"Penerus Hang Kasa, Penerus King Balakung, dan Penerus Kir'ana masih bebas berkeliaran." Kapten Separo memulai pidatonya. Okelah, kalau urusan begini, dia bisa diandalkan. Jadi, aku mendengarkan seksama. "Berdasarkan dari apa yang telah kita alami, dapat disimpulkan, para Boboiboy itu berusaha menjadi penerus dari pemilik asal masing-masing power spheranya. Beliung, dia bertahta menggantikan Kuputeri. Solar, dia melanjutkan perjuangan Retak'ka dalam merebut dan menguasai enam power sphera lainnya, dan salah satu upayanya yakni menghancurkan tujuh planet—mengabsorbsi azothnya, seperti ketika Retak'ka berkeliling untuk menyerap azoth-azoth dari Gur'latan, Rimbara, sampai Baraju. Blaze dan Ice, mereka mewarisi dendam kesumat Panglima Pyrapi dan Mas Mawais, makanya mereka berkumpul di Puncak Bakar Beku, mencoba saling membunuh, mengulang sejarah, menyelesaikan dendam leluhur-leluhurnya."
Kapten Separo mengarahkan tangan berkailnya pada papan metal dengan baut-baut shock bolt di pinggirannya, menunjuk pada potret Kir'ana, "Orang ini bernama Ki'rana, wanita berdarah Santriantar. Tidak ada yang salah dengannya, kecuali cara pandangnya terhadap Boboiboy. Aku curiga dia tidak menyambut baik kedatangan Halilintar ke Gur'latan untuk mengacau."
Aku mengalihkan pandang pada Blaze. Dia duduk di sampingku sambil memakan egg rolls berisi pasta keju. Satu tangannya memegangi tanganku. Katanya dia meminta jatah bermain denganku, karena kemarin, dia memergoki aku menyisir ranbut Solar sembari menonton perkelahiannya melawan Ice.
"Mau, Istri?" Setelah menggigit egg rollnya, dan mengunyahnya, Blaze menawari aku bekas makanannya. Aku menggeleng.
"Orang kumisan ini," Kapten Separo melingkari ujung kailnya ke kertas polaroid yang memamerkan potret Hang Kasa. "Namanya Hang Kasa. Dia temannya Retak'ka."
Jokertu berhenti mengikir kuku saat Kapten Separo menyebutkan merek 'Retak'ka', dan dia lekas meletakkan nail filenye ke meja, kemudian berkata, "Retak'ka?"
"Retak'ka. Ya." Kapten Separo membenarkan. "Hang Kasa mantan sahabatnya. Tapi tidak lagi, sekarang. Dalam profilenya, editor naskah ini mengatakan bahwa Hang Kasalah yang menyegel kuasa Retak'ka dengan power sphera Crystal. Bisa aku asumsikan, Boboiboy dalam lingkup power sphera Crystal akan terhipnotis menjadi Hang Kasa—penghancur Retak'ka. Seharusnya dia ofensif, sama seperti kasusnya Solar. Gempa dipastikan tidak bisa diajak bekerja sama apabila rombongan TAPOPS memperlihatkan muka Solar ke depan wajahnya."
"Ya, jangan bawa Solar!" Jugglenaut menyahut.
"Rencananya sih, begitu. Tapi mereka pasti bertemu. Lagi pula, Kaizo menyuruh kita mengumpulkan Boboiboy untuk disatukan kembali, sebelum Laksamana Tarung menghapus hipnotisnya melalui Katakululu yang masih buron." Kata Kapten Separo. "Membawa Solar artinya memicu keributan Gempa terhadap Solar. Tidak membawa Solar bermakna menunda keributan."
"Nah. Kalau ini, namanya King Balakung. Dia tidak berurusan dengan Penerus lain kecuali Retak'ka. Dia tidak punya ambisi terkhusus pada persoalan power sphera dan tetek bengeknya. Mari menyimpulkan, King Balakung bersifat tidak ofensif." Kapten Separo mengetuk-ngetukkan kail bajak laut di tangannya pada polaroid King Balakung. Sama seperti Retak'ka, dia juga sudah tewas. Dia tinggal di Rimbara, planet hutan rimba, planet berpasokan oksigen lebih banyak ketimbang bumi.
Aku menyipitkan mata. Ada tiga pilihan untuk diselesaikan. Halilintar, si penerus Kir'ana, Gempa, penerus Hang Kasa, dan Rimba, penerus King Balakung. Karena wajah Halilintar terlihat seperti orang santai, tidak pemarah, dan baik hati, diam-diam aku berharap kami akan pergi ke Gur'latan setelah ini.
"Rimba. Satu-satunya jenis Boboiboy yang kamu ramalkan bersifat tidak ofensif." Jugglenaut menghela napas. "Aku enggak begitu suka padanya. Tapi dia tidak ofensif, itu terdengar ... seperti keuntungan."