1968 / Tahun Bulan Kristal
Zeyu kecil duduk di pangkuan ibunya, kepalanya bersandar lembut pada dasa sang ibu. Dengan rasa ingin tahu yang besar, ia bertanya, “Momma, bagaimana momma dan ayah bisa bertemu, lalu menikah, dan bersama seumur hidup?”
Ibunya tersenyum hangat sambil mengelus rambut Zeyu. “Janji dulu pada momma, jangan pernah lupakan apa yang momma katakan sekarang, ya?”
Tanpa ragu, Zeyu mengangguk. “Iya, momma, janji.”
Sang ibu melanjutkan dengan lembut, “Suatu saat nanti, ketika kamu sudah dewasa, kamu akan bertemu dengan seseorang. Entah itu wanita, pria, omega, beta, atau bahkan alpha.”
Zeyu mendengarkan dengan seksama, matanya berbinar seolah menunggu penjelasan selanjutnya. Ibunya terkekeh kecil, tangannya berpindah dari rambut Zeyu ke pipinya yang bulat dan menggemaskan.
“Kamu akan bertemu seseorang yang sangat kamu sukai. Kamu akan rela melakukan apa saja untuknya, ingin selalu bersama, melindunginya, memeluknya, dan menyayanginya.”
Zeyu menatap ibunya dengan serius. “Mn? Zeyu juga sayang momma dan mau terus peluk momma.”
Ibunya tersenyum lembut. “Sayang kamu pada momma berbeda dengan sayang kamu pada orang itu. Sayang yang momma maksudkan ini lebih dari itu.” Ibunya menyentuh lembut dada Zeyu. “Rasa sayang yang momma maksudkan ini akan terasa berbeda.”
“Berbeda?” tanya Zeyu dengan bingung.
Ibunya mengangguk sambil terkekeh. “Iya, berbeda.”
Zeyu masih tampak bingung. Ibunya terus tersenyum dengan penuh kasih sayang. “Ketika saatnya tiba, kamu harus menjaga hati. Jangan hancurkan perasaan orang itu, ya? Kamu harus saling menyayangi seperti momma dan ayah.”
Zeyu menunduk, terlihat bingung dan ragu. “Momma, bagaimana jika Zeyu tidak menemukan orang itu?”
Ibunya terdiam sejenak, memandang Zeyu dengan lembut. “Kamu tidak perlu khawatir, Zeyu. Suatu hari nanti, waktu akan menunjukkan segalanya.”
KAMU SEDANG MEMBACA
a different
FanfictionZeyu, danau fakultas seni, fakultas kedokteran, dan si manis Mingrui