Bab 10. Apartemen

17 4 3
                                    

Vote sebelum baca
.
.
.
Happy reading 🌸
___

Saat ini mereka sekeluarga tengah menikmati sarapan,semuanya diam menikmati makanannya masing-masing.Tak lama mereka pun sudah selesai makan.

"Kalian jadi pindah hari ini?"tanya Aaron.

"Iya yah."jawab keduanya bersamaan, mereka saat ini sudah berada di ruang tamu sambil menikmati tayangan tv.

"Udah selesai beres-beres nya?"tanya Yunita.

"Iya bunda."jawab Vanadya.

"Nanti jam berapa pergi nya?"tanya Aaron lagi.

"Jam 10 yah." Jawab Afandy.

SKIP.

Afandy dan Vanadya saat ini tengah berada di dalam mobil, Vanadya yang tengah menikmati pemandangan di luar jendela,sedangkan Afandy mengemudi  dengan serius.Suasana saat ini terasa canggung nan sunyi.

"Aya."panggil Afandy,memecah keheningan.

"Apa?"tanya Vanadya Tampa mengalihkan pandangannya dari luar jendela.

Mendengar pertanyaan dari istrinya,ia jadi bingung sendiri tadi ia hanya reflek memanggil karena suasana yang terasa canggung.
"Kita kapan sekolah?"entahlah pertanyaan itu tiba-tiba melintas di kepalanya.

"Terserah."ketus Vanadya dan kembali memperhatikan gedung-gedung tinggi yang menjulang,tampa menghiraukan sang suami yang tengah kesal.

'gw capek-capek nyari topik dan dengan santai nya dia jawab terserah?'batin Afandy kesal.
"Huh...sabar fan dia istri lu"gumam nya.Ia menghembuskan nafas nya kesal .Suasa kembali hening,keduanya kembali sibuk dengan dunia masing-masing.

***

Sesampainya di apartemen,mereka mulai menuju ke lantai 4, tempat dimana mereka akan tinggal.

Afandy dan Vanadya sudah berada di depan pintu apartemennya.

Klek

Pintu dibuka dan menampilkan isi apartemen yang mewah .Mereka pun mulai menuju masuk.

"Langsung beres-beres aja."cetus Vanadya.

"Kita baru sampai loh." Keluh Afandy,yang masuk asik duduk seraya menutup matanya.

"Cepat!."tekan Vanadya,sambil menarik tangan suaminya.Dengan terpaksa Afandy mulai menuruti ucapan istrinya.

***

Kini jam mulai menunjukkan pukul 16:00 pekerjaan mereka pun telah selesai.Mereka tengah beristirahat di sofa.

"Buatin makanan gih"suruh Afandy,cacing-cacing di perut nya mulai mendemo meminta makanan.

"Siapa lo?"tanya Vanadya, melirik sinis Afandy.

"Suami kamu lah."jawab Afandy santai.
"Cepat gih, kalo aku mati kelaparan kamu mau jadi janda?"gurau Afandy.

"Mau lah,masa nggak."gercep Vanadya.

"Cepat ih,masa kamu tega sama suami kamu."rengek Afandy,yang membuat Vanadya spontan beranjak dari duduk nya,malas melihat Afandy yang bersikap begitu.

"YANG ENAK YA SAYANG"goda Afandy sambil berteriak.

"BACOT!!."balas Vanadya.

Vanadya pun mulai berkutad dengan alat masaknya dengan serius. Ia hanya memasak nasi goreng sebab bahan bahan di kulkas hanya sedikit.

"Anjing."kaget Vanadya,siapa yang tidak kaget coba Vanadya yang tengah serius memasak tiba-tiba dikejutkan dengan tangan kekar  yang sudah melingkari pinggang nya.

"Heh...itu mulut nya minta dicium yaa."kata Afandy,menaruh dagu nya di bahu Vanadya.

"Lepas bangke!"geram Vanadya,ia berusaha melepaskan tangan yang bertengger di pinggang nya.Dan yaa ia berhasil menyingkirkan tangan Afandy.

"Kenapa di lepas sih"kesal Afandy.

"Ganggu."ujar Vanadya,dan kembali berkutad dengan masakan nya.

Dengan lesu Afandy mulai berjalan ke meja makan,dan mulai memperhatikan istri cuek nya.Karena bosan Afandy mulai menenggelamkan wajah nya ke lipatan tangan nya.Tak berselang lama Vanadya mulai menyajikan masakannya di meja makan.

"Bangun."cetus Vanadya, Afandy yang mendengar ucapan istrinya mulai mengangkat wajah nya.

"Wahh...kayaknya enak nih."antusias Afandy,mulai mengambil nasi goreng dan ayam goreng, mulai menyuapkan kedalam mulutnya.

"Enak."puji Afandy,dan kembali menikmati makanan nya.Vanadya pun sama ia juga mulai menikmati makanan nya dengan khidmat.

"Alhamdulillah...kenyang."ucap Afandy,sambil mengelus perutnya.

Vanadya berdiri berniat mencuci piring,namun di tahan oleh Afandy. Vanadya mengangkat alis nya sebelah seolah-olah mengisyaratkan pertanyaan.

Afandy yang mengerti maksud Vanadya pun mulai berucap "aku aja yang cuci piring,kamu pasti capek udah masak tadi."pengertian sekali kan laki-laki satu ini.
"Kamu kekamar aja Sana."lanjutnya.

Dengan senang hati Vanadya pun menyetujui ucapan Afandy,dan mulai berjalan ke kamar mereka.Kamar cuma satu makanya mereka satu kamar.Dan
Afandy mulai melakukan pekerjaan nya.

___

Halo gayss

Jangan lupa vote

Babayyy👋🏻.
















AfanadyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang