04.

37 23 1
                                    


🍁🍁🍁

Langkah kaki terdengar tengah menuruni tangga,seorang gadis dengan seragam lengkapnya muncul ditengah tangga sambil memainkan ponselnya.ia berjalan santai lalu menghampiri kedua orang tuanya yang tengah berada dimeja makan.

Ia meletakkan ponselnya diatas meja,lalu menerima piring berisi Sandwich yang baru saja diberikan kepadanya.

"Klarisa!?."

Gadis yang dipanggil klarisa itu mendongakkan kepalanya,menatap sang ayah yang kini duduk dihadapannya."kenapa pa?."

"Jadi,kami ada rencana buat jodohin kamu sama angkasa.kamu terima yah?."mohon sang ayah membuat gadis itu melotot dan segera menggeleng.sebenarnya ia juga tau,apa alasan menjodohkannya dengan angkasa.apalagi jika bukan karena kekuasaan?.

"Ganteng enggak,pinter juga enggak!.klarisa Nggak mau,lagian angkasa aja berandal,jorok,kelakuannya kaya anak kecil,siapa sih yang mau pacaran sama dia?."ketusnya berjalan meninggalkan ruang makan,tak lupa juga ponsel dan juga ranselnya,ia berniat untuk segera berangkat sekolah.

"Klarisa berangkat."

Matahari bersinar begitu terang siang ini,para murid tengah belajar dikelas masing-masing dengan tenang,meskipun salah satu diantaranya tengah ada yang tertidur,diam-diam memainkan ponselnya,bahkan juga ada yang tengah memakan jajannya.

Berbeda dengan murid lainnya,kelima pemuda dengan pakaian urakan tengah berdiri dihalaman sekolah,dengan salah satu kaki diangkat,dan kedua tangannya yang memegangi telinga.

Mereka menyipitkan kedua matanya,ketika sinar matahari semakin terik.burung berkicau diatas sana seolah menertawakan keadaan kelima pemuda disana.

Keringat membanjiri dahi para pemuda disana,mereka berdecak kesal.sudah berapa lama kelimanya di sana?.

"Kali ini apa salah kita pak?."tanya aji sudah mulai jengah.

"Bapak dengar kalian hancurkan gerobak milik warga? Adik kelas kalian yang lapor."

"Adik kelas yang mana?."angkasa menatap kesal kearah pak botak yang dari tadi mengawasi kelimanya."awas aja kalau ketemu bakal gue habisin."lanjut angkasa sambil memberi aba-aba dengan satu tangannya yang menggesek lehernya.

"kenapa kamu?benerin letak tangan kamu! Dan angkat tuh kaki kiri kamu!."angkasa sama sekali tak mempedulikan lagi ocehan pak botak,justru ia dengan santainya duduk berjongkok sambil berlindung diri dibawah bayangan milik bastian.

"Mentang-mentang kita sering bikin masalah,sekalinya anteng malah dituduh-tuduh gini."dumel bagas kesal.

"Mana niat kita baik,kan mau nolongin tuh kakek benerin gerobak tadi."lanjut aji dengan kesal.

Bastian menatap angkasa yang tengah berlindung di bayangannya."sabar,namanya juga anak baek."ucap bastian ikut men nimbrung.

Sedangkan rafael yang sejak tadi terdiam kini berdecak mendengar ucapan bastian.jika saja ia tak dipaksa berangkat bersama teman-teman laknat nya,ia tak akan berakhir mengenaskan seperti ini.rafael tak pernah berfikir seperti itu,meskipun sering dihukum karena perbuatan temannya,dengan suka rela ia menjalani hukuman bersama keempat temannya.

Kringggg.

Kini bel pertanda istirahat berdering dengan keras keseluruh penjuru sma darwagana,berbondong-bondong para murid keluar dari kelasnya.koridor yang awalnya nampak sepi kini dipenuhi oleh para murid,ada yang menuju kantin,toilet,perpustakaan,lapangan dan tentunya pergi sesuai kehendak masing-masing.

Gerbang besar bertuliskan sma darwagana itu perlahan terbuka dengan lebar,sebuah mobil hitam masuk kedalam,membuat semua pandangan tertuju kerah mobil itu.

From Prolog To EpilogTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang