10.Kabut Amarah

223 19 5
                                    

Vote And Komennya
Jangan jadi Silent Readers yaa
Happy Reading
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Bell berbunyi sedari tadi,menandakan seluruh pelajaran disekolah sebentar lagi akan usai. Ya,walaupun masih ada sejam lagi untuk memulai pelajaran terakhir.
Dengan telaten,gadis kecil ini terlihat sedang memasukan beberapa buku-buku lucu pelajarannya kedalam tas kelinci miliknya.

"Baik,terima kasih anak-anak...telah mengikuti pelajaran Miss Clarra,sampai bertemu besok"
Ujar seorang wanita cantik didepan para anak-anak kecil itu seraya tersenyum dan melambaikan tangan lalu berlalu keluar dari ruangan penuh warna itu.


Waktu sudah menunjukan pukul 10.30 pagi,itu artinya masih 30 menit lebih Ahyeon harus menunggu dijemput.

"Ahyeon,ayo keluar sama-sama!"
Pekik seorang gadis manis seraya menenteng tas miliknya lalu menghampiri Ahyeon.

"Tentu saja,ayo Rukaeonniem"
Ajak Ahyeon terdengar antusias dengan ajakan teman barunya yang satu ini.

Sudah lewat dari seminggu,Ahyeon bersekolah. Keseharian anak itu hanya diatar dan dijemput oleh sang supir-Pak Choi. Walaupun begitu,ia bahkan sama sekali tak mengeluh...hanya saja...

"Eh Ahyeon Ritta, itu Eomma dan Appa Ruka,mereka sudah menunggu. Aku duluan yah,sampai ketemu nanti!"

"Oh....o-oke,dadah"
Ahyeon melambaikan tangannya,sementara tepat disebelahnya,Ritta menatap Ahyeon dengan penuh pertanyaan.

"Ahyeon kenapa? Kok kayak sedih?"
Ucap Ritta penuh penasaran kala melihat mimik wajah Ahyeon yang berubah.

"Ah...Ahyeon tak apa kok,ayo kita beli ice cream sambil menunggu Paman Choi dan Paman Jem datang"

"Oke,ayoo".

***

Disebuah ruangan bernuansa klasik dengan warna yang tak mencolok namun elegan. Tampak seorang pria dengan Jas hitam miliknya duduk dikursi kebanggaan miliknya sembari memegang sebuah bingkai cantik dengan foto seorang wanit didalamnya.

Ia melamun,menatap dalam foto itu,air matanya menggenang...namun ia tahan agar tak jatuh.

"Aku merindukamu,Sooya"
Satu kalimat yang diucapkan oleh pria itu-Rahendra. Ia masih belum,dan menurutnya tidak akan pernah melupakan wanita yang begitu ia sayang dan ia cintai itu.

"Aku sudah membalas pembunuh sialan itu...namun,mengapa masih terasa mengganjal? Ini aneh,bisa kau beri aku petunjuk?"
Ucapnya yang masih fokus pada foto yang ada ditangannya kini.

"Sial!"

Brak!

Rahendra dengan kesal menggebrak meja kerjanya,namun dengan tanganya yang sebelah memegang bingkai itu.

Ingin sekali ia meluapkan emosinya pada barang-barang yang ada diatas meja kerjanya,namun pikirannya tiba-tiba teringat akan seorang wanita yang tinggal dirumahnya.
Setelah itu,ia meletakkan kembali bingkai itu ketenpatnya semula.

Dan entah kerasukan setan dari mana,ia malah melangkah keluar dari ruang kerjanya dan menyuruh sekretarisnya untuk melanjutkan pekerjaan yang ia tunda di diruangannya tadi. Langkah cepat pria itu melesat hingga dibasement,ia menyalankan mesin mobil lalu menancap gas menuju Mansion miliknya.

Useless Regret[REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang