Ujian sekolah telah dilaksanakan selama 2 hari dan tersisa hari ini saja. Hari ini juga ada praktek komputer untuk menambah nilai mereka setelah selesai ujian sekolah.
Terasa sangat ketat ujian kali ini karena guru trauma karena saat penilaian tengah semester (PTS) kemarin ada kejadian soal bocor di anak kelas 11 sehari sebelum ujian, entah bagaimana caranya.
Kelas 12 sempat menjadi sasaran juga karena ada salah satu murid kelas 12 yang terlibat disana, dia menerima soal yang akan keluar pada hari itu.
Baru hari pertama pts namun sudah dihebohkan oleh kejadian itu, semua murid ditahan di sekolah dan dinterogasi satu persatu oleh guru untuk memecahkan akar masalah.
Beruntung masalah sudah selesai dan yang ikut terlibat sudah diberikan hukuman.
Ujian sekolah dilaksanakan di laboratorium komputer, sudah pasti yang menurut Rainsha paling sulit adalah pelajaran matematika.
Sudah ia hitung selama 20 menit untuk satu soal ternyata jawaban yang ia dapat tidak pernah ada di pilihan gandanya, apa tidak kesal?
Berakhirlah capcipcup, dia hanya bisa mengandalkan keberuntungan. Waktu yang diberikan juga tidak banyak menurutnya.
"Pak udah selesai nih boleh di send ga?" Tanya Yoga tiba tiba saat 20 menit akan selesai
"Boleh tapi tetep di bangku ya, kamu emang udah yakin banget bakal bagus nilainya?" Tanya pengawas heran pasalnya ini adalah ujian akhir mereka "Masih ada waktu buat mengerjakan, kmaj masih bisa memeriksa kembali jawabanmu"
"Pasrah itu pak dia" Sahut yang lain
"Iya pak saya udah pusing banget ini, yang bisa cuma Rainsha sama Icha doang kalo begini soalnya"
"Gua juga pusing ini" Sahut Rainsha pada Yoga
"Sepusing pusing nya lu ya Sha, tetep nilainya bagus"
Begitulah tidak ada yang percaya kalau Rainsha benar benar pusing dan muak sekarang, pada tidak tahu saja daritadi Rainsha menghitung sesuatu yang tidak ada jawabannya.
Pengawas hari ini lagi santai jadi mereka lebih bisa berbicara dan tidak tegang pada saat sedang ujian, mereka juga sudah 70 persen selesai.
"Sha jangan galau gitu dong" Icha menyenggol Rainsha yang berjalan di sebelahnya
Icha sudah dia ceritakan tentang semalam. Iya yang buat pertama dan terakhir kalinya Rainsha confess secara ga langsung dan berakhir ditolak.
Mereka sudah selesai melaksanakan ujian sekolah terakhir, hasilnya mereka serahkan pada yang diatas saja. Yang penting mereka sudah berusaha semaksimal mungkin.
Jarak waktu dari ujian sekolah ke praktek komputer cukup lama dan mereka memilih untuk keluar dari laboratorium komputer, tidak lupa nongkrong di warung ibu.
"Siapa yang galau sih" Memang terlihat beda Rainsha hari ini jadi lebih banyak diam, mungkin karena masih terbawa sedih yang kemarin
Untungnya perempuan itu bukan tipe yang berlarut-larut dalam kesedihan apalagi kalau alasannya laki-laki, menurutnya sangat tidak penting.
"Kenapa emang si Rainsha Cha?" Tanya Yoga penasaran
"Iya gua juga gatau ceritanya nih" Sahut Hanna
"Ditolak pas confess dia"
"DEMI APA?!"
"SAMA SIAPA!"
"KOK BISA?"
"KAPAN??"Seketika pertanyaan beruntun dari teman circlenya membuat tangga berisik, padahal masih ada kelas yang melaksanakan pembelajaran. Untung tidak ada guru yang menegur mereka.
"Oh ini alesan lu mukanya sembap sama lemes dari pagi?" Tanya Nethan yang berjalan di samping Rainsha
"Iyaa gua ditolak sama Ayung, kemaren gua pas balik nanya hubungan gua sama dia apa terus dijawab temen aja" Klarifikasi dari Rainsha terdengar di kuping teman temannya
"Keliatan banget emang?" Tanya Rainsha pada Nethan
"Keliatan banget" Nethan mengelus puncak kepala perempuan disamping nya dengan penuh kasih sayang "Jangan sedih sedih Sha"
"Udahlah Than gas" Ucap Lia asal yang membuat Nethan kaget mendengarnya
Berbeda dengan pandangan Rainsha yang menangkap hal lain. "Oh yang lu ceritain sama gua waktu itu ya Than? mau lu tembak sekarang?"
