Raja yang sedari tadi menatap ke arah figura foto keluarganya terpaksa menghentikan kegiatannya itu saat mendengar suara ketukan pada pintunya.
Dengan deheman khasnya, Raja mempersilahkan orang yang mengetuk pintu untuk masuk ke dalam.
Tepat sesuai dugaan pria itu, orang yang masuk adalah putri bungsunya, Putri Arbella. Putri yang dia telantarkan karena dicap sebagai penyebab kematian wanita yang paling dia cintai, yaitu Ratu.
"Selamat Sore, Yang Mulia. Ada gerangan apa Yang Mulia Memanggil Saya?"
"Duduk di kursi sana! Baru akan aku beritahu."
"Baik, Yang Mulia."
Secara patuh, Putri Arbella melangkah ke arah yang ditunjuk oleh raja dan menduduki kursi panjang bermotif bunga croissant yang tepinya dihiasi emas murni.
"Ini mengenai Pesta undangan dari Kerajaan Flora. Aku sedikit terkejut mendapatkan undangan dari Kerajaan yang biasanya anti untuk di kunjungi oleh kerajaan lain termasuk kerajaan kita. Tapi, tahun ini. Secara mengejutkan, putri Kerajaan Flora sepertinya mematahkan rumor itu dengan mengundang kau secara pribadi untuk datang ke sana. Sebenarnya, apa yang kau lakukan pada Putri Kerajaan Flora ketika dia berkunjung kemari? Apa kau merayunya atau mengancamnya?"
Putri Arbella yang mendengar itu merasa tersanjung dan juga bingung disaat yang bersamaan.
Kalau dipikir-pikir, dia sepertinya hanya mengobrol santai saja dengan para putri yang datang waktu itu.
Merayu? Mengancam?!
Untuk apa coba? Buang-buang waktu saja.Dia di sini juga hanya untuk membantu putri Arbella agar memiliki kehidupan lebih baik.
Yah, meski awalnya karena hanya ingin hidup nyaman dan merasakan jadi putri walau sehari. Misa juga sadar diri untuk tidak mengacaukan hidup Putri Arbella dengan bertingkah gegabah.
"Tidak ada hal aneh yang Saya lakukan, Yang Mulia. Hanya mengobrol biasa saja. Saya juga tidak memiliki jawaban atas pertanyaan Anda karena Saya sendiri juga bingung."
"Hm... Baiklah kalau begitu. Dengar baik-baik, apapun yang terjadi kau harus datang ke pesta itu. Bawa serta beberapa pelayan juga Pangeran Mitseniko bersamamu. Kali ini, jangan buat aku malu karena tingkah kekanak-kanakanmu! Apa kau mengerti?"
Misa yang berada di dalam tubuh Putri Arbella hanya mengangguk mengerti meski dia sedikit bingung pada kata 'kekanak-kanakan' yang di maksud oleh raja.
Merasa sudah cukup menjelaskan, Raja meminta Putri Arbella untuk keluar dari ruangannya karena sepertinya dia harus pergi lagi untuk mengurus sesuatu.
Tanpa banyak bicara, dengan perasaan lega Putri Arbella meninggalkan ruangan yang penuh kesesakan itu.
Entah kenapa, setiap kali dia masuk ke sana seperti ada perasaan takut yang secara naluriah menghantui dirinya.
Apa ini perasaan Putri Arbella setiap berhadapan dengan ayahnya ya? Makanya Misa selalu merasa seperti ini setiap datang kemari.
Iya, mungkin saja.
Sebab ini adalah tubuh Putri Arbella yang asli sehingga dia familiar dengan perasaan tersebut.Merasa kelelahan dengan aktivitas yang dia lakukan seharian ini, Misa memilih untuk kembali ke kamarnya saja. Mengingat hari juga mendekati waktu malam.
Jadi, dia akan memilih untuk tidur dan besok baru memikirkan bagaimana cara mendekati kakak pertama Putri Arbella yang keras kepala itu.
Baru saja mau memasuki kamar, langkah Misa terhenti saat Kakak pertama Putri Arbella menghampiri dirinya dengan langkah angkuh dan tatapan mata tajam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Redd Fairy Mission 1 : I WISH I HAD HER HAPPY LIFE
FantasíaHey.. Pernah tidak berpikir untuk menukar hidupmu dengan seseorang yang kau pikir beruntung sekali dalam hidupnya? Entah itu karena kemewahan, ciri fisik, jalan hidup, kejayaannya atau kehangatan keluarga yang dia miliki. Hingga kau berpikir, pasti...