3. Room tour

144 20 2
                                    

Bruk!

"Aww!" Chenle mengusap bokongnya yang terbentur lantai, lalu ia mendongak untuk melihat siapa yang membuatnya jatuh. "Sakit, Jaemin hyung."

"Sudah jam berapa ini?! Cepat mandi!"

Chenle beranjak sambil sedikit menggerutu. Jaemin sangat kejam padanya. Lelaki moody-an, cuek, dan dingin macam Jaemin lah yang justru Chenle takutkan. Dari awal memang Jaemin member yang paling susah berinteraksi dengan Chenle. Bahkan netizen menganggap mereka hanya rekan kerja bukan sahabat atau keluarga seperti yang lainnya.

"Malah diam!"

"I-iya, ini mandi." Chenle buru-buru kabur dari hadapan Jaemin. Tidak hanya Jaemin, ada Haechan dan Jisung yang sudah duduk di sofa lain. Mereka berdua tak acuh dengan keberadaan Chenle, bagai makhluk halus yang tidak terlihat wujud fisiknya.

ㅡ🐬ㅡ

"Kita istirahat dulu 30 menit," ujar pelatih. "Chenle, kemarilah!"

Yang dipanggil pun berjalan lunglai. Latihan tadi cukup banyak bagian Chenle yang diulang. Kemungkinan pelatih akan marah karena para member juga sudah muak dengan Chenle, walaupun tidak ditampilkan dengan jelas.

"Kau kenapa? Sedang sakit?"

Chenle mendongak, pelatihnya tidak marah. Melihat sang pelatih menunggunya, Chenle pun mengangguk patah-patah. "Sedikit."

"Apa yang sakit?"

"Bokongku, tadi pagi aku jatuh di asrama."

Mendengar itu membuat pelatihnya mengangguk lalu memanggil manajer Dreamies. Chenle akan dibawa ke rumah sakit agar tidak semakin parah. Lima hari lagi mereka akan berangkat ke Jepang, tidak mungkin Chenle bisa ikut dalam keadaan sakit. Yang ada ia akan merusak penampilan Dreamies.

"Manja sekali," gumam Jisung dari sudut ruangan. Ia melihat Chenle yang digendong oleh manajer mereka. Padahal menurutnya Chenle tidak jatuh terlalu parah tadi pagi.

Mark mengangguk ketika sang manajer memberi pesan dari jauh. Mereka disuruh latihan lagi tanpa Chenle, dan pulang sesuai dengan jadwal. Tiga hari ke depan Dreamies mendapat jadwal lembur untuk latihan. Sudah Mark prediksi, libur kemarin hanya pemanis di saat mereka sedang sibuk-sibuknya konser di sana-sini.

"Emang apa yang terjadi pada anak itu?" Jeno bertanya setelah berdecak malas. Akibat Chenle, latihan mereka tadi belum cukup memuaskan.

"Aku tendang saat membangunkannya, terus dia jatuh."

"Padahal Jaemin tidak menendang dengan kuat. Anak itu saja yang lemah," kata Haechan.

Auh. Tidak tahu saja jika fisik Jaemin sangat kuat meskipun tendangannya terlihat lembut sekalipun. Tidak heran jika Chenle sampai meringis dan kesakitan.

"Mark hyung, jangan bilang kau khawatir dengannya?"

Mark menoleh setelah sibuk dengan pikirannya sendiri. Ia menatap Renjun yang memicing dengan raut wajah kesal. Spontan Mark menggeleng, khawatir jika Renjun akan mengomel panjang lebar. Mark itu cukup takut dengan Renjun, meskipun di sisi lain Renjun menggemaskan seperti adik pada umumnya.

"Tapi, ya, menurutku jika Chenle sakit dan tidak ikut ke Jepang itu lebih bagus. Kita hanya perlu tampil berenam dan bersenang-senang tanpanya."

Yang tadinya kesal, Jeno langsung semangat ketika mendengar ucapan Haechan. "Setuju! Aku lebih suka kita berenam saja. Renjun dan Haechan sudah sangat cukup sebagai vokalis. Bahkan kalau memungkinkan, rapper line pun bisa mem-backup bagian anak itu."

FAKE || CHENLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang