Chapter 15 - Kembali

77 14 5
                                    

Happy Reading🏹

Halfoy tahu persis ke mana Savior membawa langkahnya pergi, dan meskipun begitu ia memilih untuk tidak menahan atau menyusulnya. Ia tahu Savior mungkin membutuhkan waktu sendiri, mungkin ada sesuatu yang harus diselesaikannya dengan wanita itu—Bibi Anne. Ia hanya duduk di teras kastil, sembari menunggu Savior kembali.

Beberapa saat kemudian, suara langkah kaki terdengar mendekat. Savior akhirnya kembali, wajahnya tampak lebih tenang meskipun jelas ada sesuatu yang masih mengganjal di benaknya. Ia berjalan pelan, lalu duduk di samping Halfoy di teras, keduanya terdiam sejenak, menatap langit malam yang penuh bintang. Ada perasaan lega yang menyelimuti mereka, hanya sedikit karena ada satu masalah lagi yang harus diselesaikan.

“Halfoy, bagaimana caranya untuk kau bisa mengingat mantra pengembali ingatan itu?” tanya Savior akhirnya, ada nada berat dari suaranya.

Halfoy menoleh, menatap wajah Savior yang tampak lelah. Sebuah pertanyaan yang sederhana, namun jawabannya terasa sangat jauh dari jangkauan. Tanpa berkata apa-apa, Halfoy berdiri dan pergi meninggalkan Savior, masuk ke dalam kastil untuk mengambil sebuah buku yang terlihat berharga, namun kini terasa kosong karena ada sesuatu di dalamnya yang menghilang.

Dengan hati-hati, Halfoy mengambil buku itu, merasakan dinginnya kulit sampul yang pernah ia pegang dengan penuh harapan. Ia kembali ke teras, duduk di samping Savior, dan menyerahkan buku itu kepadanya. Di dalam buku itu, Halfoy tahu ada jawaban yang mereka cari, tapi entah mengapa, jawaban itu sekarang hilang tanpa jejak.

Savior menerima buku itu tanpa ragu, matanya perlahan membaca halaman yang telah Halfoy buka. Di halaman itu, tertulis mantra penghilang ingatan, sesuatu yang Halfoy pernah tulis setelah mendapatkannya dari mimpi.

“Aku mengetahui mantra itu dari mimpi, lalu aku tuliskan ketika bangun,” kata Halfoy pelan.

Savior lantas membuka halaman-halaman selanjutnya, berharap menemukan sesuatu yang mereka cari. Namun, ketika Halfoy melihat apa yang Savior lakukan, ia segera menghentikannya.

“Aku tidak tahu bagaimana itu terjadi, tapi mantra pengembali ingatan itu... hilang. Dan aku benar-benar tidak bisa mengingatnya,” kata Halfoy, suaranya hampir berbisik, seolah-olah mengatakan itu membuatnya semakin terbebani.

Savior menghela napas kasar, frustrasi mulai terlihat jelas di wajahnya. “Hanya dengan mengembalikan ingatan semua orang tentang Caspian, dia bisa kembali ke Neverland,” katanya, lebih kepada dirinya sendiri, mencoba memahami situasi yang semakin rumit.

Halfoy mengerti betapa pentingnya mantra tersebut, namun kebingungannya semakin mendalam. Bagaimana bisa sesuatu yang pernah ia tulis dengan jelas kini menghilang tanpa jejak? Pikiran itu terus berputar di kepalanya, seperti teka-teki yang tak bisa ia pecahkan. Ia ingin bertanya pada Savior bagaimana laki-laki itu bisa begitu yakin dengan alasan ini, namun kini satu pertanyaan yang benar-benar mengganggu pikirannya hanyalah—bagaimana caranya mengembalikan ingatan itu?

Halfoy menunduk, merasa kalah oleh ketidakmampuannya sendiri. Savior, yang merasa tidak ada lagi yang bisa dibicarakan, memilih untuk berlalu dari sana setelah mengembalikan buku tersebut kepada Halfoy. Setelah Savior pergi, Halfoy tetap duduk di tempatnya, menatap buku di tangannya dengan tatapan kosong, dan kembali menyalahkan dirinya sendiri.

“Kumohon, setidaknya biarkan aku untuk mengingat mantra itu,” ucapnya lirih, entah memohon pada siapa, dengan mata yang menatap lembaran kosong yang seharusnya menyimpan mantra pengembali ingatan tersebut.

Sementara itu, Savior kembali ke dalam kamar Caspian. Langkah-langkahnya lambat, seolah setiap langkah membawa beban yang semakin berat. Sesampainya di sana, ia langsung menuju tempat tidur Caspian. Namun, alih-alih duduk di atasnya, Savior memilih untuk duduk di lantai, bersandar di ranjang.

𝐀𝐫𝐫𝐨𝐰 𝐨𝐟 𝐕𝐞𝐧𝐠𝐞𝐚𝐧𝐜𝐞 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang