......
Bruk! Viana terkejut saat Bianca meletakan setumpuk buku di atas meja nya dengan keras.
"Buku apa ini?" tanya Viana dengan wajah mengantuk karena tidak sengaja dia lagi ketiduran.
"Buku yang aku pinjam di perpustakaan. Tolong balikin sekarang."
Viana mengangguk patuh saja lalu segera pergi ke perpustakaan untuk mengembalikan buku tersebut, namun di sepanjang jalan Viana menjadi pusat perhatian lagi satu sekolah.
Mereka seperti ini pasti karena aku tidak datang ke lapangan belakang sekolah kemarin. Aku ingin datang tapi apa aku bisa menolak permintaan Lio?
Di saat itu seseorang siswi menyiramkan jus ke arah Viana, Viana yang tidak bisa menghindar hanya bisa memejamkan mata nya berharap seseorang datang melindungi nya.
Byurr! Suara jus di siram terdengar jelas namun Viana tidak merasakan tubuh nya basah, Viana membuka mata nya.
"Kak Lio?" Viana terkejut melihat Lio melindungi nya dari siraman jus itu, akhbar nya punggung Lio basah karena jus tersebut.
"Lio? Apa yang kamu lakukan?" tanya siswi bernama Dara itu dengan marah.
"Justru aku yang bertanya apa yang kamu lakukan?" saut Lio sinis.
Dara yang marah dan panik memilih langsung pergi dari sana, Viana menarik tangan Lio mengajak nya pergi ke ruangan lain agar tidak menjadi pusat perhatian.
"Lepaskan baju seragam kakak," perintah Viana tidak bisa memberikan Lio keluar dengan seragam kotor seperti itu.
"Kamu yakin?" tanya Lio malah menggoda.
"Iya. Aku akan bertanggung jawab membersihkan seragam Kak Lio. Sementara kakak pakai jaket ku ya," ucap Viana melepaskan jaket nya laku memberikan jaket itu pada Lio.
"Oke."
Viana berbalik badan sementara itu Lio langsung melepaskan baju nya kemudian memakai jaket pemberian Viana.
"Ini." Lio memberikan baju seragam nya yang kotor.
"Besok akan aku kembalikan, aku pastikan sudah bersih. Terima kasih tadi sudah menolong ku," ucap Viana merasa tidak enak dengan Lio.
Lio mengangguk pelan. "Kamu baik-baik saja?" tanya Lio membuat Viana heran.
"Seharusnya aku yang bertanya kamu baik-baik saja? Kenapa kamu menolong ku? Kamu akan terus kena masalah jika dekat dengan ku," tanya Viana merasa heran dengan sikap Lio.
Lio tersenyum."Memang nya aku harus ada alasan untuk menolong mu? Aku tidak peduli aku kena masalah jika dekat dengan mu," jawab Lio dengan lembut.
Dia ini sedang berpura-pura baik padaku?
Viana menghela nafas, prasangka buruk nya membuat dia memandang seseorang yang menolong nya memiliki maksud lain, Viana harap apa yang dia pikirkan bukanlah kenyataan nya.
"Lain kali abaikan saja aku," ucap Viana tegas.
Viana melangkah pergi dari sana, namun Lio langsung menghadang jalan nya membuat Viana hampir saja menabrak tubuh kekar Lio.
"Aku tidak akan mendengar ucapan mu barusan," tegas Lio.
"Kak Lio tau kan aku ini si jelek yang di benci semua orang. Kalau kamu terus dekat dengan ku yang buruk ini, aku hanya akan membuat mu masuk kedalam masalah ku," ucap Viana berusaha membuat Lio sadar jika Viana orang yang sangat tidak pantas.
Lio menggeleng. "Aku tidak peduli."
Lio menatap mata indan Viana yang tersembunyi di balik kacamata. Viana merasa posisi Lio sangat dekat dengan nya membuat Viana merasa canggung.
"Aku harus pergi ke perpustakaan sekarang."
Viana segara melangkah pergi dari sana meninggal Lio. Lio tersenyum tipis, Lio memperhatikan jaket milik Viana yang dia kenakan.
"Jaket ini tidak buruk."
.........
"Lio!"
Lio yang sedang tidur langsung membuka mata nya, Lio mengacak rambut nya dengan frustasi melihat siapa yang tengah berdiri di hadapan.
"Ada apa lagi?" tanya Lio dengan ketus.
"Kamu sudah gila?" tanya Aurora marah dengan Lio.
"Ya aku gila karena Viana. Lalu apa mau mu?" Lio menatap dingin Aurora membuat Aurora seketika terkejut.
"Lio apa yang di lakukan dia sampai membuat mu seperti ini? Kamu bukan Lio yang ku kenal," tanya Aurora dengan sangat marah.
Lio menghela nafas. "Aku seperti ini sejak dulu, tapi aku menahan nya karena mu."
Lio bangkit kehadapan Aurora.
"Kamu ini sahabat ku tapi tolong berhenti menganggu urusan ku. Aku ingin dengan siapa itu bukan urusan mu," tegas Lio kepada Aurora.
"Aku hanya tidak ingin kamu memilih pasangan yang salah. Kamu tidak buta kan? Kamu bisa lihat dengan jelas betapa buruk nya dia!" tegas Aurora mengamuk.
Satu kelas memilih pergi dari kelas meninggal kedua nya yang sedang berdebat, jujur mereka sangat terkejut dengan Aurora dan Lio yang biasa nya sangat dekat seperti sahabat rasa pasangan namun kini berbanding terbalik.
"Di mata ku dia tidak seburuk yang kamu katakan. Berhenti lan menghina nya," marah Lio yang tidak Terima jika Viana terus di hina.
"Menghina? Yang aku katakan itu fakta!"
Lio yang sudah terlalu mua memilih pergi dari sana dengan perasaan nya yang sangat berantakan.
"Lio! Aku belum selesai bicara!" teriak Aurora lantang.
Clara yang melihat pertengkaran kedua nya sudah selesai kembali masuk kedalam kelas dengan wajah datar.
"Ucapan Lio tidak salah. Terserah dia mau dekat dengan Siapa. Kalian berdua hanya sahabat kan? Tapi sikap mu seperti pacar Lio saja," seru Clara dengan mulut sinis nya.
Aurora mencengkik leher Clara membuat Clara sangat kesakitan.
"Lepaskan Aurora!" bentak Clara.
"Kamu tidak berhak ikut campur di masalah kami berdua. Tutup mulut mu dan jangan pernah bicara lagi dengan ku."
"Kau ini sebenarnya cinta dengan Aiden atau Lio?" tanya Clara dengan nada keras.
Plak! Satu tamparan keras melesat ke pipi kiri Clara membuat Clara sangat terkejut. Clara memang sangat sinis jika bicara dengan siapapun namun baru kali ini dia mendapatkan tamparan langsung dari seseorang yang dia anggap teman.
"Kau tidak bisa memiliki kedua nya," ucap Clara lalu dia melepaskan paksa cengkraman tangan Aurora.
.........
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Face
Teen FictionWajah cantik seorang perempuan adalah sebuah anugrah yang sangat sempurna, wajah cantik memberikan banyak keuntungan tapi di belakang banyak kekurangan muncul namun hanya bisa di rasakan oleh seseorang yang sudah mengalami nya langsung. Yang pertam...