1. Andre

170 12 0
                                    

Pintu kontrakan itu terbuka menampilkan pria tua lusuh dengan pakaian kotornya dan muka berkeringat. Kulitnya gelap kontras dengan bajunya yang kotor. Dia Andre, umurnya memang 35 tahun dengan rekor single dari zigot.

"Hahh....sampe juga. Capek banget...kapan gue kaya ya sekaya anang ashanty punya buntut banyak"

Dia melepaskan sepatunya dan menaruh pakaiannya di kamar mandi yang emang berhadapan dengan pintu kontrakannya. Mana itu kamaf mandi ga ada pintunya. Bayangin aja kalo dia lupa menutup pintu dan lagi BAB, kan jadi lucu.

Setelah mandi dan membersihkan diri, dia segera keluar dengan hanya menggunakan sarung. Bajunya hanya 4 pasang. 2 kotor, dan 1 belum dicuci dan 1 belum kering. Jadi ya malam ini ia pake sarung dulu.

"Cek saldo gue dulu. Semoga bisa makan nasi malem ini"

Tak lama Andre menghela nafas pasrah. Hanya tersisa 500 ribu dan ini masih tanggal belasan. Jadi dia harus berhemat. Okey sedikit perkenalan dengan Andre.

Namanya Andre, usia 35 tahun, single dari zigot. Awalnya dia tinggal di panti asuhan sampai usia 10 tahun sebelum diadopsi oleh seorang pria tua sampai usia 14 tahun. Walau tidak kaya hidupnya berkecukupan. Bahkan dia bisa sekolah sampai lulus SMP yang cukup bagus dan mengejutkannya dia juga cukup cerdas untuk dapat dibanggakan. Sampai saat lulus SMP ayah angkatnya meninggal karena serangan jantung. Bagaimanapun pria itu sudah cukup tua untuk usianya. Setelahnya dia tinggal dengan paman angkatnya sampai usia 17 tahun. Awalnya pamannya baik, dia yang masih muda namun sudah mewarisi rumah ayah angkatnya dan sejumlah uang yang cukup sampai kuliah dibujuk agar mau memberikan hak wali kepada pamannya. Dia berpikir itu bukan hal yang buruk, dan menyetujui keputusan itu. Bahkan sampai saat ini dia menyesali keputusan itu. 3 tahunnya bahkan lebih keras dari 10 tahun nya di panti. Pamannya tidak mengijinkan dia melanjutkan SMA dan mengambil semua tabungan ayahnya. Bahkan rumah itu sudah atas nama pamannya setelah 1 tahun mereka tinggal. Dia sebagai pemilik rumah sudah merangkap menjadi pembantu dengan segala cacian dan makian yang membuatnya mengambil keputusan keluar dari rumah itu saat usianya 17 tahun. Alasannya sih mau mandiri, tapi itu jelas seperti melarikan diri. Setelah umurnya 20 tahun dan sudah bisa membeli motor sendiri, pamannya menghubunginya mengatakan kalau dia akan menjual rumah ayahnya karema ada pemvangunan jalan dan rumah itu harus digusur. Tentu saja dia menolak, dan mengatakan kalau rumah itu milik ayahnya jadi pamannya tidak ada hak. Dan hasil dari perseteruan itu Andre harus membayar sejumlah uang tiap bulannya. Andre tentu saja setuju, tapi bodohnya dia yang saat itu masih awam sehingga tidak membuat perjanjian diatas kertas. Setelah 5 tahun membayar ternyata pamannya menipunya dan sempat menghilang. Setelah 3 tahun dia kembali dengan ancaman yang sama. Kali ini mereka membuat perjanjian diatas kertas dengan cicilan selama 7 tahun mengingat kondisi Andre yang tidak mendukung menyicil cepat. Awalnya Andre ingin tinggal dirumah itu karena sudah lama kosong tapi pamannya selalu memberikan seribu alasan jadi Andre pasrah selama pamannya tidak kabur kembali.

Tahun ini adalah tahun yang dia tunggu. Setelah mencicil selama 7 tahun untuk rumah yang seharusnya menjadi miliknya akhirnya semunya akan lunas bulan depan. Mungkin, setelah berhasil memiliki rumah dia akan bekerja sedikit lebih keras selama tiga tahun dan membuka usaha kecil kecilan dengan tabungannya. Dia harus mulai beristirahat karena terlalu memaksa tubuh mudanya. Mungkin juga dia bisa mulai mengadopsi anak. Bukankah rencana hidup tenangnya cukup sederhana?

Okey ayo kembali ke andre yang saat ini tengah memakan mie instan sambil membaca web novel di handphonenya. Tentu saja walau sudah usia segini, hobi membaca fiksi bisa dimiliki semua orang kan. Pasti juga reader ada yang sama.

