15 • Selamat Ulang Tahun Emma

3.6K 285 4
                                    

┌───── •✧✧• ─────┐
𝐇𝐚𝐩𝐩𝐲 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐢𝐧𝐠
└───── •✧✧• ─────┘

Rendy saat ini terlihat melamun, bahkan apa yang kakeknya ucapkan sekarang tidak masuk sama sekali ke telinganya.

"Kamu mengabaikan aku?!" Tanya kakeknya dengan nada yang meninggi.

Masih tidak ada respon dari cucunya membuat Bayu semakin geram dibuatnya. "Rendy!" Panggil Bayu dengan nyaring.

"Ck, aku bisa mendengar," decak Rendy kesal yang tetap mengabaikan sang kakek.

"Kamu, ya! Kalau ada yang berbicara denganmu itu tatap matanya! Nggak sopan, kamu!"

Dengan malas Rendy beranjak dari duduknya kemudian duduk di depan sang kakek. Rendy memajukan wajahnya dan memberikan tatapan yang melotot ke arah Bayu. Sontak saja hal itu mendapatkan sebuah jitakan pada kepalanya.

"Bukan begitu!" Protes Bayu tak suka.

"Tadi katanya disuruh tatap matanya, Kakek?" Balas Rendy memutar bola matanya malas.

"Bukan melotot begitu! Dasar!"

Telinga Rendy begitu panas mendengar kakeknya yang sejak tadi hanya berucap yang menurutnya tidak jelas. Membuang waktunya saja, padahal di waktu-waktu senggangnya bisa ia pergunakan untuk membayangkan wajah cantik Emma.

"Kamu harus berhenti balapan." Bayu mengatakan penuh ketegasan.

"Nggak! Itu hobby aku. Kakek nggak bisa larang aku seenaknya gitu aja, dong!"

"Mau jadi apa kamu?!"

"Mau jadi suami yang baik."

Bayu yang ingin membuka mulutnya untuk kembali memarahi sang cucu itu menjadi terdiam, kerutan pada dahi pria tua itu terbentuk. "Gegayaan mau jadi suami yang baik, sekarang aja kamunya urak-urakan begini. Apa kata istrimu nanti?"

"Berarti kalau aku bersikap baik, kakek bakal nikahin aku sama cewek pilihan aku, kan?" Tebak Rendy dengan wajah semringah.

"Kamu sedang jatuh cinta?"

"Iya dong!"

Mendengar nada penuh kebanggaan itu membuat Bayu menaikkan sebelah alisnya. "Belajar yang bener, baru jatuh cinta. Kamu harus punya sesuatu yang bisa kamu banggakan buat istrimu kelak," kata Bayu memberi nasihat.

Rendy hanya mengangguk paham, ia tidak marah dengan apa yang kakeknya itu ucapkan. Karena memang itulah yang benar, ia harus punya sesuatu yang bisa dibanggakan kepada Emma nanti. Tidak mungkin ia datang kepada Emma dengan bangganya bahwa ia dijuluki raja jalanan karena sering menang balap liar, konyol sekali kalau seperti itu.

"Yasudah, aku mau pergi," pamit Rendy.

"Mau ke mana kamu? Kakek belum selesai, Rendy!"

"Mau ngumpul sama Trevor."

Bayu menghela napas begitu panjang melihat sang cucu. Merasakan jatuh cinta di saat diri masih sangat jauh dari kata layak. Semoga saja istrinya nanti kuat mental karena menghadapi Rendy yang begitu kekanak-kanakan.

❁❁❁❁❁

Saat ini Rendy berkumpul bersama anggota inti gengnya ke salah satu restoran yang ada di mall. Mereka berlima memesan banyak makanan untuk mereka bawa ke markas. Alasan mereka ke sana adalah hanya karena tidak ada kerjaan sehingga bosan melanda mereka semua.

"Makan dulu nggak, sih? Nanti di markas lanjut," kata Harun dibalas anggukkan setuju oleh Latif.

"Gimana Ren? Sekalian nunggu pesanan, siap," tanya Kafa menatap Rendy yang sejak tadi diam dengan pikirannya.

I BECAME THE SUGAR MOMMY (TELAH TERBIT✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang