38° Egois

4 1 0
                                    

Sudah selesai dengan sesi foto mandiri yang dibagi jadi dua kubu, ada yang di foto oleh kak Fauzan dan ada yang difoto oleh teman kak Fauzan.

Kini giliran foto grup berisikan 6 orang, seharusnya. Biar tidak terlalu perih didalam satu frame. Tetapi ketiga laki-laki yang dekat dengan circle Rainsha mau ikut bergabung jadi lah sekarang hanya untuk panitia diperbolehkan. Selebihnya tetap 6 orang tidak lebih.

"Rada ke kiri lagi"

"Senyumnya yang tulus ya"

"Arahin dong kak gayanya"

"Gua depan"

"Gua pendek malah di belakang, yang depan nunduk"

Sudah dibilang bukan, sembilan orang terlalu banyak bila digabungkan menjadi satu frame kamera, entah ada yang tertutup ataupun gayanya terkesan jadi menumpuk.

Tapi setelah banyak perdebatan dan diskusi mendadak foto panitia ditambah 3 laki-laki itu selesai dilanjut dengan yang lain.

Foto di grup ini paling banyak karena previllage sebagai bagian dari panitia kata Kak Fauzan, pindah background pun sampai 5 kali karena masih merasa kurang puas.

Selama foto Nethan se berusaha mungkin untuk dekat dengan Rainsha, ada satu tema dimana 3 laki-laki itu memegang payung sebagai properti dan Nethan memayungi Rainsha sudah pasti.

Ada juga pose bergaya photoshoot majalah mereka berdiri berjajar secara horizontal dan saling bersadar satu sama lain seperti domino. Nethan menempatkan diri disamping kanan Rainsha dimana pundaknya dan kepala Rainsha sangat pas bila di gabungkan, tingginya yang terbilang pas untuk seorang laki-laki dan Rainsha yang sedang memakai high heels.

Setelah grup mereka selesai di foto, Kak Fauzan langsung berpindah grup untuk menyelesaikan perkerjaan hari ini agar cepat kelar sedangkan mereka ber sembilan mengistirahatkan diri duduk di kursi kayu menunggu pesanan makanan sampai.

"Than masih ada di pojokan yang kosong kenapa mesti nyempil gini sih?" Hanna protes karena Nethan menggeser posisi nya yang daritadi sudah berada di samping kanan Rainsha

"Gua mau deket sama Rainsha"

"Gua disana aja lah" Yoga pergi menuju beenbag yang berada di bawah pohon besar diikuti oleh Putri

Di meja itu mereka bermain kartu uno yang disediakan oleh cafe untuk pengunjung. Rasa makanan nya pun tidak ada yang spesial, seperti biasa saja, standar.

"Than foto yuk"

"Hah serius lu ngajak gua Sha?" Ucapan tiba-tiba Rainsha terdengar sangat mustahil di kuping Nethan

"Emang ada lagi yg gua panggil Than disini selain lu?"

Rainsha berdiri mengajak Icha sebagai fotografer, Nethan juga berdiri dengan semangat. Selama mereka foto banyak pasang mata yang menyaksikan kejadian langka seperti ini. Pasalnya Rainsha tipe perempuan yang tidak asal foto berdua dengan laki-laki disekolahnya, hanya saat bersama dengan circlenya atau laki-laki nya yang meminta duluan.

Sebagai panitia walaupun acaranya sudah selesai mereka pulang paling terakhir, mengurus cafe maupun sedikit berbincang dengan Kak Fauzan untuk foto dengan tema kedua.

Sudah pada pulang, hanya tersisa 6 panitia beserta Nethan dan Awan.

"Wan lu balik bareng Rainsha aja sana kan searah tuh" Ucap Lia

"Gausah Li, gua bisa naik ojek online"

"Sekali doang kayaknya ga masalah Sha, soalnya searah kan rumah kalian" Sahut Lolo mendukung pendapat Lia

"Ayo Sha gua anter" Kini giliran Awan yang ikut membujuk Rainsha

"Gua sama lu kan Than?" Tanya Putri pada Nethan "Gua kan tadi berangkatnya sama lu"

Rainsha bingung harus menerima tawaran Awan atau tidak, dia sebenarnya tidak ingin menambah masalah lagi di hidupnya.

