuki ruangan dan mengatakan jika Sekretaris Negara --Tiana Martin-- ingin berbicara denganku, aku langsung memberi kode kepada Felix dan Wena untuk melanjutkan pembicaraan ini nanti.

Aku berjalan menuju lantai 3, menaiki tangga karena lift yang seharusnya dikhususkan untuk orang sepertiku --agent level 10-- sedang mengalami perbaikan sejak pagi tadi. Ketika langkah kakiku melewati balkon aku melihat Rexi dan juga Oka berada disana, aku terkejut sekaligus tersenyum melihat kearah mereka yang sedang berpelukan, mungkin yang diceritakan mendiang istriku memang benar tentang masadepan tapi akankah hal buruknya juga terjadi? Semoga saja tidak... Jemma menepuk bahuku pelan dan menyadarkanku jikalau Sekretaris Negara sedang menungguku, aku segera bergegas hingga mencapai sudut ruangan yang berhiaskan pintu besi dan juga alat pengenal wajah, karena hanya orang tertentu saja yang bisa memasuki ruangan ini.

Wajah Sekretaris Negara sudah sangat jelas terpampang dilayar komputer canggih yang dirancang oleh anak buahku sendiri yang sayang sekali ia harus pergi meninggalkan dunia ini.

"Kau tampak tenang? Apa kau sudah mengetahuinya?" Tanya Tiana Martin.

"Apa maksudmu Ana?" Aku memanggilnya seperti itu karena aku mengenalnya sudah sangat lama sejak aku duduk dibangku smp, ia teman baikku.

"Jadi ku anggap kau belum tau. Pusat pemerintahan sangat kacau, dan aku harap Presiden belum mengetahuinya, aku takut ia akan sangat panik dan tak berkonsentrasi dengan rapatnya bersama Presiden Roma. Ada seorang dari dalam yang sudah membobol pertahanan kita, ia sudah berhasil mengetahui data-data kita termasuk dimana letak persembunyian QX73 berserta harta negara. Aku tak tau apa motif dan siapa orang ini, tim keamanan sudah..."

"Aku paham, ini masuk kedalam tanggung jawabku untuk mencarinya, aku akan mengirim agent level 7 beserta timnya untuk kesana menemuimu dan juga melihat berapa parah lagi kekacauan yang dibuatnya." Aku mematikan sambungannya. Aku mulai berpikir lagi, aku hanya takut kejadian buruk itu terjadi dan... Entahlah aku hanya berharap semua akan baik-baik saja.

---

Rexi Emeralda Point of View

Sudah dari 10 menit yang lalu Oka melepaskan pelukannya dan perasaanku masih sama seperti saat ia memelukku tadi, aku sangat menyukai pelukan itu, aku menginginkannya lagi tapi sudut hatiku masih terasa nyeri.

Tiba-tiba sebuah gadget berbentuk lingkaran dikeluarkan dari kantung dalam jaket Oka dikarenakan gadget tersebut berbunyi, aku memperhatikannya, screen gadget tersebut ada sebuah lambang yang sempat aku lihat diruangan Black dan juga dibawahnya ada angka berserta huruf yang tersusun, aku tak tau apa maksudnya tapi disitu tertulis "National Secret Agents" lalu dibawahnya "Eagle 3241" dan dibawahnya lagi "Agent Level 6", apa itu lencana Milik Oka yang berupa Gadget? Aku tak tau, terlalu banyak kenyataan yang kuterima hari ini dan agak membuat kepalaku menjadi pusing. Aku masih memperhatikan Oka yang melihat gadgetnya lalu ia mengangkat kepalanya dan melihatku sedang memperhatikannya. Aku cepat-cepat membuang wajahku, tapi ia malah tersenyum penuh arti, mungkin ia mengejekku karena memperhatikannya.

"Aku tau aku tampan, jangan memperhatikanku seperti itu, nanti kau jadi tak bisa tidur" dan benar ia mengejekku. "Apa kau bilang Geraldy? Huh terlalu percaya diri!" Balasku. Ia kembali tertawa, apa ia sudah gila? Mungkin memang benar.

"Ayo kita turun dan menuju ruang pertemuan." Ajaknya. "Untuk apa?" Tanyaku kebingungan "Ada sesuatu mungkin, dan aku harus mengajakmu Emeralda. Mungkin Black tau kau sedang bersamaku."

