pada akhirnya aku menemukanmu, orang yang selalu kudambakan sejak dulu

35 9 0
                                    

Zeyu menatap canggung seseorang di sampingnya; Mingrui benar-benar datang sore ini. Tentu saja, Zeyu merasa senang, karena mungkin ini adalah kesempatan untuk lebih dekat dengan gebetannya. Namun, suasana di antara mereka terasa sangat canggung. Tidak ada yang berbicara karena masing-masing sibuk dengan urusannya sendiri. Zeyu mencuri-curi pandang pada Mingrui, sementara Mingrui asyik memandangi danau di depannya.

Pemandangan danau sore ini sangat menakjubkan. Danau yang luas dipenuhi bunga teratai yang cantik, dan langit oranye yang menyapu seluruh permukaan danau menambah keindahan suasana. Jika pemandangan malam hari saja sudah indah, maka sore hari tentu akan lebih menakjubkan.

"Emm... u-h, terima kasih sudah datang ke sini," ucap Zeyu dengan suara pelan, mencoba memecahkan keheningan.

Mingrui terkekeh ringan, "Kau sudah mengatakannya beberapa kali."

Zeyu merasa malu. Karena terlalu canggung, ia tidak tahu harus berbicara seperti apa. "Ku dengar kau berteman dengan Shuyang," jelasnya, berusaha membuka percakapan.

"Mm..." Mingrui menjawab singkat, lalu kembali memfokuskan perhatiannya pada danau.

"Aku satu asrama dengannya," lanjut Mingrui, sambil menolehkan wajahnya sedikit untuk melihat Zeyu. Cahaya matahari yang lembut menyinari wajah rupawan Mingrui, dan senyum cerahnya membuat Zeyu merasa hatinya berdegup kencang. Mingrui begitu indah hingga Zeyu merasa jantungnya seolah akan melompat keluar dari dadanya.

"Aku tahu," kata Zeyu, berusaha menyembunyikan kegugupannya.

Keduanya kembali terdiam, dan Mingrui juga memalingkan wajahnya. Zeyu merasa kehabisan bahan bicara karena jawaban Mingrui yang singkat dan terbatas.

"Kau? Seorang alpha dominan seperti kamu mencari tahu tentangku?" tanya Mingrui, tampak sedikit terkejut.

"Apakah kau keberatan? Aku meminta maaf jika aku terlalu ingin tahu," jawab Zeyu dengan nada menyesal.

Mingrui menjawab, "Tidak, aku baik-baik saja. Namun, apakah seorang alpha bisa dengan mudah meminta maaf seperti ini?"

"Huh? Kurasa kau salah paham tentang gender keduaku. Aku bukan seorang alpha," kata Zeyu, membuat Mingrui terkejut.

"Kau? Lalu kau ini apa? Vampir?" tanya Mingrui dengan nada penasaran.

"Mingrui, aku seorang enigma," jelas Zeyu dengan sedikit malu.

Mingrui tidak bisa menahan keterkejutannya. "Apakah ini alasan mengapa kau tidak berhubungan dengan seseorang?"

"Ya. Seorang enigma memiliki mate yang harus dilindungi lebih dari melindungi seorang omega," jelas Zeyu. Mingrui mendengarkan dengan cermat, dan kilauan matanya terlihat jelas. Perasaannya terasa hangat saat mendengarnya.

"Zeyu..." Mingrui memanggil nama Zeyu dengan lembut.

Merasa terpanggil, Zeyu menoleh. "Ya?"

"Apakah kau percaya pada mate?" tanya Mingrui, memandang lurus pada danau dengan ekspresi serius.

"Ya, aku percaya. Mengapa kau bertanya?" jawab Zeyu.

"Bolehkah aku bercerita?" Mingrui menyandarkan tubuhnya di kursi, tampak sedikit lebih santai. Shuyang pernah berkata bahwa pemuda di hadapannya ini percaya pada fated mate, dan Mingrui ingin meluruskan semuanya.

"Apakah kau tertarik padaku? Aku akan berterus terang, karena ini adalah hal yang sangat sensitif bagiku," jelas Mingrui dengan nada serius.

"Ya, aku tertarik padamu sejak pertama kali kita bertemu," kata Zeyu, lalu melanjutkan, "Apakah kamu keberatan jika—"

"Aku alpha cacat," potong Mingrui dengan senyuman kecut. "Akulah yang harus bertanya apakah kau keberatan?"

Zeyu terdiam, mencoba mencerna apa yang dikatakan Mingrui. Sementara Mingrui menatap Zeyu dengan penuh pengertian, sudah menyiapkan hati untuk menerima apapun keputusan dari Zeyu.

"Zeyu, kau bisa berhenti di sini, jangan mengejarku," lirih Mingrui, menutup matanya perlahan dan meresapi rasa linu yang seakan menyekik jantungnya.

"Aku tidak akan menganggap serius perasaanmu jika kau berhenti sekarang," kata Mingrui, suaranya penuh rasa sakit.

Zeyu memandang pemuda manis yang akhir-akhir ini begitu menarik perhatiannya. Setelah beberapa saat, Zeyu berkata dengan tegas, "Mingrui, mungkin perasaanku ini baru dan masih asing, namun bagaimanapun keadaannya, aku tertarik padamu, bukan pada sesuatu yang menjeratmu."

Zeyu menarik satu tangan Mingrui dan menggenggamnya dengan lembut. "Aku menyukaimu dengan tulus dari hati. Kau bisa menganggapku tengah membual, tetapi apapun keadaan gender keduamu, aku tidak akan pernah menyerah untuk mendapatkanmu."

Untuk sesaat, Mingrui bisa mendengar kembali kata-kata orangtuanya beberapa tahun lalu.

"Seseorang yang akan melindungi mu dengan seluruh nyawanya,"

Mingrui mengingat kata-kata tersebut dengan jelas.

"Zeyu..."

Mingrui membuka matanya, menatap Zeyu dengan penuh harapan.

"Mingrui, mari berkencan," ajak Zeyu dengan penuh keyakinan.

Kata-kata Zeyu membuat Mingrui merasa harapannya kembali menyala. Keberanian dan ketulusan Zeyu memberi keyakinan baru pada Mingrui, dan untuk pertama kalinya dalam waktu yang lama, ia merasa ada seseorang yang benar-benar memahami dan menerima dirinya apa adanya.

a different Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang