Malam Orang Gila

14 0 0
                                    

"bersulang!"

Suara gelas beradu menggema didalam ruangan persegi yang tak terlalu lebar tersebut. Ruangan yang hanya memiliki luas empat kali lima meter itu diisi oleh enam orang pemuda yang sedang merayakan keberhasilan atas acara malam ini, dengan beberapa botol bir dan soju di atas meja. Mereka sudah legal tentu saja, berusia dua puluhan dan sedang menempuh pendidikan perguruan tinggi.

Mereka adalah lima pemuda yang disatukan dalam satu grup band bernama Line, yang awalnya terbentuk karena hobi semata. Akhir akhir ini mereka cukup dikenal dan menerima beberapa permintaan untuk tampil pada acara acara tertentu. Satu pemuda lagi adalah teman dekat mereka berlima.

Penerangan yang hanya mengandalkan lampu LED pada sudut sudut dinding membuat salah satu diantara mereka merogoh tasnya agak panik. pria dengan ciri mata kucing itu mencari cari ponselnya yang tak ia cek sama sekali sejak sore tadi sebelum acara di mulai. Terlalu fokus pada acara atau konser malam ini, hingga tak menghiraukan barang penting miliknya.

Ia kemudian bangkit menuju saklar untuk menghidupkan lampu utama, menggantikan lampu kecil yang tak terlalu berguna tersebut.

"Yaa Jungwon! Silau tahu!"

Tindakannya mengundang keluhan dari teman temannya. Karena mata mereka sudah terbiasa dengan remang remang, menghidupkan lampu utama secara tiba tiba terasa seperti melihat petir didepan mata.

Pria bermata kucing atau Jungwon kembali mengobrak abrik isi tasnya. Kali ini, ia menuang seluruh isi tas hitamnya yang memiliki beragam isi dari charger, uang koin, dompet, sampai sampah bungkus permen- namun ia tetap tak menemukan ponsel miliknya. Jungwon mendengus kasar hingga mengundang teman temannya untuk menoleh. Lima pemuda yang masih tetap duduk di kursi itu beradu pandang satu sama lain dengan wajah datar, yang artinya 'apalagi yang hilang kali ini?'

"Apa sih yang kau cari cari?" Tanya drummer pada band mereka, Niki.

Jungwon tak langsung menjawab. Ia meletakkan kedua tangannya di pinggang dan berjalan menghampiri meja. Tangannya meraih sebotol soju yang tinggal seperempat-

"aku tidak menemukan ponselku"

-kemudian menenggaknya habis.

Jungwon kembali duduk di sofa, kakinya kirinya ia angkat kemudian diletakkan ke paha kanannya. Ia mengedarkan pandangan ke seluruh sisi ruangan sambil mengingat ingat kembali dimana terakhir kali meletakkan benda pipih tersebut. Aroma asap rokok bercampur anggur mengudara pada ruang berkumpul mereka, membuat pemuda diatas sofa itu menghela napas- tidak terlalu menyukai bebauan ini.

Akhirnya manager sekaligus sub-vocalist pada band, Riwoo, melakukan panggilan pada ponsel Jungwon yang agak lama baru dijawab oleh seseorang di seberang. Suaranya agak berat, berbicara dengan bahasa campuran Inggris.

Riwoo yang pertama kali memulai pembicaraan tersebut menanyakan siapa orang tersebut dan bagaimana ponsel jungwon bisa ada padanya. Namun sepertinya pemegang ponsel tersebut tidak dalam kondisi waras, atau lebih jelasnya sedang mabuk. Riwoo kewalahan menanyainya karena hanya akan dijawab racauan tidak jelas mengenai target, projek, dan hal lainnya yang tentu saja tidak ia pahami- apalagi orang tersebut mencampur bahasanya dengan bahasa Inggris semakin membuatnya pusing.

Jungwon mengambil alih ponsel Riwoo, mencoba bertanya kembali dengan baik baik walaupun ia sudah setengah kesal. Baru saja ia mengucapkan "Halo-"
panggilan terputus.

Alis jungwon menukik tanda kekesalannya yang memuncak, ia bersumpah dalam hatinya akan menghajar pria yang telah mencuri ponselnya tersebut. Jungwon mengambil seluruh barangnya, kemudian dengan cepat meninggalkan ruangan. Ia sangat lelah hari ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 21 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Salty BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang