05

20 4 2
                                    

CERITA DENGAN GENRE THRILLER, MISTERI, DAN DARK ROMANCE.

PERINGATAN: BANYAK SEKALI ADEGAN KEKERASAN, UMPATAN KASAR, ADEGAN BERDARAH, DAN LAIN SEBAGAINYA. DIHARAPKAN UNTUK PEMBACA BISA BERTINDAK BIJAK DALAM MENERIMA INFORMASI. PEMBACA DIHARAPKAN BERUMUR 17 TAHUN KE ATAS DEMI KENYAMANAN MASING-MASING.

CERITA INI HANYALAH FIKSI BELAKA, SAMA SEKALI TIDAK BERHUBUNGAN DENGAN APA PUN.

SERI KEDUA DARI BOOK MAYARA.

SERI KEDUA DARI BOOK MAYARA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

||• EPISODE 05 •||
.

.

.

"Huek," Zayyan kembali muntah. Mengeluarkan cairan bening bak air dari dalam mulutnya.

Dia merasa mual. Semalam suntuk Zayyan tak bisa tidur dengan nyenyak. Alih-alih tertidur, ketika dia mencoba untuk menutup mata, di saat yang bersamaan bayangan gelap itu berusaha menelan dirinya. Benar-benar menyebalkan.

Sekarang dia hanya bisa berdiam diri di bawah pohon besar, entah apa namanya. Pohon itu berada di samping sungai. Karena Zayyan juga memerlukan air untuk membersihkan diri, maka dari itulah dia berada di sana sekarang.

Setelah membersihkan diri dari darah, Zayyan hanya bisa termenung saja. Tidak ada seseorang yang bisa dia mintai tolong. Zayyan tidak pernah mengenal siapa pun selain keluarganya. Bagaimana cara Zayyan untuk meminta bantuan orang lain?

Sebelum berhasil meminta bantuan, pasti orang itu akan lari terbirit-birit. Siapa yang akan menolong seorang pembunuh seperti dirinya ini? Tidak akan ada yang bersedia.

Zayyan harus bagaimana?

Dagunya mendongak sejenak, memandangi hamparan langit yang mulai memancarkan cahaya. Tak terasa hari telah berganti. Semalaman dia berjalan tanpa arah. Bahkan setelah dia bebas pun rasanya seperti tidak ada perubahan. Dia tetap terkekang.

Beralih menoleh pada sungai yang mengalir, Zayyan kembali hanyut pada pikirannya. Sejak awal, dia memang tidak normal. Zayyan sudah curiga. Dia mencurigai Ayahnya. Sebenarnya tujuan sang Ayah itu apa?

"Dari banyaknya barang yang ada di rumah, kenapa aku bawa pisau ini ya?" Mengangkat pisau tepat di hadapan mata, Zayyan bergumam lirih.

Dia memandangi pisau tersebut dengan datar. Kemudian Zayyan mulai merasa aneh. Kalau dipikir-pikir, pisau itu terasa lebih ringan jika dibandingkan dengan pisau dapur. Gagangnya terbuat dari aluminium.

Daripada disebut sebagai pisau, sepertinya akan jauh lebih tepat jika disebut sebagai belati. Karena senjata itu memiliki dua sisi yang sama tajamnya. Satu sisi bagian bawah terlihat lurus seperti biasa, sedangkan sisi bagian atasnya terlihat bergerigi.

Malam yang Mengintai [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang