"Obatnya diminumkan sehari tiga kali ya Bu. Sirupnya diminum sampai habis," pesan Aina pada ibu pasien terakhir yang datang ke klinik hari itu. Anak usia tiga tahun yang batuk pilek dengan gejala infeksi sekunder sinusitis bakteri*. Cuaca sekarang ini memang tidak bersahabat sehingga pasiennya hari ini agak lebih banyak.
"Walaupun sudah sembuh tetap diminumkan, Dok?" tanya sang ibu.
Aina mengangguk. "Iya, ini antibiotik Bu. Harus diminum sampai habis walaupun anaknya kelihatan seperti sudah sembuh. Kalau tidak nanti bisa kambuh lagi."
Aina sebisa mungkin menjelaskan dengan bahasa yang sederhana. Tadi dia sempat mengintip buku KIA si anak. Pendidikan sang ibu tidak terlalu tinggi jadi dia tidak bisa menggunakan bahasa seperti resistensi obat* yang tidak akan dipahami oleh orang tua pasien.
"Oh gitu ya, Dok." Si ibu manggut-manggut.
"Iya, diminum sampai habis ya. Cepet sembuh adik." Aina mengelus puncak kepala anak laki-laki dalam gendongan si ibu.
Setelah pasien terakhir itu pergi. Aina merenggangkan otot-otot tubuhnya lalu bersandar pada kursi ergonomisnya. Setiap hari rasanya lelah sekali. Pagi jam tujuh sampai jam dua pagi dia bekerja sebagai ASN di rumah sakit pemerintah. Setelah itu dia bekerja di klinik bersama milik keluarga Prawirohadjo sampai pukul tujuh malam. Setelah itu dia kadang mengisi kelas-kelas online tentang parenting atau menulis buku. Kadang sampai jam sebelas malam dia baru tidur. Besoknya dia harus bangun subuh dan bekerja kembali.
Aina menopang dagunya dan mulai berpikir. Mengapa dia bekerja sekeras ini? Padahal dia masih jomblo belum ada tanggungan keluarga. Uangnya saja sampai berlebih dan berakhir jadi koleksi tas yang harganya ratusan juta itu. Tas yang kalau dia sudah bosan langsung dia berikan secara cuma-cuma di giveaway followersnya di Instagram.
Aina teringat kata-kata sepupunya, Si Alex yang eksentrik. Dokter jiwa itu sukanya minum-minum di club malam tapi kalau ngomong suka sok agamis.
"Kamu tahu nggak semua harta kita akan dihisab?"
Alex bertanya begitu kemarin saat arisan keluarga.
"Tahu dong." Hari itu Aina mengangguk santai saja.
"Tasmu ini harganya berapa? Kalau kamu sedekahkan, bisa memberi makan berapa ratus anak yatim selama setahun? Kamu nggak takut kalau ditanya di akhirat nanti? Kamu mau jawab apa?"
Saat itu Aina yang kesal pada Alex memaki-maki dan pergi. Tapi kini, hati nuraninya mulai sadar juga. Sepertinya dia harus berhenti membeli Hermes. Atau minimal tidak membawa tas mewah saat arisan keluarga lagi. Dasar di Alex semprul! Begitu batin Aina.
Aina memikirkan kembali alasannya selama ini bekerja keras. Rasanya bukan untuk membeli koleksi tas. Aina pada dasarnya suka bekerja. Dia senang menjadi dokter anak yang bisa mengobati bayi-bayi kecil. Bisa membantu orang tua yang anaknya mengalami stunting atau gizi buruk adalah kebahagiaan baginya. Tapi sekarang rasanya dia sudah terlalu over load. Mungkin dia akan mengambil libur dulu dari klinik atau minta diatus jadwal seminggu dua kali saja? Rasanya sudah cukup dia mencari uang. Sekarang yang penting adalah mencari jodoh.
Ngomong-ngomong soal jodoh. Abang ojol yang kemarin itu belum menghubungi dia juga padahal sudah hampir lewat sehari. Kenapa ya? Karena tak punya teman curhat. Aina membuat ponselnya dan bertanya pada AI Gemini.
Mengapa seseorang pria tidak juga menghubungi padahal dia yang meminta nomor kita duluan?
Ada beberapa alasan mengapa seorang pria yang meminta nomor teleponmu tidak juga menghubungi. Meskipun terasa mengecewakan, ini adalah hal yang cukup umum terjadi. Berikut beberapa kemungkinan alasannya:
* Hanya basa-basi: Mungkin saat itu dia hanya ingin bersikap sopan atau mencoba peruntungan. Tidak semua pria yang meminta nomor telepon serius ingin menjalin hubungan lebih jauh.
* Kehilangan ketertarikan: Bisa jadi dia sempat tertarik padamu saat pertama bertemu, namun setelah memikirkannya lebih lanjut, ketertarikannya memudar.
* Sibuk: Mungkin dia sedang sibuk dengan pekerjaan, studi, atau urusan pribadi lainnya sehingga belum sempat menghubungi.
* Gugup: Beberapa orang, terutama jika mereka pemalu, merasa gugup untuk memulai percakapan lebih lanjut.
* Mungkin sedang menunggu kamu: Ada kemungkinan dia juga sedang menunggu kamu untuk menghubungi duluan.
Apa yang bisa kamu lakukan?
* Jangan terlalu berharap: Meskipun kamu berharap dia akan menghubungimu, jangan terlalu berharap. Fokuslah pada kegiatanmu sendiri dan jangan biarkan situasi ini membuatmu terlalu sedih.
* Jangan terlalu memikirkan alasannya: Mungkin sulit untuk tidak mencari tahu alasannya, namun terkadang lebih baik tidak terlalu memikirkannya.
* Jika kamu ingin tahu, cobalah hubungi dia: Jika kamu cukup berani, kamu bisa mencoba menghubunginya duluan. Namun, siapkan mental jika dia tidak merespon atau memberikan alasan yang kurang memuaskan.
* Fokus pada diri sendiri: Manfaatkan waktu ini untuk mengembangkan diri, bertemu orang-orang baru, dan melakukan hal-hal yang kamu sukai.
Ingat, satu orang yang tidak membalas pesanmu tidak berarti kamu tidak layak mendapatkan yang terbaik. Teruslah percaya diri dan jangan menyerah untuk menemukan seseorang yang benar-benar menghargai dirimu.
Apakah kamu ingin tahu lebih lanjut tentang cara mengatasi perasaan kecewa atau bagaimana membangun kepercayaan diri?Netra Aina terbeliak membaca dua kata di kata jawaban Gemini. Basa-basi? Kehilangan ketertarikan? Jangan terlalu berharap?
"Gemini! Kenapa kamu ngeselin banget sih!" ketus Aina lalu meletakkan ponselnya. Padahal AI itu adalah salah satu sahabat terbaiknya selama ini yang membantu melakukan riset dan studi literatur.
***
Halo, guys! Alex di sini. Dasar Aina Kampret! Di nasehatin malah kabur. Ya udahlah kita doakan saja Aina segera bertaubat. Ngomong-ngomong ada beberapa istilah di sini yang mungkin kalian belum mengerti akan Alex jelaskan ya.
Batuk dan pilek biasanya disebabkan oleh infeksi virus, dan pada kasus seperti ini, antibiotik tidak efektif karena antibiotik hanya bekerja melawan bakteri, bukan virus. Namun, dalam beberapa kasus, dokter mungkin meresepkan antibiotik jika ada tanda-tanda infeksi bakteri sekunder, seperti:
1. Sinusitis Bakteri: Jika gejala pilek seperti hidung tersumbat atau lendir berwarna kuning-hijau berlangsung lebih dari 10 hari, atau memburuk setelah sempat membaik, ini bisa mengindikasikan sinusitis bakteri.
2. Bronkitis Bakteri: Jika batuk berlangsung lebih dari dua minggu, atau disertai dengan demam tinggi dan lendir berwarna, dokter mungkin mencurigai bronkitis bakteri.
3. Pneumonia: Jika ada gejala seperti batuk parah, demam tinggi, menggigil, dan kesulitan bernapas, ini mungkin menunjukkan pneumonia yang bisa disebabkan oleh bakteri.Penggunaan antibiotik yang tidak tepat dapat menyebabkan resistensi bakteri, yaitu kondisi di mana bakteri menjadi kebal terhadap antibiotik, sehingga di kemudian hari antibiotik tersebut tidak lagi efektif dalam mengatasi infeksi. Oleh karena itu, penting untuk menggunakan antibiotik hanya ketika diresepkan oleh dokter setelah evaluasi yang tepat.
Sampai jumpa di chapter selanjutnya. Muach! Bye bye!
***

KAMU SEDANG MEMBACA
Terpaksa Menikahi Dokter 2 (END)
RomanceKehidupan setelah pernikahan ternyata tidak mudah. Tidak seindah di novel-novel romance. Apakah happly ever after itu ada?