"Udah Sha lu sama gua"

Mereka berjalan beriringan kearah parkir motor yang berada di depan cafe persis.

"Guys duluan!" Motor Awan dan Nethan melaju lebih dulu dibanding teman circlenya

Di perjalanan Rainsha diam tidak berniat membuka topik pembicaraan, rasanya ia ingin cepat sampai rumah agar tidak berduaan dengan Awan seperti ini.

"Lu kenapa Sha ga kepikiran buat pacaran?"

"Banyak loh anak sekolah kita yang suka sama lu, termasuk gua"

"Gua udah suka sama orang"

Tidak sepenuhnya bohong perkataan Rainsha ini, ia memang suka sama satu orang tapi sangat sulit untuk digapai.

"Anak sekolah kita?"

Rainsha juga pernah dengar dari beberapa adik kelas yang sering nongkrong di warung babeh, tempat perkumpulan anak cowok sekolah mereka kalau Awan sering bilang disana Rainsha sudah ia suka dari sejak awal mereka masuk sekolah, tidak boleh sampe ada yang mendekati Rainsha. Karena walaupun Rainsha menolak Awan berkali kali tetap perempuan itu milik dia. Dia tidak akan rela adik kelasnya mendekati Rainsha apalagi sampai jadian.

"Gatau"

Rainsha ingin Awan tahu, ia risih dengan sikap Awan yang seakan akan mengekang pergaulan Rainsha tanpa perempuan itu sadari.

"Jangan sama temen gua Sha, mereka brengsek"

"Jangan juga sama anak sekolah kita mau adik kelas atau alumni"

"Lu kenapa sih Wan? apa alesan lu ngelarang gua kayak gitu?"

"Ya karna gua suka sama lu Rainsha! gua ga rela gua yang suka sama lu dari awal tapi mereka yang dapetin lu"

"Lu egois Wan kalo gitu"

"Iya emang gua egois Sha kalo tentang lu"

Rainsha tidak pernah memberikan harapan pada laki-laki tapi mereka seringkali terobsesi untuk mendapatkan hatinya, Rainsha benci fakta itu. Saat ia dijadikan bahan obsesi seseorang hanya karena dirinya sulit untuk didekati.

Bahkan Rainsha pernah dimaki-maki oleh orang yang terobsesi dengannya hanya karena perempuan itu menolak untuk diajak bertemu. Cowok yang ia kenal pada saat SMP hingga sekarang masih terobsesi.

"Gua kurang apa sih Sha dimata lu?"

"Gua ga suka sama lu Awan, harus gua paksain perasaan gua jadi suka sama lu? harus gua terima lu cuma atas dasar kasihan?"

"Sisi gua yang mana yang lu gasuka Sha? kasih tau gua biar gua ubah itu"

"Katanya cewek suka sama cowok baik, gua berprestasi kalo dibandingkan Nethan, gua ga pernah macem macem kayak Yoga, terus apa lagi yang lu cari Sha?"

"Iya gua akuin lu baik, lu baik banget Wan tapi gua ngeliat lu cuma sebagai temen ga lebih"

"Tolong hargain keputusan gua Wan"

Rainsha sudah bingung harus menjelaskan bagaimana lagi pada Awan yang terlihat sangat ingin memilikinya, ia tidak suka dengan Awan dan dia tidak ingin jadi perempuan jahat yang nerima orang hanya karena kasihan.

"Gua bakal tetep nunggu lu suka sama gua Sha"

"Banyak yang suka sama lu Wan, banyak perempuan yang bisa sayang sama lu ga kayak gua jangan nungguin gua"

"Gua juga mau lu bahagia Wan ga terus terusan ngerasa sakit karena gua ga bisa nerima lu"







Rainsha [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang