Arena balap, atau yang pada siang hari digunakan sebagai landasan pacuan kuda itu malam ini nampak ramai. Balapan yang diadakan oleh Black Oni malam ini dikhususkan untuk kendaraan roda dua alias motor. Tak heran kebanyakan yang terlihat dipenjuru arena ini kebanyakan orang-orang dengan motornya, walau tak urung ada juga yang membawa mobilnya.
Mereka yang datang ke arena malam ini tentunya mencari kesenangan dengan adu kecepatan bersama yang lain, atau sekedar pamer modifan terbaru yang mereka lakukan pada motornya yang justru menghabiskan uang lebih banyak daripada saat membeli motornya itu sendiri.
Tersedia sebuah club juga bagi yang ingin menyenangkan diri melalui hal lain selain balapan. Tempat inilah yang menjadi tujuan dari Rhino dan Pierrot yang menyetujui ajakan River untuk ikut ke arena. Tetap mereka akan menemani dan mendukung temannya yang akan turun malam ini, tapi sembari menunggu giliran River lebih baik mereka mencari kesenangan lain, right?
"Nanti kabarin ya kalau dah mau mulai, gua kesana dulu." Rhino menepuk pundak River sembari melangkah menuju club.
Dalam sepersekian detik, Pierrot juga menyusul langkah Rhino setelah melakukan gestur yang sama, yaitu menepuk pundak River beberapa kali.
"Good luck, Bro!"
River hanya memandang kepergian dua kawannya dengan tatapan malas. "Liat aja, tuh, duaan kalau pada mabok berat, ga akan gua angkut, bodo amat."
Setelahnya River juga berlalu pergi, berjalan santai menunggu ada yang mengajaknya ngobrol atau sekedar melihat-lihat beberapa orang yang sedang flexing bahkan ada juga yang mencuri kesempatan untuk mempromosikan dagangannya mengenai engine stuff atau pernak pernik untuk hiasan body motor.
Disisi lain, terlihat sekelompok orang dengan ciri khasnya, mereka memakai varsity hitam dengan corak naga yang merembet di bagian lengan kiri. Lengkap dengan masker ataupun topeng yang menutupi wajah mereka, membuat kesan misterius yang justru menarik perhatian orang-orang di sekitar karena aura kuat yang terpancar dari penampilan mereka.
Meski terlihat sangat menarik untuk dipandang namun semua orang disana cukup tahu diri untuk tidak mendekat atau mengusik sekumpulan orang-orang misterius itu. Sampai seseorang dengan mantap melangkah bahkan berbincang santai dengan mereka.
"Akhirnya kalian nyampe juga, gua kira kalian ga jadi dateng."
"Ya kali kita ga dateng, ah lu mah. 'Kan, lu sendiri yang bilang biasanya dateng ngaret, kita mah ngikut jam terbang dia aja."
"Iya, Vin. Kita kesini 'kan, cuma buat, tuh, orang doang."
Kevin hanya terkekeh kecil menanggapi protesan kecil yang mereka layangkan padanya. "Santai aja kali disini mah, rilex dulu. Mau turun silahkan, atau mau kobam juga, tuh," ucapnya sembari mengarahkan jempolnya kebelakang punggungnya. Mengarah tepat ke arah club kecil yang bahkan dari luar pun terlihat ramai.
"Gampang itu mah, nanti aja. Sekarang yang mana orangnya?"
Kevin memeriksa jam tangan dan beralih ke arah kerumunan yang makin ramai di pinggiran arena. Sesuatu yang menarik sebentar lagi akan segera dimulai.
"Pas banget timingnya. Yuk, anaknya turun sekarang, skill driving-nya worth it buat ditonton."
Mereka mengikuti saja apa yang ingin dilakukan Kevin untuk saat ini. Namun berbeda dengan Krow yang sudah oleng kesana kemari kalau saja tidak ditahan Jaki dan Garin sudah pasti anak itu akan berpencar dari yang lain.
Riji yang melihat itu buka suara dari balik maskernya. "Tahan dikit napa lu, Krow. Gua juga gatel mau liat-liat, jing."
"Jadi pengen turun gua, Ji. Yuk turun berdua sama gua," rengek Krow.
KAMU SEDANG MEMBACA
AMBITION
FanfictionSetiap makhluk di dunia memiliki ambisi atau hasrat masing-masing dalam meraih sesuatu yang mereka dambakan. Jika terlalu gegabah, ambisi tersebut akan melahapmu dan membuatmu buta akan segalanya. Membuatmu melakukan segala cara dalam meraih tujuan...