Jadi pengantin baru harusnya adalah hal yang sangat menyenangkan bagi semua orang, tapi tidak bagi Naruto. Bagaimana tidak, baru tiga minggu menikah dengan kekasih cantiknya yang sudah di pacarinya selama lima tahun. Dan seharusnya mereka masih dalam suasana indahnya berbulan madu, tapi dengan teganya, sang ayah menyuruh Naruto masuk kantor segera, tanpa memikirkan burung anaknya yang sudah lama tidak mengunjungi sarangnya karena pulang larut malam setiap hari.
Sepanjang minggu di tempat kerja, Naruto memiliki rutinitas yang sangat tidak masuk akal, dengan dokumen yang menggunung yang harus dia pelajari dan tanda tangani segera. Pria itu selalu pulang terlambat, bahkan tanpa sempat makan dengan normal dirumah, karena merasa lelah dan langsung jatuh tertidur, tentu saja tanpa sempat menyentuh Hinata, Istrinya tercinta.
Tapi beruntung akhirnya semua masalah pada pekerjaan di kantor bisa dia selesaikan dan bisa mengambil liburan atau cuti dari sang ayah yang memang layak dan sudah ditunggu-tunggu pria itu. Jadi sekarang yang ada di benak Naruto hanya memimpikan satu hal. Yaitu, tentu saja tentang Hinata miliknya.
Istri manisnya yang seksi itu selalu
menunggunya di malam hari, sekarang dia berharap untuk bisa melihatnya sesegera mungkin walaupun ini masih jam sepuluh pagi, karena memang dia tidak pulang dari kantor semalam. Pria itu hampir melompat kegirangan dan berlari pulang kerumah untuk bertemu istrinya sesegera mungkin.**********
Ketika Naruto sampai di rumah, pria itu merasakan bau pasta yang di rebus di dapur, sepertinya Hinata sedang membuat sarapan, apa wanita itu juga terlambat bangun pagi ini ?
Melihat ke arah dapur, wanita itu tidak ada disana, dan sebagai tanggapan bau itu, perut Naruto berbunyi pelan, tanda memang dia juga sedikit kelaparan karena belum sarapan apapun, tetapi untuk sekarang tujuannya adalah sesuatu yang lain.
Sinar matahari yang cerah menerangi kamar tidur mereka, di mana Hinata sekarang duduk di tepi tempat tidur yang besar itu dengan masih melipat- lipat pakaian bersih mereka yang baru saja kering dari mesin cuci. Rambut gelap sutranya yang panjang tergerai sampai pinggul, wanita itu hanya menggunakan T-shirt tipis dengan kerah V-neck yang memperlihatkan lekukan dadanya yang menantang tanpa dalaman, dan celana pendek memperlihatkan kaki rampingnya yang putih mulus, yang di rapatkan satu sama lainnya.
Terlihat sangat menggoda di mata Naruto, namun wanita itu sama sekali tidak menyadari kedatangan awal suaminya.
Ketika Hinata akhirnya mendengar suara bising di dekat pintu, "Aku pulang". Wanita itu berdiri dari duduknya, menjawab salam suaminya dan tersenyum manis menyambut pria itu.
Naruto dengan cepat mendekat dan meraih bibir istrinya untuk di berikan lumatan dalam walaupun hanya sebentar, dia rindu sekali dengan wanita ini, walaupun setiap hari memang bertemu di rumah, tapi untuk sekedar bermanja-manja dengan Hinata dia tidak sempat. Hinata terkekeh menerima serangan mendadak dari suaminya itu.
Pria itu dengan cepat melepaskan pakaiannya, untuk berganti dengan pakaian rumahan. Naruto, saat ini dirinya hanya mengenakan celana pendek rumahan dengan atasan yang dibiarkan telanjang, memperlihatkan dada bidangnya yang kata Hinata sangat wanita itu sukai.
"Aku mendapatkan cuti dari ayah sayang," Naruto tersenyum bahagia, yang mana Hinata mengangkat alisnya karena sedikit terkejut. Tumben ayah mertuanya itu berbaik hati pada suaminya.
"Benarkah? Syukurlah kalau begitu, kau bisa istirahat dirumah. Berapa lama?" Wanita cantik itu bertanya pada suaminya dengan membelai lembut bahu Naruto, sebenarnya dia kasihan dengan pria itu karena pulang larut malam dalam seminggu ini, padahal mereka pengantin baru.
Naruto menarik istrinya ke atas ranjang dan mengajak wanita itu berbaring bersama, Hinata tidak menolak, wanita itu menarik selimut untuk menutupi diri mereka, mungkin Naruto ingin istirahat sekarang dan dia akan menemani pria itu sebentar.