Prolog

6 0 0
                                    

      "Sudah selesai Sayang?" Tanyaku pelan.

      Dia menoleh.

      "Sebentar ya," balasnya sambil tersenyum manis.

      Aku tersenyum.

      "Take your time Sayang," ucapku sambil mengusap lembut kepalanya.

      Hening.

      "Cantik, pinter, pengertian, sayang sama aku," batinku dalam hati sambil memandang wajahnya.

     Aku kembali tersenyum.

      Senja, seorang perempuan yang aku temui 11 bulan lalu. Seseorang yang mampu membuat hidupku jadi lebih berwarna. Perempuan yang saat ini duduk tepat di sampingku, pacarku.

      "Sudah jadi Sayang," ucapnya tiba-tiba sambil menyodorkan tabletnya ke arahku. Membuyarkan lamunanku.

      Aku menyambutnya dengan senyuman. Mengambil tabletnya, bersiap untuk membaca cerpen yang baru selesai ia tulis.

      "Sayang, boleh aku bacain?" Tanyanya.

      "Tadi dikasihin" jawabku sambil tertawa dan mengacak-acak rambut gemas.

      Aku menyerahkan tabletnya.

     "Mau direkam?" Tanyanya lagi.

      Aku menganggukan wajahku mantap. "Iya, kaya biasanya."

      "Buat pengantar tidur," lanjutku sambil terkekeh.

      Dia tersenyum lembut, menungguku bersiap.

      "The time is yours" ucapku.
     
      Sore di taman itu berakhir dengan begitu cepat, bayangan saat wajahnya yang manis diterpa matahari senja, suara lirihnya membaca cerita, dan bagaimana aku harus kembali pulang.

      Yaahh... Setidaknya aku masih punya waktu untuk mendengar cerita-ceritanya.

༺༻

#TBC


     







You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Aug 24 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

UntitledWhere stories live. Discover now