3. First Meeting

96 11 0
                                    

Dia masih bersikap santai dengan menggunakan jumpsuit kelinci namun berwarna biru. Infusnya sudah dilepas namun dia masih belum diijinkan pulang. Yahh..dia juga tidak masalah

"Mommy, em em" Luca menutup mulutnya saat Aria ingin menyuapi sayur selada kepadanya. Aria hanya menghela nafasnya. Walau sudah melepas infus dan sudah bisa bergerak bebas, suhu Luca masih tinggi. Tadi pagi saja dia muntah saat Aria baru kembali setelah mengantar Leo sekolah. Dokter menyarankan agar dia disuntik antibodi tapi Luca menangis dan mengamuk tidak mau. Saat Aria marahi, luca berjanji akan disuntik jika Daddy bersamanya sehingga Aria mengalah.

Luca hanya mau di bujuk dengan suaminya. Aria maklum karena Luca emang lebih dekat sedikit bersama pria itu. Mereka juga memiliki sifat yang sama jika sakit. Manja.

Bahkan biasanya Luca akan menghabisi makanannya jika Arthur yang suapi. Tapi, saat Aria yang suapi dia baru makan tiga suap saja. Itupun Aria harus bersabar penuh dengan drama anaknya ini. Sekarang semua sayur dipiring terus ditolak

"Sayang, makan sayur ya. Biar baby cepat sembuh. Terus sekolah"

"Noo...mommy sudah beljanji dali minggu kemalin. Luca tidak akan teltipu humphh"

Aria hanya menghela nafas pasrah. Dia meletakkan piring disamping nakaa tempat tidur. Luca yang melihatnya menjulurkan kedua tangan gembul kecilnya meminta digendong yang langsung digendong Aria.

Pipi merah karena suhu badannya yang tinggi dan mata sedikit berair itu tampak lucu saat bersandar dipundak Aria. Aria terus menimang bayinya itu. Berharapdia cepat tertidur sehingga dokter bisa menyuntikkan antibodi yang seharusnya dijadwalkan pagi tadi. Tiba tiba luca terisak, dia emang biasa akan merengek jika sudah mengantuk sebelum nanti tertidur

"Hikk sakit mommy...pala Lu nyut nyut"

"Iya nanti nyut nyutnya ilang. Baby bobo ya..."

"Hikss mau daddy, Lu mau dad-.."

Tiba tiba pintu terbuka sedikit keras sehingga keduanya terkejut. Bahkan Aria merasakan putra kecilnya sempat menegang beberapa saat

"Daddy pulang~~" Arthur masuk dengan heboh dan membawa beberapa tentengan dan bingkisan kemudian tanpa rasa bersalahnya langsung merebut Luca dan menghujani pipi gembul itu ciuman bahkan sampi bibir kecil merah itu tidak terlewatkan.

"Ehehehehhehe...daddy sudah daddyy"

Plakk- Arthur tersadar saat mendapat pukulan sayang dari istrinya

"Aduh sayang, kok aku dipukul"

"Kamu kenapa heboh gitu masuknya. Baby tadi mau tidur kan ga jadi karena kamu maen langsung tarik gitu aja"

Arthur hanya menyengir dan mengecup pipi istrinya sayang dan beralih menggendong Luca menuju ke Jendela

"Tuh lihat burung"

"Bulung"

Arthur tau kalau Luca sudah mengantuk dan cara tercepatnya adalah menghibur anak itu dan menimangnya kesana sini agar dia cepat tertidur. Aria berjalan kepintu hendak menutupnya sebelum dia melihat Leo datang dengan beberapa pria tampan yang mengikuti dibelakangnya. Aria mengenal semua pria itu. Bahkan sebagian dari mereka kolega dekat suaminya dan sering makan malam juga dengan mereka.

"Loh baby kok kesini? Ga pulang?" Aria menyapa putra kecil nya itu. Sementara Leo memerah malu karena mommynya memanggilnya Baby

"Leo mau menginap menemani Luca. Ini trman teman leo ingin jenguk luca juga mommy"

"Ayo masuk masuk. Maaf ya agak sedikit berantakan"

Mereka semua masuk. Sampai semuanya memperhatikan buntalan dalam bentuk jumpsuit kelinci yang digendong arthur.

Rewrite FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang