•Selamat Membaca•
-
-
-Papa tiba di rumah sakit diikuti mama dan Freya.
"Bagaimana kejadiannya?" Tanya Papa cemas.
"Ini salah saya om...harusnya saya nggak minta Kris memainkan musiknya dengan keras. Saya nggak tau Kris itu sakit." Kata Annie menyesal.
Papa hanya mendesah, "Tidak bisa disalahkan. Hal seperti ini sudah sangat sering terjadi, hanya sejak tiba di sini Kris gak pernah kambuh...kami hampir gak terbiasa dengan ICU lagi."
Ia pergi ke ruang dokter dan menanyakan keadaan Kris sementara mama menangis sedih sekali.
"Oh Kris...jangan tinggalin mama, nak..." Ia menutup wajahnha dengan lutut dan terus terisak. Zean tak bisa berbuat lain daripada memeluknya.
"Tenang aja ma, Kris pasti selamat. Mama bilang Kris akan terus hidup selama dia mempunyai semangat hidup. Aku yakin Kris akan bertahan."
Saat itulah Annie menyadari bahwa Zean dan Kris sebenarnya saudara kandung.
"Ka-kalian saudara kembar? Udah aku duga, tadi saat pertama lihat Kris aku sempat bingung karena melihat dia mirip banget sama kamu." Bisiknya ke telinga Zean.
Zean mengangguk pendek, tak mempercayai bahwa akhirnya ada orang yang menganggap dia dan Kris mirip.
Berjam-jam lamanya mereka menunggu kabar tentang keadaan Kris. Annie yang khawatir melihat tak ada satu pun yang bergerak untuk makan akhirnya pergi ke cafetaria dan membawakan makanan untuk mereka.
"Ini, makanlah dulu biar kalian gak sakit." Katanya seraya menaruh bungkusan makanan itu di kursi.
"Sekarang udah jam 10 malam, sebaiknya salah satu dari kalian pulang dan beristirahat biar besok bisa gantian menjaga Kris..."
Mama mengusap matanya dan menggeleng. "Nggak, kalau aku pergi...mungkin gak akan bisa bertemu anakku lagi, Zean aja yang pulang dan beristirahat. Besok harus sekolah."
"Tapi, ma...aku juga mau jaga Kris.." Keluh Zean.
"Ada atau tidak adanya kamu gak ada bedanya bagi Kris, sayang...lebih baik kamu pulang dan istirahat di rumah."
Annie tidak menunggu Zean protes lagi segera mendorong bahunya keluar. Freya terpaksa mengikuti mereka. Setibanya di luar rumah sakit, Annie membukakan pintu bagi Zean dan Freya, tetapi Freya hanya mengangguk dan pergi.
"Fre...mau kemana...?" Tanya Zean lemah. "Kita pulanh bareng 'kan?"
Annie mendorong Zean masuk ke mobilnya dan mulai menyetir. "Udahlah, Zean...biarin dia sendiri, kayaknya dia lagi kebingungan."
Zean mengangguk sedih, "iya kamu benar..."
-
-
-
Keesokan harinya papa menelpon memberitahu Kris telah melewati masa kritisnya. Zean diminta segera datang ke rumah sakit membawa baju ganti karena baik mama ataupun papa tidak bisa pulang meninggalkan Kris.
Zean singgah di rumah sakit sebelum pergi sekolah. Dia sangat senang melihat Kris sudah dipindahkan ke ruangan reguler dan kedua orangtuanya sudah boleh menjagai. Ia hanya bisa tinggal sebentar karena akan ada ulangan di sekolah.
"Gimana keadaan Kris? Udah baikan?" Tanya anak-anak yang bertemu Zean. Semuanya senang mendengar bahwa Kris baik-baik saja.
Anak-anak klub musik agak kecewa karena Kris takkan diperbolehkan lagi mengikuti klub mereka. Sementara Freya sudah menelpon ke rumah sakit sehingga dia tak perlu bertanya pada Zean.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kaca, Kamu, Langit
Teen Fiction15+ㅣCerita ringan Freya dan Zean yang bersahabat sejak kecil. SD hingga SMA pun keduanya selalu bersama. Freya dan Zean memiliki sifat dan kesukaan yang sama. Zean tinggal bersama kakek dan neneknya. Dia ditinggal kedua orangtuanya pindah ke Inggris...