Happy Reading
.
.
.
.÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷
Suatu percakapan antara dua perempuan yang terpisahkan oleh jarak dan kesibukan menjadi saksi hubungan tanpa status layaknya sepasang kekasih. Telah menjadi rutinitas Bianca untuk menemani Citra di waktu senggangnya. Ia meluangkan waktu untuk berbincang pada Citra yang merupakan calon istrinya.
"Dimana jedaiku ? Aishhh kenapa harus hilang ketika aku buru buru ?!"
Bianca tersenyum gemas melihat Citra yang mencari cari benda kecil itu. Tidak ada hal paling menyenangkan selain melihat semua tingkah Citra.
"Di bajumu," jawab Bianca.
Meski dalam video call, ketelitian Bianca tidak diragukan lagi. Ia menggeleng gemas melihat betapa cantiknya bidadari yang sedang bersiap siap untuk ke kampus.
"Ah iya, terima kasih."
Citra terlihat gelisah di depan cermin sambil melukis wajahnya. Tatapannya selalu melihat ke jam di nakas.
Bianca tidak menyangka jika ia akan mengangumi Citra yang notabenenya adalah mahasiswanya. Hingga ia tak dapat berkutik selain menuruti semua kemauan gadisnya, termasuk mengijinkannya jauh disana serta mengundur pernikahannya dengan perasaan tidak ikhlas.
"Bianca, kamu tidak ke kampus juga pagi ini ?" tanya Citra heran melihat Bianca masih rebahan menyaksikannya bersiap siap.
"Tidak. Aku sedang melakukan hal lebih penting dari pada mengajar pagi ini," jawab Bianca.
"Sejak kapan kamu menjadi pemalas ? Aku tahu hari ini kamu memiliki jadwal di rombelku. Bersiaplah juga, tidak perlu menemaniku seperti ini." kata Citra menasehati.
Bianca mengubah posisinya menjadi duduk bersandar. Ia tak tau harus melakukan apa untuk mengekspresikan rasa gemasnya pada Citra yang bawel ditengah sibuknya. Jika tidak ada jarak yang membentang diantara mereka, mungkin Bianca sudah menciumi Citra karena kelewatan menggemaskannya.
"Aku terlambat masukpun tidak masalah, menjadi dosen memang memiliki banyak urusan. Tidak sepertimu," balas Bianca sombong.
Citra mendelik kesal. Jika sudah seperti ini maka tidak ada yang bisa Citra balas karena itulah faktanya. Sejak Citra menjadi mahasiswa PMM, Bianca menjadi malas mengajar. Alasannya adalah tidak ada yang menyenangkan tanpa kehadiran Citra di sekitarnya.
"Bianca, mending lipstik ini atau ini ?" tanya Citra menunjukkan benda berisi warna merah yang berbeda beda.
"Pakai saja yang kemarin aku belikan. Aku kira lebih cocok yang kanan," jawab Bianca memberi pilihan.
Namun Citra justru membantah, "Ah tidak. Ini memang kamu yang belikan semua, tapi aku lebih suka yang kiri. Ku rasa mate lebih bagus untuk hari ini,"
Bianca mengerang geram. "Mengapa bertanya jika tau begitu," gerutunya.
Namun dibalik itu ia tersenyum gemas ingin rasanya ia mengobati rindunya yang sudah tertimbun selama 3 bulan lamanya. Benar, mereka telah menjalin hubungan jarak jauh selama 3 bulan.
"Taraaa! Bagaimana penampilanku hari ini ?" ucap Citra menunjukkan hasil siap siapnya selama 2 jam lamanya.
Bianca tersenyum manis. Sempurna. Pandangannya terbius pada Citra yang menunjukkan beberapa pose melalui video callnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Wife (GXG)
Любовные романы⚠️Love Story GXG⚠️ Bianca William Sean Citra Azalea ❗Homophobic jauh jauh❗ Sinopsis: Siapa yang menyangka bahwa alur kehidupan Citra berjalan sangat indah dibalik kesengsaraannya sebelum masuk ke bangku perkuliahan. Kehidupannya berubah 180° setelah...