Sebelum aku menjawab ia sudah menarikku untuk berjalan, bukankah ia menyebalkan? Tapi ia juga bisa bersikap manis jika serius, ah sudahlah ada sesuatu yang lebih penting daripada memikirkannya, aku melihat kearah perutku dan tersenyum, "Mom berjanji akan menyayangimu dan mendidikmu menjadi anak yang kuat dan ceria." Aku bergumam pelan, mungkin Oka mendengarnya karena setelah itu ia menghentikan langkahnya sejenak.

---

Still Rexi POV

Ruangan ini cukup luas dengan kursi yang mengelilingi meja dan terdapat sebuah layar raksasa didepannya. Aku bisa melihat ada Black, Mama, Papa, Vando, Elisya, Jane, dan satu perempuan yang tak kukenal sudah duduk disana. Papa dan Mama menatapku sangat intens, aku takut mereka mengetahui kehamilanku dan membenci diriku, aku tak mau kehilangan mereka, seketika Oka yang mengerti keadaanku langsung menggenggam tanganku sangat erat seperti meyakinkan.

Aku duduk ditengah-tengah antara Oka dan Elisya. Lalu aku melihat Black berdiri dan menunjuk layar raksasa yang ada didepannya, dilayar itu terdapat sebuah gambar berupa tabung  besi yang dipermukaan tabung itu ada sebuah tombol dan sejenisnya, Black menjelaskan tabung itu diberi nama QX73 isinya berupa gas kimia jika diaktifkan dikawasan masyarakat, manusia yang menghirupnya akan menjadi menggila dan berusaha menyakiti manusia lain, Black menjelaskan Resda Julio seorang ilmuwan terkemuka membuatnya untuk hal kejahatan dan pada 10 tahun yang lalu ia ditangkap dan dihukum mati, tapi gas itu tak bisa dimusnahkan sehingga pihak pemerintah mengamankan sekaligus menyembunyikannya agar tak ada yang mengetahuinya, tetapi seseorang berhasil menerobos pusat pertahanan pemerintah dan mencuri data-datanya termasuk lokasi persembunyian QX73 beserta lokasi harta negara.

Lalu Black menunjuk Papa "Felix kembalilah, temukan siapa orangnya, dan untuk timmu, mereka yang berada diruangan ini termasuk putrimu beserta sahabatnya." Papa membulatkan matanya "Kau gila Black?" "Tidak, aku yakin Rexi dan Jane bisa melakukannya, Oka dan Vando adalah agent level 6 yang merupakan tim Eagle 3241, Elisya adalah agent level 5 yang kau akan terkejut dengan kemampuannya, bukankah istrimu dan juga putrimu bisa bela diri? Apa kau lupa? Bahkan sahabat dari putrimu yang gila fashion itu tidak disangka ia mengikuti karate dan les menembak." Aku terkejut mendengar perkataan Black, aku langsung menatap Jane dan ia menundukkan kepalanya.

"Tapi ini membahayakan Rexi termasuk janinnya..." Mama mengatakan itu dan langsung menutup mulutnya, tidak... Aku takut mama dan papa membenciku, aku tahu Oka pasti juga khawatir sekarang tetapi tiba-tiba mama berbicara lagi "Kami tahu sayang, kami kecewa tetapi nasi sudah menjadi bubur, kami tak akan membencimu, tak akan pernah, kami akan membantumu melewati masa ini, percayalah, mama dan papa menyayangimu Rexi." Aku hampir menangis mendengar perkataan mama tetapi Oka menggenggam tanganku lagi, meyakinkanku ini memang akan baik-baik saja.

---------------------

WAJIB BACA!!
Hallooooo para Readersku tercintaaa😘
Aku update nih. Lama ya? Hehe aku stuck sih, terus tadi kelaperan nggak ada makanan tiba-tiba keinget serial agent carter sama agents of S.H.I.E.L.D. Tuh dimultimed pictnya😂 Akhirnya ide muncul, yaudah langsung nulis dan jadi langsung nih😂 maafin author yak😂

Btw judulnya udah aku ganti jadi The Gift hehe...jalan cerita menceng dari yang seharusnya jadi nggak tau deh pada suka apa nggak😂 dan yang dulunya -gue-lo- aku ganti jadi -aku-kamu-kau-dan-diaaaa *canda✌️ maksudnya aku-kamu-kau- gitulah hehe😂

Oke next capt harus wajib minimal 15 votes and 5 comments, soalnya udah pernah ada capt yang nyampek 15 votes. Jadi author sih berharap kalian rela ngevote buat cerita ini.

See you readers. Thank you😘❤️

The GiftTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang