Day 27 : pergi

78 1 0
                                    

***
Semua sudah disiapkan kini mereka ada di bandara untuk penerbangan selanjutnya. Mark, Jeno, Haechan dan Jaemin mengiringi langkah mereka sedangkan Yushi, Jaehee, Riku dan Minjae berhenti di satu titik jauh dari keramaian.

"Safe flight kalian". Ucap Riku.

"Selamat sampai sana" sambung Yushi.

"Cepat sembuh". Sahut Jaehee.

"Pulanglah dengan sehat". Balas Minjae.

Di lorong bandara mereka terpisah.

"Jaemin jaga rumah om ya, barang berharga Sion ada di kamar Ryo". Kata Guanlin

"Siap om". Balasnya.

"Jeno, Mark, maafin bubu sekali lagi yang cuma lihatin Sion, maaf kalian bubu paksa untuk bekerja lebih". Kata Taeyong.

"Aku ga peduli Bu, selagi baik untuk keluarga kita, bang Mark dan aku akan melakukannya". Balas Jeno Mark hanya mengangguk.

"Kami pergi dulu ya, kalian jaga diriubbuv baik-baik". Amanah Jaehyun dan mereka kembali mengangguk.

Mereka berpisah dan kembali untuk pulang. Diperjalanan Jeno yang membuka suara karena semobil dengan Jaemin, Mark dan haechan sendiri sementara 4 orang yang lain barengan.

"Bunny kamu tau barang berharganya Sion ? Boleh aku ambil ga ?" Tanya Jeno.

"Kamu hanya boleh lihat, urusan ambil atau engganya Ryo pernah bilang kalau Sion sendiri yang akan mengambilnya". Balas Jaemin.

"Satu aja bunny, biar jadi teman di rumahku". Bujuk Jeno.

"Engga Jen, kalau gitu gausah lihat. Aku ga mau Ryo kecewa karena barang berharga Sion ada yang hilang dari kamarnya nanti". Balasnya.

"Baiklah, hanya lihat" akhir Jeno dan Jaemin mengangguk.

Sampai dirumah Guanlin, Jaemin membuka pintu langsung menuju kamar Ryo. Di sudut kamar itu ada etalase kaca ukuran sedang dengan 2 tingkatan. Banyak piala tersusun rapi disana meski ukurannya berbeda. Beberapa sertifikat juga menjadi background piala itu dan medali. Jeno tercengang mematung memandanginya.

Dibacanya dengan jelas semua tulisan itu bernama 'Jung Sion', mulai dari matematika, kimia, fisika, biologi, ekonomi, sejarah bahkan ikut dalam lomba puisi, karangan, olahraga dan essay. Semua dia menangkan meski tak selalu posisi pertama.

Terselip juga nama Ryo di atas meja belajar. Papan kayu yang dibuatkan oleh Guanlin, satu sertifikat dan satu piala dia menangkan saat kelas 1 SMA. Jeno semakin terharu dengan pemandangan itu.

"Hebat banget sih dek" lirihnya.

"Semangati dia untuk lebih lama hidup Jen, jangan lagi sakiti dia, dia butuh kakak dan abangnya juga bukan hanya bubu. Ryo selalu cerita kalau dia juga selalu dibully di sekolahnya karena kematian daddymu, lindungi dia Jen, anak terakhir butuh perlindungan bukan rasa sakit". Jelas Jaemin.

"Aku sadar Na, aku sangat sadar apa yang aku lakukan, aku hanya ingin dia bisa melangkah sendiri tanpa aku lindungi dan bang Mark, aku ingin dia berani mengambil keputusan sendiri dan apapun dia lakukan sendiri tanpa ragu Na, aku akui caraku yang salah". Jeno menunduk menyesal.

Jaemin beralih memeluk Jeno untuk menenangkannya.

"Sudah, sekarang yang perlu kau lakukan adalah memberi dia semangat untuk sembuh, dia udah terbang kesana Jen, berdoalah semoga Tuhan masih mau mengembalikannya pada kita". Kata Jaemin.

Cup!!

Tanpa persiapan Jaemin mengecup bibir Jeno.

"Aku tahu kamu sayang sama dia, aku tau dia juga anak yang kuat, dia hanya perlu istirahat sekarang" sambungnya.

30 Days || OH SION (☑️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang