Big tree

17 3 1
                                    


"Mmhhh"
Minghao meregangkan badannya malas,ia merasa berat.meski tidurnya pulas,gadis ini melamun mengingat mimpi anehnya.tidak biasanya ia memimpikan hal aneh?
Mungkin efek kelelahan setelah perjalanan jauh dan ia tidak meminum teh kesukaannya sebelum tidur.

Gadis itu langsung bangun,ia baru ingat pemilik rumah akan datang membersihkan halaman.ia bergegas turun dari ranjang,mengikat rambutnya asal-asalan dan turun ke dapur.
Ia  sudah berjanji akan membuatkan makan siang dan camilan mungkin teh juga akan ia sajikan yang ia bawa dari Shenzhen.

Berkutat lama didapur dan ia mulai merasa gerah,memilih untuk mandi.beruntungnya ini musim panas,jadi tidak terasa aneh jika mandi lebih sering.
Namun,saat ia melihat dirinya di cermin kamar mandi ia merasa aneh.

'Kenapa rambutku bisa lebih panjang begini?seingatku kemarin hanya sebahu?mungkinkah efek hairstylistku sebelum berangkat ke Korea?'

'tanda merah?'
Gadis China ini itu memegang lehernya,ia merasa aneh .menyentuh warna merah di lehernya,sedikit nyeri saat jari rampingnya menunjuk warnanya.

'Mungkin nyamuk'
Meski merasa aneh,ia bergegas mandi dan tidak terlalu memikirkannya.

Setelah mandi dan mengganti pakaiannya,gadis langsung itu bergegas merapikan meja makan.ia tidak bisa memasak masakan China kebanggaannya,karena terburu-buru ia hanya sempat membawa mala longxia saja.
Ia memutuskan akan membuat masakan sederhana karena waktunya terbatas.

Ia juga memutuskan membuat cake sederhana untuk Jun.

'Kenapa rasanya seperti istri membuatkan makan siang untuk suami?
Ah jangan gila Hao,ini sebagai balas Budi karena dia begitu baik dan sangat dermawan.' ia menggelengkan kepalanya menolak semua pikiran anehnya.

Srekk

"Apa kau masih belum selesai,minghao-ssi?"

Deg.gadis itu terlonjak kaget ia menoleh dengan cepat hingga hampir terjatuh.

"Junhui-ssi,bagaimana...kenapa kau bisa sampai disini?"

"Kan ada kunci cadangan,dari tadi aku menekan bel pintu tapi tidak ada tanda kau akan keluar.dan...soal aku masuk kesini karena aku melihat pintu dapur terbuka.
Kurasa kau lupa menutupnya karena terlalu asyik membuat masakan"
Jun menunjuk piring dan bahan yang berantakan di meja.

"Ah,maaf aku sedang membuat sesuatu untukmu.apa tidak keberatan kita sarapan dulu?"

Jun tersenyum cerah,
" Tentu,aku belum makan apapun dari tadi."

"Bagaimana dengan tukang kebun yang kau ajak?apa dia sudah datang?"
Minghao meletakkan makanan dan menyeduh teh.

"Dia sudah datang tadi,tapi karena sudah sarapan jadi ia memilih bergegas membereskan pohon didepan.
Oh,apa ini?Mala longxia?sudah lama aku tidak memakannya "
Pria itu mencoba menyesap dagingnya dan menatap gadis didepannya.

"Sangat lezat,kau sangat pandai memasaknya nona" gumam Jun dengan suara berat dan dalam menatap ke arah leher sang gadis.

"Benarkah,aku takut kau tidak suka pedas pagi hari begini.maaf,aku hanya bisa menyuguhkan makanan sederhana.aku belum belanja banyak"

"Tidak apa,ini sudah istimewa bagiku".

Gadis itu tersenyum cerah,ia senang mendengar pujian jun.mungkin karena sudah terlalu lama hidup sendiri,ia jarang  memasak untuk seseorang karena teman-temannya sibuk dan ia tidak punya orang tua,saudara atau kekasih untuk diajak makan bersama.

Setelah selesai mereka mulai memilah dan membersihkan kebun.bahkan batang pohon diangkut Jun seorang diri,membuat minghao menatap takjub.
Sedikit memikirkan apakah pemilik rumahnya bukan manusia?namun keringat dan caranya meminum air membuat ia mengurungkan pikiran konyolnya.

Jam menunjukkan pukul 1 siang dan minghao mengajak Jun dan para pekerjanya makan siang,beruntung ia sempat membawa ayam yang sudah ia bumbui.tinggal menghangatkannya sebentar dan bisa ia hidangkan.mereka memilih makan di halaman karena ada bangku dan meja yang bisa digunakan untuk makan.

Meski ia merasa aneh,tukang kebun yang diajak Jun hanya mengatakan hal seperlunya dan tidak banyak bicara,bahkan meski majikannya terus berbicara banyak.

'mungkin aku perlu mengambil es agar mereka tidak kehausan'
Setelah pamit akan menambah minuman,ia masuk ke dapur dan mencari buah lemon yang dikirim Jeonghan tadi pagi.ia mengiris tipis dan memasukkannya ke dalam minuman yang ia siapkan lengkap dengan es batu.

Ia beranjak keluar dan melihat sebagian kebun sudah bersih,tinggal disapu sedikit dan ia merasa heran.

'apa aku terlalu lama didapur?padahal rasanya baru sebentar.oh,mungkin karena aku juga mencari tempat cemilan ini.jadi aku tidak sadar waktu' pikirnya lugu.

"Apa masih ada yang perlu dibereskan Junhui-ssi?duduklah dulu aku sudah membawakan cemilan dan minuman untuk kalian" ujarnya menaruh nampan dan membersihkan meja di samping jendela besar.

"Sayangnya mereka sedang bersiap untuk kembali,setelah ini ada pekerjaan di rumah ku.mungkin untuk minuman bisa kupanggil sebentar." Jun lalu memanggil para pekerjanya untuk duduk sejenak dan menikmati minuman dan camilan meski hanya sebentar.

Minghao pun beranjak masuk untuk menyiapkan beberapa makanan dan sisa minuman untuk mereka bawa pulang.

Hanya Jun dan minghao yang tinggal dan menikmati sajian sore itu.minghao baru sadar,sedari tadi Jun menatap pohon besar di depannya.ia penasaran dengan usia pohon itu.

"Apa aku boleh bertanya sesuatu junhui-ssi?"

Pria itu menoleh dan tersenyum
"Tentu,tanyakan saja.dan panggil aku Jun saja,minghao"

"Baiklah,jun.apa pohon itu sudah lama ada disini?aku penasaran berapa usianya,ia terlihat kokoh dan kuat rasanya ada sesuatu yang membuatku tidak bisa menggambarkannya dengan kata-kata"

Jun tersenyum simpul,ia meletakkan minuman di depannya.

"Pohon itu sudah ada sejak rumah ini belum dibangun,kurasa lebih dari 50 tahun mungkin ada.aku juga tertarik dan merasa tenang setiap kembali ke sini dan menatap pohon itu."

"Wah,usianya sudah lama sekali.apa itu yang membuat rumah ini tampak menakjubkan?"

Pria itu mengangguk sambil menyesap teh yang disiapkan minghao.

"Tidak terlalu tanpa penghuni aslinya"

"Hum?apa maksudnya?"

"Tidak,bukan apa-apa.
untuk gudang dibelakang sebaiknya besok saja,ada yang belum kubereskan,ah satu lagi untuk kamar di pojok atas sebaiknya tidak usah dibuka .kuncinya rusak dan aku belum memperbaikinya,kurasa Minggu depan jika urusanku sudah selesai aku akan datang lagi.apa tidak apa aku datang lagi?"

Minghao membulatkan matanya,

"Justru aku yang malah merepotkanmu banyak hal.aku sangat bersyukur dan berterimakasih atas bantuanmu dari awal aku memilih rumah ini sampai akhir aku datang.setidaknya aku punya rumah hangat yang akan menyambut ku saat lelah bekerja di sini,seperti rumah orang tuaku."

Gadis itu tersenyum tulus dan mengerjapkan matanya berbinar.ia sungguh sangat bersyukur bisa kembali ke Korea tempat orang tuanya pernah bertemu.

Sinar matahari sore menyinari wajah dan rambut gadis itu,angin berhembus pelan  membantu rambut yang ia kucir kuda sedikit bergoyang.

Pria didepannya terdiam,sejenak menikmati pemandangan indah didepannya.

'karena tempatmu sebenarnya disini A-haoku.'

"Maaf.kurasa kau salah orang,tuan"

"Kau pikir aku hidup berapa lama sampai tidak mengenali kekasihku sendiri?"

"Dia terlihat aneh,Hao .kurasa kau harus berhati-hati dengannya.panggil aku kapanpun kau merasa aneh dengannya"

'ada yang aneh dengan rumah ini,kenapa barangnya berpindah tiap aku bangun tidur?'

"Kau yakin dia benar-benar tulus menolongmu,Hao?biasanya pemilik rumah tidak akan sepeduli ini pada pemilik baru,kecuali ada yang ia inginkan"

'suara apa itu?kenapa tiap malam aku merasa tidak sendirian di rumah ini?'

"Kuharap tidurmu nyenyak malam ini,hao-ie"

To be continued

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 27, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

the mystery of the old house and its ownerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang