Prolog

33 12 18
                                    

Gubrak

Pintu kamar terbuka sudah.

Stefan berdiri tercengang di depan pintu.

"Anne!" 

Pemandangan yang mencelos jantung nya ada di depan mata.

Anna, Sang istri, terkulai lemah dengan darah berceceran di kain sprei ranjang warna putih.

"Ya, Tuhan, Anne!"  teriaknya, berlari menggapai Sang Istri.

Ia menepuk pipi Anne berkali-kali tapi istrinya sudah kehilangan kesadaran.

Tangan Stefan tak sengaja menyentuh benda tajam berlumur cairan darah, tak jauh dari tempat Anne terbaring.
Matnya terbelalak, jantung Stefan berdebar kencang, ia tahu pasti apa yang telah terjadi.

"Tidak, Anne, jangan Ann..."  Mata pria bertubuh tegap itu nanar. Ia sangat ketakutan kehilangan istrinya.

Namun, ia harus fokus demi keselamatan Anna.

Pria itu memeriksa denyut nadi Sang istri, masih berdenyut walau lemah.

"Pak Kurdi!" teriaknya memanggil Sang sopir.

Seorang pria setengah baya datang tergopoh- gopoh.

Pria yang dipanggil Pak Kurdi, tak kalah terkejutnya melihat nyonya rumahnya terkapar tak berdaya.

"Siapkan mobil! Cepaat! " teriak Stefan.

"Ya.. Ya.. tuan.. "  Pak Kurdi berbalik kanan secepatnya berlari ke garasi mobil.

Stefan merobek lengan bajunya untuk membalut pergelangan tangan Anna yang tersayat pisau lalu ia menggendong Anna, setengah berlari  menuju mobil yang sudah disiapkan Sopir.

"Anne, bertahan, aku mohon bertahanlah.. "  Stefan terus memanggil nama istrinya.

Pak Kurdi sudah siap di belakang kemudi mobil saat Stefan yang menggendong Anne sampai di depan teras rumah dan langsung masuk ke mobil. Tanpa diperintah lagi, Pak Kurdi pun melajukan mobil ke rumah sakit terdekat.

Sekilas ia sempat melihat tangan nyonya rumah yang terjuntai terbalut kain baju tuannya, Stefan. Perasaan ngeri menghinggapinya, entah apa yang membuat nyonya nya nekad melakukan tindakan mengakhiri hidup.

Stefan terus berbisik di telinga istrinya.

"Anne, sayang, bertahanlah, maafkan aku, jangan tinggalkan aku. Aku mohon padamu, kuatlah, Anne Jangan pergi.. Kamu harus kembali, plis Anne, ayo bertahan!"

Mata pria itu sudah mengembun oleh air mata.  Bibirnya bergetar mengucap kata yang berulang -ulang, berharap Anne mendengar permintaannya, kembali kepadanya.

Apapun saat ini, yang bisa membuat Anna siuman akan dilakukannya bahkan jika harus menukar nyawanya sendiri.

"Anne, aku akan melakukan apapun yang kau mau asal kau kembali, jangan tinggalkan aku... "  

                               ***

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 25 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Last Dinner Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang