chapter 七

81 16 6
                                    

HAPPY READING

07






Beberapa waktu berlalu sejak Kaninus berlangsung. Fakultas mereka berhasil meraih posisi runner up pada pertandingan voli tahun ini, meskipun pada pertandingan terakhir, beberapa pemain tetap digantikan oleh pemain cadangan karena beberapa hal, salah satunya Seungmin, yang mengalami cedera pada jemarinya dan tidak memungkinkan untuk bermain di pertandingan terakhir.

Namun, setelah acara itu, angkatan 2019 pun mulai fokus kepada perkuliahan karena tak bisa dipungkiri, semakin naik semesternya, semakin besar niat dan usaha yang harus mereka kumpulkan demi mendapatkan IP yang bagus. Apalagi Felixia, mahasiswi yang cukup ambisius dan perfeksionis, serta mengharapkan segala yang terbaik dalam perjalanannya mendapatkan gelar dokter gigi. Lagipula, tinggal tiga semester lagi sebelum dia resmi mendapatkan sarjana kedokteran gigi dan memulai langkah lainnya, yaitu koas.

Tak banyak yang berubah dari Seungmin. Lelaki itu masih sering tidur ketika kuliah dan sengaja berlindung di balik mahasiswa yang memiliki badan tembok. Tak heran, lelaki itu masih sering mendapat nilai yang anjlok ketika ujian. Namun, Felixia akui, Seungmin cukup bagus dalam praktikum, terutama jika mengkaji mengenai tenaga dan keterampilan tangan yang dia punya. Seperti yang kita tahu, kedokteran gigi itu memerlukan tiga hal, yaitu otak, mental, dan keterampilan. Tangan dan jemari adalah organ tubuh penting dalam jalannya praktik yang akan dilakukan. Jujur saja, Felixia mungkin memang bagus di teori, tapi dia cukup kacau di praktikum. Dia tak memiliki keterampilan sebagus Seungmin.

Namun, melalui pengamatan Felixia, ada banyak mahasiswa laki-laki di angkatannya yang tak terlalu bagus di teori, tapi bagus di praktikum, seperti ketika membuat gigi tiruan, patung gigi dari wax, coping wax, dan masih banyak lagi. Felixia paling benci jika sudah berurusan dengan kawat klamer karena tangannya tak cukup kuat membengkokkan benda tersebut dan berakhir dengan luka pada jemarinya. Namun, bagi mahasiswa laki-laki, itu adalah hal yang kecil karena mereka memiliki tenaga yang lebih besar.

Felixia menghela napasnya, membaca buku yang di hadapannya dengan pikiran yang awang-awang. Dia sedikit mengkhawatirkan masa depan dan mimpinya.

Plak.

Felixia kaget sekaligus meringis sakit ketika Seungmin baru saja datang dari belakang, menggeplak kepalanya dengan botol air mineral, lalu duduk di kursi yang ada di depan meja Felixia, menatap perempuan itu dengan tatapan polos, sedangkan Felixia sudah memasang wajah kesal sejak dia menyadari keberadaan Seungmin.

"Sialan, itu muka apa namanya?" Seungmin menahan tawanya. "Gorila sedang menahan buang air besar?"

Felixia melayangkan bukunya ke arah Seungmin, membuat lelaki itu meringis kecil, meskipun masih tertawa mengejek Felixia. Seungmin pun mengernyitkan dahinya ketika dia melihat apa yang sedang Felixia lakukan. "Kamu sedang apa?"

"Belajar," jawab Felixia. "Untuk UAS minggu depan."

"Lah, iya, blok ini sudah mau habis," kata Seungmin. "Tidak terasa."

Felixia tersenyum manis. "Iya, dong. Soalnya, kamu tidur terus kalau sedang kuliah, makanya tidak terasa."

Seungmin ikut melemparkan senyuman lebarnya dengan polos, membuat keinginan Felixia untuk memakan lelaki menyebalkan ini semakin besar.

"Yah, setiap orang kan punya mimpi yang berbeda-beda kan," ujar Seungmin, membuka botol air mineralnya, lalu meneguk benda tersebut. "Mimpi kamu dan aku sudah pasti beda. Tidak heran kamu ambisius, aku tidak."

You Are the Apple of My EyesWhere stories live. Discover now