Dia pikir Nethan akan mendekati atau bahkan menembak salah satu teman circlenya nya sekarang.
"Ngga Sha ngga"
"Eh gimana kalo balik sekolah nanti kita kemana gitu" Usul Putri pada yang lain
"Ke taman kali ya sekali sekali, seru ga sih"
"Nah boleh, please lu semua bisa!" Paksa Putri "Terakhiran"
Tidak ada jajanan seperti biasa saat jam istirahat hari ini karena masih bulan puasa tetapi mereka tetap nongkrong di warung ibu.
"Sha ceritain dong gimana kemaren" Lia masih penasaran dengan cerita detailnya
"Gitu aja sih sebenernya, gua nanya sebenernya gua sama dia itu apa terus dia bilang temen kan? jangan dibawa serius"
"Lu kok tiba tiba kepikiran buat nembak dia sih Sha?"
"Gatau gua asal nyeplos aja, mungkin karena udah terlalu gajelas kali ya hubungannya"
"Yaudah Sha jangan dipikirin lagi ya, masih banyak kok yang mau sama lu" Sahut Icha prihatin
"Iya gua juga welcome sih Sha" Sahut Yoga
"Rainsha nya yang gamau Yog" Ceplos Lolo spontan membuat laki-laki itu tertohok dan Putri menahan ledakan tawanya, hanya dia sepertinya yang tahu perasaan Yoga
"Buka mata Sha, ada kok orang yang sayang sama lu tulus" Ucap Lia berusaha menyadarkan temannya yang keras kepala
"Ekhem, gua nemuin adik kelas dulu" Nethan gugup mendengar ucapan serius Lia yang terkesan membelanya "Stop mikirin cowok gajelas kayak gitu Sha"
"Iya bawel"
Ucapan Lia membuat Rainsha berfikir keras, siapa yang dimaksud temannya itu? apakah Lia juga mengenal orang yang disebutkannya tadi?
Hanya beberapa tes komputer saja dalam praktek kali ini dan semua anak kelas 12 bisa melewatinya tanpa hambatan serius.
"Ayo lah jadiin" Putri yang semangat saat praktek komputer selesai langsung menyambangi teman temannya
"Ayo, kita bertiga naik angkot aja nanti kalian disana duluan" Sahut Icha
Seperti biasanya Lia dengan Awan, Putri dengan Yoga dan Rainsha dengan Nethan.
Tiga anggota psikocak yang lain naik angkot untuk sampai di taman yang mereka maksud.
"Bogor kalo sore gini adem banget ya Than!" Rainsha menghirup dalam udara segar yang berada di sekitarnya, masih banyak pohon besar yang menjadikan jalanan adem dan sejuk "Apalagi daerah sini"
"Lu kalo lagi sedih jangan denial gitu Sha" Nethan sadar Rainsha hanya berusaha mengalihkan pikirannya dari kesedihan kemarin
"Gua beneran udah gapapa tau Than, lu gatau aja gua gampang move on orangnya"
"Semoga kita lulus dengan nilai terbaik ya Than"
Rainsha terus menerus berbicara berbagai hal random di jalan menuju taman dan Nethan yang senantiasa menjadi pendengar yang baik untuk perempuan dibelakangnya.
Ada ayunan, perosotan, jungkat jungkit yang menjadi fasilitas di taman. Tidak ada pengunjung lain selain mereka. Kegiatan yang sangat jarang mereka lakukan, biasanya mereka hanya pergi ke cafe.
Ternyata taman juga seru untuk menghabiskan waktu bersama orang terdekat, lebih memberikan kesan dan tidak membosankan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rainsha [END]
Teen Fiction"Acting lu bagus juga" Bisik Nethan pada Rainsha "Mereka pada percaya gitu aja" "Acting apa sih Than?" "Makan dulu roti bakarnya, nangis juga butuh tenaga" "Gausah terlalu peka bisa? hargain usaha gua di toilet 30 menit buat redain ni bengkak" ...