13. Explosive I
Jane terbangun dengan kepala yang terasa tidak seberat semalam, namun kini Jane merasakan berat pada bagian lain di tubuhnya yaitu pinggangnya.
Kelopak mata Jane bergerak, matanya terbuka dan menyadari bahwa ia tidak sendirian di ranjangnya, ada tangan yang melingkari pinggangnya dan ada kepala yang tenggelam di ceruk lehernya.
Sekelebat bayangan buram tentang semalam muncul di kepala Jane, membuat Jane sontak menggerakkan kepalanya mundur menjauh dari sosok laki-laki yang memeluknya untuk melihat dengan baik apakah benar yang tengah memeluknya adalah orang yang ia kira.
Rambut blonde yang acak-acakan itu yang jadi buktinya, membuat Jane menggerakkan tangannya mendorong sosok Dalton menjauh darinya namun alih-alih terlepas, pelukan Dalton pada pinggang Jane justru semakin mengetat dan perlahan kelopak mata Dalton bergerak terbuka, menunjukkan iris tajamnya yang berwarna biru tersebut, yang menatap tajam ke arah Jane sebelum sudut bibir Dalton terangkat ke atas membentuk senyuman miring.
Seolah tengah mengejek wajah terkejut Jane.
"Good morning, Kiska." bisik Dalton dengan suara seraknya, iris biru Dalton bergerak ke bawah dan lama memandang ke sana membuat Jane menunduk mengikuti arah pandangan Dalton.
Mata Jane melebar begitu ia menyadari ia tidak mengenakan pakaian apapun, secara spontan tangan Jane bergerak menampar Dalton dengan keras, hingga pelukan Dalton pada pinggang Jane terlepas karena tangan Dalton dengan cepat bergerak menyentuh pipinya yang Jane tampar.
Jane memanfaatkan kesempatan tersebut untuk turun dari ranjang dan menarik selimut untuk menutupi tubuh telanjangnya.
"Aw.." desah Dalton seraya mengusap pipinya yang memerah dan terdapat jejak tangan Jane di sana, Dalton meringis kesakitan namun itu hanya sejenak, begitu pandangannya bertemu kembali dengan Jane, Dalton kembali tersenyum miring seraya memperhatikan Jane dari ujung kepala hingga ujung kaki.
"How cute, kemarin juga kau bereaksi sama, menutupi tubuhmu setelah kau menyerangku, perlu kau ketahui sayang, meski tertutupi oleh selimut pun aku tetap hapal seluk tubuhmu, aku telah melihat semuanya, menyentuh semuanya, dan merasakan semuanya dengan lidahku langsung." Dalton melipat kedua tangannya di depan dada, mengabaikan pipinya yang masih terdapat bekas tamparan Jane.
"Apa yang kau lakukan padaku?!" Tanya Jane seraya menatap tajam Dalton.
"Aku menyelamatkanmu dari kematian, kau tertidur atau lebih tepatnya pingsan di bath tub, kalau bukan karena aku sudah jelas kau tidak akan bisa bangun dari tidurmu dan menampar pipiku dengan tangan pedasmu itu."
Jane menatap Dalton dengan tatapan curiga, ia tidak percaya dengan kalimat yang keluar dari mulut Dalton, namun Jane juga tidak merasakan perasaan aneh pada tubuhnya, tidak ada rasa pegal di bagian bawahnya, tidak ada rasa basah dan lengket, tidak ada tanda baru, justru kepala Jane terasa lebih ringan dibandingkan kemarin.
"Bagaimana kau bisa masuk?" Jane kembali melempar pertanyaan kepada Dalton, cara Dalton masuk ke dalam apartemennya masih jadi misteri, jelas-jelas Jane mengganti passcode apartemennya, juga menghadang handle pintu dari dalam menggunakan kursi sehingga tidak bisa diputar dari luar tapi tetap saja Dalton bisa masuk.
Tidak mungkin Dalton masuk melalui jendela, apartemen yang Jane tinggali berada di lantai 8.
"Simpel, hanya perlu melepaskan daun pintu apartemenmu walau sedikit bising dan mendapatkan teguran dari kedua tetanggamu, tapi begitu aku memberikan mereka uang tutup mulut mereka berhenti protes, hanya perlu melepasnya dan memasangnya kembali menggunakan tangan-tangan ahli yang ku sewa." Jawab Dalton seraya mengangkat bahunya santai.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHATTERED
RomanceDalton Ludovic Konstantine bertemu kembali dengan cinta pertamanya semasa SMA yaitu Jane Austyn yang sekarang bekerja sebagai petinju dengan nama samaran Rabbit Punch. Dalton dibuat bingung namun juga terpesona untuk ke sekian kalinya oleh Jane saat...