"Hah...endingnya bagus sih. Tapi enak banget ya mereka. Ada ya emang kehidupan yang ga mikirin lo besok mau makan apa? Enak banget dong bebannya cuman nyari pasangan doang. Beda amat sama gue" Andre hanya terkekeh sambil memandangi mie instannya yang sudah tandas.

"Bulan depan sudah lunas jadi bisa nempetin rumah ayah deh. Apa gue keluar aja ya dari resto tempet gue cuci piring." Mengingat dia memiliki 3 pekerjaan selain kuli yaitu cuci piring dan gojek di aplikasi gr*b. Mulai bupan depan dia bisa sedikit santai setelah melunasi rumah ayahnya

"Anjing emng, gue yang punya rumah gue yang lunasin. Semoga satu keluarga isekai jadi babi. Dan gue tukan makannya hahahahha" Andre tertawa jahat membayangi hal itu.

Dia kembali mengingat novel yang baru dia selesaikan. Memandang wajah lusuhnya di cermin dan kembali ber monolog sendiri

"Enak banget pemeran utamanya. Masa ya semua kek berpusat kemerka aja. Dikira mereka anak tuhan napa? Ornag harus ngertiin FL mulu, terus nurutin si Ml mulu. Yeee tiap orang pemeran utama kaleee dihidupnya. Mungkin kalo beneran figuran ye kayak gue ni. Dah ga bermanfaat buat rakyat apalagi negara"

Ini memang kebiasaan andre yang suka bermonolog sendiri. Walau terlihat kuat, tapi dia tetap kesepian. Anehnya walau benci terhadap alur novel dia tetap baca sampai akhir.

Saat sedang menghayal isekai jadi pangeran mahkota dengan harem 200 orang, Andre tiba tiba mengingat salah satu karakter favorit saat baru pertama membaca novel itu. Tentu saja karena kehidupannya yang membuatnya iri.

"Luca Moreau, kalo gue yang jadi dia. Gue bakal nikmatin harta warisan. Belajar yang rajin. Kerja diperusahaan bagus dan bahagia deh. Belum lagi punya kembaran, padahal gua aja g punya saudara. Ngapain sibuk sama orang yang ga suka kita kan? Makhluk hidup ada banyak, bukan manusia aja"

Keknya pepatah dia salah deh. Bukannya
'Manusia ada banyak bukan dia aja'?
Oke skip terserah dia aja.

Andre kembali bermonolog.
"Lo tuh dah digambarin indah banget. Pinter iya, cantik walau cowok iya, kaya iya. Sayang, keknya tuhan lupa naruh otak ke kepala lo makanya agak idiot. Emng ga ada yang sempurna. Kek hidup gue" dia kembali meratapi takdirnya sendiri.

Setelahnya andre kembali menghayal sampai dia tertidur di kontrakan kecilnya itu. Besok dia harus bangun pagi untuk mangkal gojek.






"Luca, -..ngun"

"Eumhh, 1 menit lagi"

"-..ngun. Luca..ban-..."

"Iya iya. Bentar lagi"

"LUCA BANGUN ANJING"

"Ehhh apa, apa? Siapa jadi anjing?"

Andre terbangun dan langsung loncat berdiri. Pikirannya masih linglung

"Pftt....buahahahahhaa.."
Andre menatap seseorang disampingnya dan dia melongo

'Cantik banget'

Dia bahkan sampai tidak sadar air liurnya menetes karna mangap.

"Iyuhhh jijik banget. Mommyyyyyy" orang itu berlari keluar sampai andre sadar.

Dia memproses keadaannya sekarang.

Andre side

Gue dimana? Ini kamar siapa mewah banget. Biru biru. Liat kasur empuk itu. Mejanya juga ada laptopnya.

"Widihhhh...ada toiletnya cuy..besar banget."

Masa iya gue diculik? Ya kali dibawa ke tempet mewah. Tapi tadi tu orang cantik banget. Tapi kok rambutnya pendek? Mana manggilnya Luc-...

"Haa?!!!! Luca? Nama gue kan Andre"

side end

Andre memekik saat sadar dia dipanggil Luca oleh pria kecil tadi. Bukannya namanya Andre. Jantungnya berdegup keras, perasaannya sangat buruk. Dia merasa asing dan sendiri diruangan besar itu.

Tiba tiba seperti ada sesuatu yang menusuk kepalanya

Nyuttt

"Kepala guee..."

Tok tok

Andre menoleh kepintu sambil memegang kepalanya

"Luca sayang, ayo sarap- KAMU KENAPA??? MASSSS!!"

Andre tidak tahan, sakit sekali. Dna semua menggelap.

'Keknya gue bertransmigrasi deh'- Andre

Rewrite FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang