05 membuat kue bersama

20.5K 1.2K 17
                                    

sampai di kediaman rumah Kalingga gevano di buat tercengang dengan pemandangan rumah yang megah.

"besar sekali" gumamnya dengan takjub, Kalingga menatap wajah pemuda di sampingnya.

"cepat masuk, tunggu apa lagi"

gevano tersadar dari acara mengagumi nya, berdehem sebentar "ah iya" ujarnya lalu masuk ke dalam mengikuti langkah tegap Kalingga.

"Buna nanti tidul cama ceno okey" ujar anak itu yang masih dalam gendongan gevano dengan memperlihatkan jari membentuk 👌.

"kakak tidak tahu seno, tunggu nanti saja ya" ujarnya dengan mengelus kepala naren.

"tenapa buna? Buna cudah nda cayan ceno lagi ya" bibir anak itu melengkung ke bawah menatap wajah gevano.

pemuda itu gelagapan takut jika naren akan menangis kembali "mana mungkin, kakak selalu sayang dengan seno"

Kalingga yang sedari tadi menyimak akhirnya membuka suara "naren diam jangan banyak bicara!" ujar Kalingga dengan nada tegas.

"nalen mau tidul cama buna Dady"

menghela napas "baiklah hanya sekali ini saja" ujar Kalingga lalu meninggalkan mereka berdua.

gevano masih melihat kepergian Dady dari naren, apa dia selalu bersikap acuh seperti itu?

"Seno sudah mengantuk sayang?"

naren menggeleng ribut di gendongan nya "nda ayo buna tita main di tamal ceno"

"haha iya sayang ayo"

gevano pergi menuju kamar naren, membukanya dan masuk ke dalam. Bahkan kamar anak ini lebih besar dari apartemen miliknya.

tanpa mereka sadari ternyata sedari tadi Kalingga melihat interaksi gevano dan juga anaknya yang selalu menempel padanya.

berdecak pelan sebelum akhirnya menutup pintu kamar yang belum tertutup dengan rapat.

di dalam kamar naren, gevano meletakan tubuh anak itu ke ranjang, badannya serasa pegal karena mengendong tubuh naren.

"ceno minta maap ya buna talau ceno belat" ujar anak itu dengan cengiran khasnya.

Dia tersenyum lembut, mengusak rambut naren dengan gemas "tidak apa sayang, hanya badan aku sedikit lelah karena bekerja tadi siang"

"Buna" ujar naren

gevano mengerutkan keningnya "kenapa, seno mau sesuatu" tanya dia bingung

naren menggeleng pelan "tenapa buna bilana aku?"

"ya... ya terus g-gimana seharusnya?" bingung gevano

"Buna, tan tamu buna ceno hihi"

sedikit tidak enak, memangnya siapa dia kenapa harus di panggil buna, keluarganya saja bukan. Dia menghela napas Tidak apalah demi anak ini dia rela melakukan nya.

"hahaha baiklah baik, seno mau kue tidak nanti buna buatkan untuk seno"

"iya ceno mau buna ayo buat tue" ujar naren dengan semangat, gevano tersenyum

"mau di gendong apa jalan sendiri?"

"cendili aja nanti buna cape gendon ceno telus"

gevano mencium pipi naren "manisnya, ya sudah ayo kita membuat kue"

"ayoo!"

-
-
-
-

sekarang mereka berdua sudah berada di dapur untuk membuat kue kering, naren di dudukkan di atas meja, dengan sibuk membantu gevano.

"benal taya ini buna" tanya naren dengan mendongak menatap wajah pemuda di depannya.

"iya sayang, seno pintar sekali ya"

"lagi ngapain kalian"

suara bariton dari arah belakang membuat keduanya sontak mengalihkan pandangannya.

"Dady! tami buat ini" ujar anak itu dengan menunjuk adonan kue.

"kenapa tidak tidur, besok kamu sekolah naren" ujar Kalingga tanpa ekspresi.

gevano menggelakan matanya, astaga kenapa dia sampai lupa kalau besok itu hari Senin "oh yaampun, ya sudah kita bikin kue nya lain kali saja ya, besok kamu harus sekolah"

dia jadi tidak enak hati dengan Kalingga karena mengajak anaknya untuk membuat kue bersama.

naren tertawa pelan "beco libul buna"

Kalingga mengangkat sebelah alisnya "kenapa bisa libur" tanya nya bingung.

"coba dady liat talendel itu tandal melah"

Kalingga melihat kalender kecil di sampingnya, oh astaga malu sekali dia.

berdehem sebentar untuk mengalihkan rasa malunya "y-ya sudah kalian lanjut saja, Dady m-mau masuk ke kamar"

melirik sinis gevano sebentar lalu pergi menuju kamar.

sedangkan gevano yang merasa di tatap seperti itu merengut kesal, apa apaan orang itu aneh sekali pikirnya.

'Dasar pak tua!'

tbc.

Bosen ya? Sorry na kalau ga nyambung😇🙏

𝐎𝐌 𝐃𝐔𝐃𝐀 𝐀𝐍𝐀𝐊 𝐒𝐀𝐓𝐔 (ʙʟ) ||EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang