☆ Chap 2 »

59 12 0
                                    

→« ᵎᵎ (⁠つ⁠•⁠˕•)つ☆ » ←

"Huh lihat itu Karina,"

"Iya. Anak gak tau diri yang asal peluk-peluk orang,"

"Otaknya hilang kali yaa?"

"Gak tahu tuh. Hih ngeri, jangan deket-deket deh,"

"Huuhh,"

Karina merutuki dirinya sendiri. Satu saja tingkah anehnya sukses membuat nama baiknya disekolah hancur begitu saja.

Semua siswa perempuan maupun laki-laki terus mengejeknya dibelakang. Karina memang tahu kesalahannya, tapi apa perlu seperti itu?

"Maaf bu, saya baru kembali dari toilet," ucap Karina penuh sopan saat kembali ke kelasnya.

Disana sudah berdiri seorang guru perempuan yang seperti tengah menjelaskan sesuatu. Tatapan semua orang langsung terfokus kearah siswa teladan yaa setidaknya sebelum rumor aneh beredar tentang dirinya.

"Ya sudah masuk sana," ucap guru itu mempersilahkan.

Dengan lesu, Karina berjalan kembali ke kursinya. Perlahan-lahan ia mencoba menerima kenyataan bahwa dirinya benar-benar kembali ke masa SMA nya.

Yosh, gue harus terima. Seinget gue ibu ini lagi jelasin materi itu, batin Karina.

"Ibu sudah jelaskan. Ada yang tak mengerti?" tanya sang Guru.

Para siswa hanya terdiam sambil menunduk. Materi kali ini memang cukup sulit. Mereka yang mendengarkan penjelasan saja kurang mengerti sepenuhnya.

"Hyunjin kau mengerti?" tanya sang Guru.

Siswa bernama Hyunjin itu sedikit mengangguk, "Mengerti Bu," ucapnya.

Benar. Sangat sial bagi Karina saat mengingat fakta, dirinya dan Hyunjin berada dikelas yang sama. Tak henti-hentinya ia merutuki dirinya sendiri dalam hati.

"Karina apa kau paham?" kali ini sang Guru bertanya pada Karina. Namun tak ada sahutan karena anak itu masih termenung mengingat beberapa kejadian tadi yang memalukan baginya.

"Karina, ibu memanggilmu," ucap Sang Guru mencoba sabar.

Namun lagi-lagi anak itu tak merespon. Membuat seisi kelas kebingungan. Yeji yang duduk tepat didepan Karina langsung menoleh dan mengisyaratkannya untuk sadar.

"Woy, Rin. Sadar, Bu Seulgi manggil lo tuh," bisik Yeji sambil menggoyang-goyangkan lengan Karina.

"Ha? Kenapa?" Yup, seperti orang bego. Karina terkejut dan sedikit berteriak saat sudah sadar dari lamunannya.

"Karina. Ibu bertanya padamu. Kau tak mendengar penjelasan Ibu?" tanya Bu Seulgi yang mulai marah.

"Ma-maaf Bu," Karina hanya bisa menunduk malu.

Bu Seulgi memberikan sebuah spidol papan tulis ke atas meja Karina dengan tatapan tajam, "Selesaikan soal didepan. Jika tak bisa, maka keluar dari kelasku," ancamnya.

Semua siswa terdiam. Soal itu memang cukup sulit. Ya tidak bagi para siswa pintar lainnya. Karina yang sebenarnya nilai pas-pasan saja pasti kesulitan dengan soal itu.

Dengan ragu, Karina mengambil spidol dan menuju kearah papan tulis. Ia memperhatikan soal-soal yang ada di papan tulis mencoba mengingat pembelajarannya dulu.

"Gak bisa, hm? Gini. Caranya lo hitung dulu nilai bagian ini. Terus masukin ke rumusnya. Bagian A ini diminta totalnya, jadi lo harus hitung pake rumus tadi...

Apa ini? Ingatan gue di kuliah! Hyunjin yang ngajarin, batin Karina.

Karina menyelesaikan soal dipapan tulis itu sembari mengingat penjelasan dari Hyunjin saat mereka kuliah. Sementara siswa lain terdiam bingung.

Setelah beberapa menit, Karina meletakkan kembali spidol itu diatas meja guru. Ia menunduk sembari menunggu penjelasan dari Bu Seulgi.

"Jawaban mu benar semua. Apa kau benar-benar mendengarkan penjelasan Ibu?" tanya Bu Seulgi.

Karina sedikit mengangguk, "Maaf Bu. Aku tak akan melamun dikelas lagi," ucapnya perlahan.

Mendengar itu Bu Seulgi kembali tersenyum. Ia menyuruh Karina kembali duduk sambil menjelaskan secara detail penyelesaian soal yang Karina tadi selesaikan.

•••

Kriing!

"Nah selesaikan tugas kalian dirumah. Kumpulkan besok pagi dimeja ibu," pamit Bu Seulgi sambil meninggalkan kelas.

Para siswa langsung mengerubungi Karina. Sebagai siswa yang nilainya pas-pasan bagaimana bisa menyelesaikan soal sulit bahkan tanpa mendengarkan penjelasan.

"Rin, gimana lo nyelesaiin nya?" tanya Yeji kebingungan.

"Lo cenayang kah?" siswa lain menambahkan.

"Weh boleh lah ajarin pr nanti,"

Berbagai reaksi siswa yang mengerubungi Karina. Sementara Karina hanya tersenyum kikuk. Tak mungkin ia menjelaskan Hyunjin pernah menjelaskannya setelah kejadian memalukan tadi sore di kantin.

"Tiba-tiba aja paham," jawab Karina asal. Ia bingung harus mencari alasan apa.

"Weh bisa gitu. Mana jawabannya sama lagi kayak Hyunjin kalo ditanya. Ck curiga kalian berdua nih memang ada apa-apa," celetuk Yeonjun.

Siswa lain mulai tersenyum aneh melirik kedua siswa yang terdiam itu. Karina hanya bisa menahan malu mengingat tingkahnya tadi.

"Rin, ikut gue," ucap Hyunjin dingin sebelum meninggalkan kelas.

Dengan ucapan Hyunjin seperti itu, semua siswa kembali menatap curiga kearah Karina.

Mampus gue, batin Karina.

"Wih mau pulang bareng ya nih kayaknya," ejek Han.

Siswa lain pun tertawa mendengar ucapan Han. Sementara Karina langsung bergegas mengambil tas miliknya dan mengejar Hyunjin.

"Heh pacaran aja diam-diam. Aneh," ejek Giselle.

"Tau tuh, seharusnya bilang aja ya, kan?" Yeonjun menggandeng tangan Yeji sambil menggendong tas miliknya dan milik Yeji.

"Ih malah bucin. Udah udah, bubar!" Giselle dan siswa lain langsung bubar layaknya tak ada percakapan sedari tadi.

"Hm iri tuh," bisik Yeonjun. Yeji hanya tertawa saja melihat tingkah pacarnya satu ini.

Sementara itu, di lorong depan sekolah. Hyunjin berdiri sambil bersandar didinding lorong menunggu Karina datang.

"Hyunjin," sapa Karina dengan nafas sedikit tersengal akibat berlarian.

"Kenapa?" tanyanya lagi saat melihat Hyunjin menatapnya aneh.

"Apa alesan lo ngelakuin hal tadi sore?" tanya Hyunjin to the point. Mendengar itu Karina sedikit terdiam. Ya ia juga bingung bagaimana menjelaskannya.

"Gue..

Hyunjin hanya menatapnya dengan tatapan dingin. Ia sebenarnya sedikit penasaran dengan tingkah Karina yang berbuat seperti itu.

"Gue bakal bilang. Tapi gak yakin lo bakal percaya," ucap Karina pada akhirnya.

Hyunjin mengernyit heran dengan perkataan Karina, "Maksud lo?" tanyanya.

Karina berdiri tegak sembari menatap langit malam. Yang mana saat itu tepat sekali saat bintang jatuh turun. Pemandangan indah yang jarang terlihat.

"Gue dari masa depan,"

»
»
»
→ To be continued ↓

Our Secret || Hyunrina [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang